Aku berpikir sejenak. Apa harus aku angkat atau abaikan saja? Dan aku memilih untuk mengabaikan panggilan masuk dari Pak Bima.
"Mengapa dia tidak mengangkat teleponnya? Mengapa dia mengembalikan uang yang sudah ku transfer? Aku tampak seperti b******n yang sudah menidurinya lalu membuangnya. Padahal aku merasakan sensasi yang berbeda saat melakukan itu dengannya. Miliknya terasa sempit seperti dia masih perawan. Tapi mengapa waktu itu dia sangat b*******h? Gerakan tubuhnya mengisyaratkan keinginan untuk berhubungan. Entahlah, semakin ku pikirkan semakin aku tidak mengerti."
Bima memijit-mijit sendiri kepalanya yang terasa pening.
"Lebih baik aku menemui Finna, dia pasti bisa membuatku melepaskan penat ini."
Bima pergi menuju ke sebuah kompleks perumahan yang cukup elite. Disana, ting
