P. S. I Hate You 32

1359 Words

“Waah.. ini pelecehan namanya,” protes Adri tidak terima, di sampingnya Bian berdiri dengan kedua tangan disilangkan di d**a ikutan mengangguk-angguk. Itu Bian nafssu sekali ngangguknya, kenceng banget. Di depan Adri dan Bian ada Fateh yang duduk. Terlihat sedang dihakimi oleh kedua sahabatnya tapi sebenarnya tidak ada yang bisa menghakimi dirinya. Fateh terlahir hanya untuk menghakimi dan tidak sebaliknya. Oh iya, ngomong-ngomong sekarang mereka bertiga berada di cafenya Adri. Tempat paling aman karena Papanya Bian tidak akan meuncul sekali lima belas menit dan mengganggu mereka. Dalam satu setengah jam terakhir di rumah Bian saja Adri dan Fateh sudah beberapa kali keluar rumah. Beliin Papa Erwin bandrek lah, beliin gorengan, beliin obat nyeri otot, bahkan sempat-sempatnya Papa menyuruh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD