CLG | CHAPTER 19

1050 Words
“Sekarang, pegang kedua pinggiran celanaku. Lalu tarik ke bawah.” Iris menggenggam kiri dan kanan pinggang celana Gavin, memejamkan matanya kemudian menariknya ke bawah. Selesai, Iris bernafas lega. “Boxer juga.” Sontak Iris mendongak menatap Gavin tidak percaya. “Kenapa harus malu? Kita suami istri, Sayang. Tidak mungkin bukan aku meminta bantuan dengan orang lain...” Iris menghembuskan nafas kesal lalu mengulang kembali hal tadi. Biar bagaimana pun Iris memfokuskan matanya ke pinggiran boxer Gavin, ia masih bisa melihat sesuatu yang menggelembung lewat ujung matanya. Tidak ingin berlama-lama, ia segera memegang pinggiran boxer, memejamkan matanya lalu menariknya ke bawah. Tepat saat itu, pintu terbuka mendadak. Belum sempat Iris melihat siapa yang datang, sebuah selimut sudah menutup seluruh kepalanya bersama kebanggaan Gavin. Oh Tuhan, Iris tidak dapat bernafas! Pintu terbuka menampilkan posisinya yang sangat tidak sulit untuk diartikan. Gavin tanpa sehelai pakaian duduk di pinggir ranjang. Sebuah selimut menutupi daerah pribadi Gavin. Kemudian tubuh yang Tiffany tahu itu adalah Iris berada di bawah Gavin, setengah tubuhnya tertutup selimut. Tiffany menatap Gavin yang balas menatapnya tapi tidak menunjukkan ingin menghentikan tindakan mereka di depan Tiffany. Tiffany tercengang. Peganggannya pada handle pintu terlalu kencang, bahkan ia menggenggamnya dengan sangat kuat. Jantungnya terasa sesak bahkan matanya mulai kebas. Iris terlihat bergerak-gerak di dalam selimut membuat Tiffany berpikir jika wanita jalang itu sedang bekerja dengan giat memuaskan Gavin tanpa memedulikan suara pintu terbuka. Tiffany menggigit mulut bagian dalamnya dan berkata, “Sepertinya aku mengganggu kalian...” Setelah percoban kesekian kalinya, akhirnya Iris bisa keluar dan bernafas. Ia menoleh di mana Tiffany berdiri. “Apa yang kau lakukan di sini, Tiffany? Ini sudah malam.” Tiffany mencoba yang terbaik untuk tersenyum. “Aku ingin memberikan dokumen yang harus ditanda tangani Gavin. Ini mengenai ulang tahun Mikhail Group.” Ulang tahun Mikhail Group? Kenapa Iris baru tahu sekarang? Gavin sama sekali tidak membahas hal itu dengannya membuat Iris mendengus dengan dingin. Sepertinya memang benar Gavin sangat benci dengannya. Mungkin saja di hari besar itu ia akan membawa Tiffany sebagai pendampingnya, bukan Iris. Detik berikutnya, Iris terkejut dengan pemikirannya sendiri. Kenapa dia harus kesal dengan hal tidak penting itu? Ada atau tidak adanya Iris di sisi Gavin nanti untuk apa Iris permasalahkan? Ada atau tidak adanya Tiffany di sisi Gavin juga bukanlah urusannya. Jika mereka memang akan pergi bersama, Iris tidak perlu peduli. Bukankah ia akan senang, berada di rumah sendirian selepas bekerja. Menonton bersama Minah atau menghabiskan waktunya bersama Nenek. Oh .... Itu akan menyenangkan! Sangat sangat lebih menyenangkan dari pada harus ke acara formal bersama Gavin! “Letak saja di sana. Besok pagi akan aku tanda tangani, Tiffany.” Gavin berkata. Tiffany terdiam sejenak sebelum mengangguk. “Baiklah.” Tiffany meletakkan berkas yang ia bawa di meja panjang di sebelahnya seraya berkata, “Kau harus ingat, Iris... Gavis sedang sakit. Tidak seharusnya kau menggoda orang sakit.” “Apa yang aku lakukan terhadap suamiku tidak ada hubungannya denganmu, Tiffany.” Iris berkata dengan dingin membuat Tiffany mematung. Wanita itu menolehkan kepalanya perlahan dan melihat wajah Iris yang penuh senyum manis. “Jika tidak ada lagi, kau bisa keluar supaya aku bisa mengurus Gavin. Oh iya, jangan lupa tutup lagi pintunya, Tiffany.” Wajah Tiffany yang tadinya pucat menjadi merah karena menahan marah. Ia melihat Gavin yang tidak bersuara membuatnya kecewa dan marah. Dengan kuat ia menutup pintu. Iris menatap pintu dengan datar. ‘Gavis sedang sakit. Tidak seharusnya menggodanya.’ Menggoda Gavin?! oh ayolah .... Iris menolong pria malang ini menyeka tubuhnya, bukan menggodanya! Beraninya wanita bermuka dua itu mengatakan hal yang tidak-tidak tentang Iris. Iris semakin membenci penyihir itu. Perkataan Tiffany terus terngiang-ngiang di kepalanya membuat Iris marah. Ia berdiri dan beranjak dari sana. Gavin melihat kepergian Iris bertanya, “Mau ke mana? Ini belum selesai—” “Lakukan sendiri.” Iris pergi ke walk in closet dan mengambil satu set baju tidur untuk Gavin. Meletakkannya di sebelah Gavin kemudian pergi ke kamar mandi menuju wastafel untuk mencuci tangannya, tanpa melirik Gavin. Gavin hanya bisa menghembuskan nafas pelan lalu memakai pakaiannya setelah menyeka tubuh bagian bawahnya sendiri. Gavin melihat Iris keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju pintu kamar. Ia berujar, “Kunci saja pintunya supaya tidak ada yang masuk tanpa izin.” Di depan pintu, Iris terdiam sejenak. Ia hampir saja ingin keluar dan tidur di kamar Minah. Bergerak mengunci pintunya, ia kemudian berbaring di samping Gavin, membelakangi pria itu. Setelah itu, Gavin memeluk pinggang Iris yang tegang lalu memejamkan matanya. Mengingat Gavin sedang sakit, pria itu tidak akan melakukan tindakan yang lebih jauh, bukan? Akhirnya, Iris melepaskan kewaspadaannya dan memejamkan matanya. “Aku melupakan itu ....” Iris terlihat kebingungan walau tidak menghadap Gavin. “Kurang dari dua bulan lagi akan ada acara besar di perusahaan. Ulang tahun Mikhail Group. Semua pebisnis dan orang-orang berpengaruh akan datang dan mencoba menjatuhkanku. Ergh .... Sangat menyebalkan. Aku harap aku tidak ingin hadir.” Gavin bergumam dengan mata tertutup. “Ngomong- ngomong, aku juga akan mengundang teman-temanmu.” Iris dengan tidak yakin berkata, “.... Bukankah kau bisa menaklukkan mereka?” Gavin tersenyum. “Ya, kau benar. Tapi jika mereka tahu kelemahanku adalah istriku yang cantik dan berharga, mungkin bukan hanya sekedar menaklukkan mereka .... Mungkin saja aku akan menghancurkan mereka. Jadi, Iris, aku memintamu untuk selalu mengatakan padaku dengan cepat jika ada sesuatu yang mencurigakan, oke?” Gavin berkata dengan tenang seolah tidak ada makna dalam perkataannya. Itu merupakan gombalan terburuk yang pernah Iris dengar sepanjang hidupnya. Iris harus memutar matanya mendengar itu. Dia adalah kelemahannya? Oh please, yang benar saja. Mungkin maksudnya adalah Tiffany. Mana mungkin dia ingin berjuang menghancurkan mereka yang menganggu Iris. Pria itu akan berjalan lurus tanpa repot-repot untuk menolong Iris. Setelah mendengar deru nafas yang teratur, Iris mendorong lengan Gavin di pinggang kecilnya. Ia sedikit menjauh dari Gavin lalu memejamkan matanya dan tertidur lelap. *** Hari ini adalah hari ke lima Gavin sakit. Ya, pria itu masih sakit. 5 hari telah berlalu namun Gavin tidak menunjukkan perkembangan kesehatannya. Bukan hanya Iris yang merasakan keanehan yang terjadi, seluruh keluarga Mikhail pun merasakan hal yang sama. Setiap Gavin sakit, ia tidak akan pernah absen ke kantor. Pria itu hanya akan istirahat sejenak di ruang pribadinya di kantor sebelum kembali bekerja hingga malam. Tapi sekarang Gavin sedikit aneh, dia sudah tidak masuk kerja selama 5 hari berturut-turut dikarenakan sakit perut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD