Geundis dan Aarav kini sudah berdiri tepat di depan pintu yang seharusnya merupakan kamar Susi. Tentu bukan tanpa alasan mereka bisa mengetahui kamar itu milik Susi karena sebelumnya mereka telah mencaritahu dengan bertanya pada security yang berjaga di posko dekat gerbang. Kost-an itu tampaknya cukup elit karena ada security yang berjaga dan lingkungan area kost juga tampak nyaman, bersih, rapi dan luas. Geundis dan Aarav saling berpandangan, sebelum akhirnya Geundis memberanikan diri untuk mengangkat tangan dan mengetuk pintu kamar Susi. Satu kali sampai tiga kali ketukan, tak terdengar sahutan ataupun tanda-tanda pintu akan dibuka, sampai Aarav yang mulai kesal ikut membantu Geundis mengetuk pintu. “Sebentar!” Suara sahutan itu pun akhirnya mengalun, terdengar suara seorang wanit