Membantu Rara

1338 Words
Keseharian Bella masih terlihat sibuk. Bahkan, wanita itu seakan tidak memiliki waktu hanya sekedar untuk makan saing. Seperti halnya hari ini, dia terlihat sudah berada di ruangan atasannya yang sekaligus kakak laki-lakinya. “Ini rencana anggaran dan program kerja untuk seminggu ke depan, Pak,” ucap Bella sambil menyodorkan sebuah map pada CEO muda tersebut. Wanita itu memang selalu membuat rencana bulanan dan mingguan berharap untuk mempermudah kontrolnya. Oleh karena itu, akhrinya Dirga juga meminta pada semua kepala divisi untuk membuat laporan seperti punya adik perempuannya. “Kamu udah makan siang?” tanya Dirga. Pria itu bertanya pada adik perempuannya sambil membubuhkan tanda tangannya. Sebagai seorang kakak, dirinya harus bisa memastikan kesehatan sang adik. “Nanti sekalian di luar aja, Pak,” jawab Bella. Memang setelah dirinya menghadap atasannya, dia akan langsung berangkat ke tempat seminar. Atasannya juga telah memberikannya ijin untuk mengembangkan karirnya di dunia seminar. Meskipun begitu, wanita itu tidak mau seenaknya. Dia tetap bersikap profesional. Dia akan menuntaskan kewajibannya di perusahaan sebelum pergi. Dirga merasa bangga dengan adik perempuannya. Meskipun wanita itu tumbuh dengan penuh kasih sayang, tidak membuat wanita itu menjadi gadis manja dan egois. Bahkan, sekarang sikap adiknya bisa menjadi contoh untuk karyawan yang lainnya. “Ada seminar lagi?” tanya Dirga sambil mengembalikan map yang telah dia tanda tangani pada Bella. “Iya, Pak,” jawab Bella singkat. CEO muda yang terkanal dingin dan arogan itu pun langsung menatap wajah adik perempuannya. Pria itu tahu jika akhir-akhir ini adiknya sangat sibuk. Sebagai seorang kakak, tentu dirinya mengkhawatirkan kesehatan sang adik. “Jangan terlalu memaksakan diri, jaga kesehatan kamu. Kami semua nggak pingin kamu jatuh sakit karena kelelahan,” ucap Dirga. Mendengar nasehat dari kakak laki-lakinya seketika Bella menyunggingkan senyumannya. Dia tahu jika kakaknya tidak akan membiarkannya mengabaikan kesehatannya. “Baik, Pak. Kalau tidak ada lagi saya permisi,” ucap Bella kemudian. Jika waktunya tidak mepet, mungkin wanita akan berlama-lama berada di ruangan kakaknya. Bahkan, jika perlu dia akan makan siang bersama dengan Dirga. Setelah itu Bella tampak keluar dari ruangan atasan setelah melihat CEO-nya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Tampak Bella berjalan dengan agak terburu-buru menuju ke ruangannya kembali. Di ruangannya tampak asistennya sedang merapikan mejanya. Nolla berniat membantu atasannya untuk membereskan barang-barang atasannya. Tak memerlukan waktu lama akhirnya semuanya telah siap. Meja atasannya juga telah rapi kembali. Barang-barang yang hendak mereka bawa pun juga sudah disiapkan semuanya oleh Nolla. “Kita berangkat sekarang, Bu?” tanya Nolla. “Iya …,” jawab Bella setelah meletakkan berkas yang dia bawa di lemari penyimpanan khusus berkas. Wanita cantik itu juga tak lupa mengunci lemari yang terbuat dari besi tersebut. Setelah itu kedua wanita berparas cantik itu meninggalkan kantor untuk menuju tempat acara. *** Di sebuah resto tampak seorang pria bermata tajam setajam mata elang duduk dengan angkuhnya. Di dekatnya duduk pria tampan berkacamata. Di hadapan mereka tampak duduk seorang wanita cantik dan seorang pria paruh baya. Sesuai dengan janjinya, Ibra ingin membantu proses perceraian mantan kekasihnya agar bisa cepat selesai. Maka dari itu, pria itu menyewa jasa pengacara terkenal yang selalu sukses menangani kasus perceraian. “Kenalkan saya Indra, Pengacara yang di minta Tuan Ibra untuk membantu perceraian Bu Rara,” ucap laki-laki yang bernama Indra. “Saya Rara. Saya hanya ingin proses ini cepat selesai, Pak Indra. Jujur aja, saya udah lelah karena suami saya selalu mengulur dengan berbagai alasan,” ucap Rara. Kemudian pengacara tersebut meminta agar Rara menceritakan secara detail semua permasalahannya agar pria itu bisa mengambil langkah untuk mengadapi suami dari klien-nya ini. “Bu Rara tenang aja, kasus yang seperti ibu hadapi ini nanti pasti akan menang dengan mudah. Bukti kekerasan dan perselingkuhan yang suami Ibu lakukan juga sudah lebih dari cukup dan itu akan membuat suami Ibu tidak bisa mengelak. Ibu juga tidak perlu datang ke pengadilan karena cukup dengan surat kuasa ini semuanya serahkan pada saya,” ucap Indra dengan panjang lebar. Mendengar ucapan dari lelaki yang ada di hadapannya seketika membuat Ibra menyunggingkan senyum tipisnya. Bahkan, sangking tipisnya tidak ada yang menyadari senyuman tersebut. Pria tampan itu memang sengaja meminta bantuan Indra karena pria paruh baya itu sudah sangat berpengalaman menangani kasus seperti ini. Bahkan, pengacara yang terkenal dengan bayaran mahal itu juga menjadi langganan para artis. Setelah pembicaraan inti permasalahan, mereka berempat makan siang bersama. Setelah selesai dengan urusannya mereka pun kembali melanjutkan aktifitasnya masing-masing. Rara memang sengaja memilih tempat makan yang dekat dengan rumah sakit tempat dia bekerja karena agar tidak memakan waktu lama dalam perjalanan. Selama dalam perjalanan kembali ke rumah sakit, wanita itu tampak terlihat senang. “Sebentar lagi semuanya akan selesai, dan tidak akan ada lagi yang menjadi penghalangku,” ucapnya pada dirinya sendiri. Setelah mengatakan itu, ia pun lantas bernyanyi mengikuti lagu yang dia putar di mobilnya. Kali ini hatinya benar-benar dalam kondisi sangat baik. Berbeda dengan Ibra, pria tampan itu tampak melamun sambil memandang ke luar jendela. Sejak tadi pagi, Seno melihat atasan yang sekaligus sahabat baiknya sering diam seakan sedang memikirkan sesuatu. Seperti kali ini, pria tampan berkacamata itu melirik boss-nya dari kaca spion yang ada di atasnya. Lagi-lagi, boss-nya terlihat melamun. Sebagai seorang bawahan, tentu dirinya tidak mungkin berani bertanya masalah apa yang sedang mengganggu pikiran sang atasan, sedangkan sebagai seorang sahabat, dirinnya juga tidak berani bertanya karena sudah bisa di pastikan dia tidak akan mendapatkan jawabannya, kecuali jika sahabatnya membuka mulutnya sendiri untuk bercerita padanya. “Sen … kalau perempuan berubah jadi cuek itu kenapa, ya?” tanya Ibra dengan tiba-tiba. Seno yang mendengar pertannyaan dari sahabat sekaligus atasannya tersebut sempat menyunggingkan senyumannya. Detik kemudian, pria berkacamata itu melirik kembali atasannya melalui kaca spion di atasnya. “Memangnya kesalahan apa yang Boss lakukan?” tanya Seno balik. Dia tidak bisa menyimpulkan sesuatu jika belum mengetahui akar permasalahannya. Kali ini dia bisa menebak jika telah terjadi sesuatu di dalam rumah tangga atasannya. Ibra yang mendengar pertanyaan dari asistennya seketika menatap Seno dari kaca spion yang ada di atas pria berkacamata tersebut. Kali tatapan keduanya tampak saling beradu. Kemudian tampak Ibra berpikir sejenak untuk mencari kesalahan yang dia lakukan, tapi tetap kepalanya tidak menemukannya. “Saya merasa tidak ada melakukan kesalahan apa pun,” ucap Ibra kemudian sambil menghela napas panjangnya. Memang dia akui, meskipun istrinya cuek padanya, wanita cantik itu masih menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dengan sangat baik. Tapi dia yang sudah terbiasa mendengar celotehan istrinya, akhir-akhir ini seakan dia sedang berhadapan dengan sosok lain. “Biasanya seorang wanita akan diam jika harga dirinya sudah terluka tanpa kita sadari. Bahkan, kita dituntut untuk jadi cenayang, kita harus tau apa yang menyebabkan dia marah. Intinya kita harus peka terhadapa pasangan!” ucap Seno dengan panjang lebar. Tampak Ibra sedang meresapi apa yang diucapkan oleh asisten yang sekaligus sahabatnya. Selama dirinya menjadi suami Bella, dia merasa selalu peka. Deg …! Tiba-tiba dia teringat kejadian pada malam itu. Di mana dia menepis kasar tangan sang istri ketika wanita itu ingin menempelkan telapak tangannya di dahinya. ‘Apa mungkin gara-gara itu?’ ucapnya dalam hati. Hatinya tiba-tiba merasa tidak enak. Jantungnya juga berdetak tak karuan. Ada rasa penyesalan yang mendadak keluar dari dalam. Seketika dirinya merindukan istri cantiknya. Lelaki itu baru menyadari jika akhir-akhir ini hubungannya dengan wanita yang berstatus sebagai istri sah-nya sudah terasa jauh. Kemudian tampak Ibra mengambil ponselnya dari saku jas-nya. Pria itu tampak sedang mencari kontak seseorang yang ingin dia hubungi. Namun, hanya ada nada tunggu yang dia dengar. Sekali lagi dia mencoba menghubungi kontak yang sama kembali. Lagi-lagi hanya terdengar nada tunggu. Pria itu pun mendengus sambil menatap layar ponselnya. Seno yang mendengar atasannya mendengus seketika melihatnya kembali melalui kaca spion yang ada di atasnya. Tampak raut wajah boss-nya sedang sedang menahan kesal. Pria berkacamata itu tahu siapa yang bisa membuat mood atasannya bisa berubah dengan cepat. Ya … hanya ada satu orang yang bisa menjungkir balikan hati atasan sekaligus sahabatnya itu. Siapa lagi kalau bukan istri cantiknya. Melihat itu Seno pun langsung menyunggingkan sudut bibirnya. Memang dia akui jika istri sahabatnya itu bukan hanya baik dan ramah, tapi wanita itu juga sangat cantik. Tak heran jika banyak pembicaraan di antara CEO muda yang sangat memujanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD