Trauma Yang Muncul Kembali

1543 Words
Bella merasa tawaran untuk mengisi materi di acara seminar semakin hari semakin bertambah. Bahkan, ada juga yang dia tolak karena benturan dengan jadwal yang lainnya ataupun jadwal pekerjaannya. Selama ini wanita itu selalu memilih acara seminar tertutup. Dia tidak ingin jati dirinya diketahui oleh publik karena untuk menjaga kenyamanan keluarganya. Sebagai publik figur, dirinya tahu jika kehidupan pribadinya pasti akan menjadi buruan para awak media. Bahkan, kehidupan keluarganya pasti akan ikut terseret. Maka dari itu dirinya lebih memilih acara seminar tertutup dan tidak ditayangkan di media mana pun. Meskipun begitu tawaran agar dirinya menjadi pembicara masih terus berdatangan. Wanita itu selalu menjadi pembicara yang selalu membawakan materi motivasi. Kesuksesannya di usia muda telah menjadikan nama wanita itu menjadi incaran para penyelenggara acara. Di dalam keluarga wanita cantik itu, hanya kakak laki-lakinya yang mengetahui kesibukannya di luar kantor. Kedua orang tuanya sendiri, bahkan tidak mengetahuinya. Suaminya selama ini hanya tahu jika istrinya sering mengikuti acara seminar. Bahkan, pria itu tidak mengetahui jika istrinya datang ke acara seminar bukan sebagai peserta, tapi sebagai pembicara yang membawakan materi. Menurutnya, sang istri sering mengikuti seminar karena ingin mengembangkan karirnya di perusahaan. Selama itu kegiatan positif, pasti sebagai seorang suami, dirinya akan memberikan dukungan sepenuhnya. Hari ini Bella pulang ke rumah ketika langit telah berubah gelap. Hari ini ada dua acara seminar yang harus dia hadiri. Meskipun terasa melelahkan, dia tetap merasa senang. Semakin hari peserta seminar semakin bertambah. Bahkan, tampak kaum adam juga terlihat menghadirinya, dan itu membuat wanita cantik tersebut semakin bersemangat. Ketika wanita itu memasuki kamar, tampak suaminya sudah duduk bersandar di atas ranjang. Pria itu tampak sedang membaca beberapa dokumen. Setelah menutup pintu kamar kembali, wanita itu langsung berjalan mendekati suaminya dan mencium punggung tangan lelaki itu. Setelah selesai, ia pun langsung meletakkan tas-nya di atas nakas dekat sang suami. “Tumben baru pulang?” tanya suaminya sambil terus menatap istrinya yang terlihat masih berjalan mondar-mandir karena bersiap ingin langsung membersihkan diri. “Tadi pagi kan Bella udah bilang kalau pulang malam, karena ada dua seminar di tempat berbeda,” jawab Bella. Wanita itu tampak sedang fokus membersihkan makeup-nya, hingga tidak menolehkan kepalanya. Di dalam benak perempuan cantik itu juga keheranan karena suaminya sudah pulang lebih dulu sebelum dirinya tiba di rumah. Meskipun dalam hati wanita itu bertanya-tanya, ia pun tetap memilih bungkam. Dirinya tidak berani untuk bertanya secara langsung pada suaminya. Dia tidak ingin sakit hati kembali dengan penolakan suaminya seperti kala itu. Dia harus bisa membentengi hatinya. Pengalaman pahit dalam kegagalan rumah tangganya telah menjadi hal yang mengerikan buat dirinya. Maka dari itu dia lebih memilih untuk tidak bertanya. Dia tidak ingin membuat suaminya merasa tidak nyaman dengan pertanyaannya dan nantinya malah membuat mereka berakhir dengan bersitegang seperti waktu itu. Pernikahannya masih seumur jagung, jadi Bella benar-benar menghindari pemicu pertengkaran di dalam rumah tangganya. Ibra memang masih ingat ketika istrinya meminta ijin padanya tadi pagi. Sebenarnya dia bertanya hanya merupakan sebuah bentuk basa-basi. Lelaki itu ingin menciptakan obrolan dengan sang istri. Sejauh ini dia bisa menyimpulkan jika dirinya tidak bertanya, maka istrinya tidak akan bersuara kecuali wanita itu meminta ijin padanya. Mata elang Ibra menatap punggung istrinya yang terlihat masuk ke dalam kamar mandi. Setelah pintu ditutup dari dalam, Ibra pun langsung mendengus. Memang dia akui waktu itu dirinya lepas kontrol dan tanpa sengaja akhirnya bersikap kasar pada wanita yang berstatus sebagai istri sahnya. Tapi, sekarang dia ingin memperbaiki kesalahannya. Dia tidak ingin membuat istrinya salah paham terhadapnya. Hampir selama satu jam, istri cantiknya belum juga keluar dari kamar mandi. Ada rasa khawatir yang timbul dari dalam hatinya. Kemudian pria itu pun beranjak dari ranjang dan berjalan mendekati kamar mandi. “Sayang … kamu masih lama di dalam?” tanya Ibra dari balik pintu. Untuk beberapa saat lelaki itu tidak mendapat jawaban dari dalam, tapi terdengar suara gemericik air. Kali ini pria itu langsung mengetuk pintu kamar mandi. “Sayang … buka pintunya bentar dong!” panggil Ibra sambil mengetuk pintu. Pria itu seketika tersenyum mengingat kejadian yang mirip di ruang kerja restonya dulu. Di mana Bella juga sedang menggunakan kamar mandi yang ada di dalam ruangannya. Sama seperti sekarang, wanita itu juga lama berada di dalam. Kala itu dirinya sempat berpikir yang tidak-tidak. Dia mengira jika perempuan dengan segala kesempurnaannya itu bertindak nekat karena habis mengalami kejadian mengerikan. Bella yang mendengar panggilan dari suaminya dengan di sertai ketukan pintu, lalu wanita itu pun bergegas menyudahi urusannya di dalam kamar mandi. Dirinya mengira jika suaminya ingin memakai kamar mandi. Saat wanita cantik itu membuka pintu, betapa terkejutnya dia ketika melihat suaminya sudah berdiri sambil bersandar pada dinding sebelah pintu kamar mandi. Bahkan, pria itu juga terlihat sedang senyum-senyum sendiri. “Mas, kok senyum-senyum sendiri?” ucap istrinya dengan tatapan keheranan. Seakan baru tersadar dari lamunannya, pria itu pun langsung menatap lekat sang istri. Ibra juga tampak sedikit terkejut karena istri cantiknya telah berdiri tepat di hadapannya dengan mengenakan bathrobe berwarna putih. Bella yang merasa heran dengan tingkah laku suaminya, hanya bisa memberikan tatapan yang penuh dengan tanda tanya. Namun, wanita itu tidak berani bertanya lebih jauh lagi. “Kamu lama bener di kamar mandi? Kamu ingat waktu Mas ngira kamu mau bunuh diri dulu?” tanya Ibra sambil mengekor istrinya yang melangkah masuk ke ruang wardrobe. “Bella udah selesai kalau Mas mau pake kamar mandinya,” ucap Bella tanpa menghentikan langkahnya. Namun, sepertinya lelaki yang mengekor di belakangnya itu tidak sedang ingin menggunakan kamar mandi. Terlihat suaminya itu hanya ingin berbincang dengannya, karena terbukti lelaki itu lebih betah untuk mengekor di belakangnya. “Mas, nggak pingin ke kamar mandi. Mas hanya khawatir karena kamu lama bener mandinya,” ucap Ibra mencoba menjelaskan. Mendengar ucapan dari suaminya seketika Bella mengerutkan dahinya. Wanita itu merasa heran dengan suaminya yang tiba-tiba kembali banyak bicara. Bahkan, bukan hanya itu saja, suaminya juga bersikap seperti anak-anak yang sedang merengek meminta sesuatu pada ibu-nya. “Mas … dari dulu pemikiran Mas memang terlalu jauh. Aku nggak pernah kepikiran untuk bunuh diri. Apa Mas memang selalu berpikiran negatif pada ku? Asal Mas tau, bahkan di saat dulu nyawa ku akan melayang aja, aku berusaha kabur dengan sekuat tenaga agar bisa selamat,” jawab Bella di sertai tatapan sendunya. Tubuh yang kelelahan menyebabkan perasaan wanita itu menjadi lebih sensitiv. Dia benar-benar merasa seakan di ujung batas kesabarannya. Saat ini suaminya benar-benar menguji kesabarannya. Mendengar ucapan istri cantiknya, seketika membuat Ibra tercengang. Perkataan yang keluar dari mulut istrinya terasa ada yang janggal. Detik kemudian, tampak Ibra terdiam. Lelaki itu berdiri tepat di pintu ruang wardrobe sambil terus menatap gerak-gerik istrinya. Meskipun terlihat seperti menatap wanita yang menjadi istri sah-nya, isi kepala lelaki itu ternyata sibuk mencerna setiap kalimat yang masuk ke dalam pendengarannya. Bahkan, ketika istrinya telah keluar sambil membawa pakaian untuk dia ganti, Ibra tampak tidak menyadarinya. Apa lagi melihat tatapan sendu istrinya membuat hati pria itu terasa campur aduk. Sebenarnya ada rasa tidak rela di dalam hatinya dengan perubahan sikap sang istri. Namun, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Semua memang berawal dari sikap cuek-nya yang pada akhirnya membuat istrinya menjadi dingin. Bella berjalan masuk ke dalam kamar mandi kembali untuk berganti pakaian. Selama hidup berumah tangga dengan suaminya, wanita itu tidak pernah berganti pakaian di hadapan suaminya. Dia selalu merasa malu jika harus melakukan itu. Ibra seakan baru tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara pintu kamar mandi yang ditutup oleh Bella. Detik kemudian dia membalikkan tubuhnya dan menatap pintu kamar mandi yang terlihat sudah tertutup rapat. Pria itu kemudian menunggu istrinya keluar dari kamar mandi. Menurutnya, ada sesuatu yang harus mereka bahas dengan serius. Beberapa saat kemudian, pintu pun tampak terbuka dan muncul Bella dari dalam dengan sudah mengenakan pakaian tidurnya. Wanita itu langsung melangkah menuju ranjangnya, tubuhnya sudah terasa sangat lelah karena aktivitasnya yang padat selama seharian ini. Bahkan, wanita itu seakan tidak melihat jika suaminya sedang menunggu dirinya. “Kita harus bicara!” ucap Ibra sambil berjalan mengikuti di belakang istrinya. “Besok aja, Mas. Sekarang Bella beneran capek banget,” jawab Bella sambil terus berjalan mendekati ranjang yang selama ini ia tempati. Melihat istrinya seakan menghindarinya, seketika membuat Ibra merasa kesal. Pria itu paling tidak suka jika ada yang mengabaikan dirinya. “Isabella Ishak!” panggil suaminya dengan suara yang menggelegar. Mendengar panggilan yang tak biasa dari sang suami, seketika membuat langkah Bella terhenti. Wanita itu tampak tersenyum miris pada dirinya sendiri. Setelah menundukkan kepalanya sejenak sambil menghela napas panjangnya, perempuan dengan segala kesempurnaannya itu pun lalu berbalik. Di hadapannya tampak wajah suaminya sudah terlihat sedang menahan emosi sambil menatapnya tajam. Bahkan, rahang tegas pria itu juga terlihat sudah mengeras. Detik kemudian, Bella tampak tersenyum kembali. Kali ini bibirnya tampak menyunggingkan sebuah senyuman, tapi matanya terlihat berkaca-kaca. Bukan karena dirinya merasa takut pada suaminya, tapi wanita itu seakan kembali terlempar ke masa lalu di mana dirinya masih berstatus sebagai istri sah seorang Rafa Salim. Bentakan dan cacian kala itu adalah hal yang sudah terbiasa dia terima dari mantan suaminya. Tanpa Ibra sadari, tubuh sang istri juga langsung terasa sedingin es. Bahkan, tangannya juga terlihat gemetaran. Rasa trauma terhadap kekerasan dan bentakan masih belum sepenuhnya menghilang. Namun, wanita itu dengan sekuat tenaga menahannya. Dia tidak ingin saat ini suaminya melihat dirinya dalam kondisi yang menyedihkan. Lagi-lagi suaminya bersikap kasar kembali padanya. Maka dari itu wanita cantik itu kembali menertawakan dirinya sendiri di dalam hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD