PART 38

1846 Words

Geundis tertegun begitu melihat Davin yang sedang naik di atas motornya kini berhenti tepat di depannya yang memang disuruh menunggu di belakang rumah sakit. Sengaja tidak lewat depan karena khawatir ada yang memergoki. Jadilah mereka sepakat untuk berangkat dari belakang rumah sakit di mana di sana biasanya sepi, jarang ada orang yang lewat. Tatapan Geundis tertuju pada motor tua milik Davin. Pria itu ternyata sangat sederhana, jauh berbeda dengan Aarav yang bisa dibilang kaya sehingga memiliki mobil mewah.  “Cepat naik,” ucap Davin karena Geundis hanya terdiam sambil menatapnya seolah lupa cara berkedip. “Kenapa? Kamu gak mau naik motor ini?”  Geundis menggelengkan kepala. “Nggak kok, aku mau.” Geundis pun cepat-cepat naik ke motor Davin. “Pegangan yang erat, ya.” Belum sempat Geundi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD