2] Dangerous Wife

662 Words
Kebisingan yang ditimbulkan mesin pesawat agaknya tidak menyurutkan keinginan wanita di sebelahnya untuk tetap mengabaikan Zhafran. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa Kamillia sanggup tidak mengeluarkan sepatah katapun dari bibir merahnya itu selama belasan jam. Hanya bahasa tubuh yang dia gunakan untuk berkomunikasi dengan Zhafran. Yang dia tahu, inilah cara Kamillia mengungkapkan kemarahannya pada Zhafran. Tentu saja Kamillia marah karena Zhafran tidak membiarkannya pergi ke Paris sendirian. Bepergian ke luar negeri sendirian agaknya bukan hal baru bagi Kamillia. Tetapi alasan Zhafran melarang istrinya pergi sendirian adalah agar Kamillia mengingat dengan baik jika sekarang statusnya adalah istri Zhafran. Meskipun Zhafran  yakin hal itu adalah hal yang dibencinya. Sorot mata kagum dan terpesona ditunjukkan oleh orang-orang yang melihat mereka begitu keluar bandara. Ralat, bukan mereka, tetapi istrinya. Ini bukan pertama kalinya. Dan Zhafran telah terbiasa, hanya saja rengkuhan tangannya yang melingkari pinggang Kamillia dengan posesif adalah tanda bahwa Kamillia adalah miliknya. Hanya miliknya! Kamillia Chantyka Vivianne, siapa yang tidak mengenal nama itu. Model terkenal yang memutuskan menetap di Indonesia sejak enam bulan lalu karena pernikahannya, lalu perlahan-lahan menarik diri dari dunia catwalk dengan alasan ingin fokus mengurus suami. Tentu saja atas kehendak Zhafran, karena Kamillia tidak akan mungkin meninggalkan dunia yang telah membesarkan namanya jika bukan atas paksaan dari sang suami. Hanya saja, bukan Kamillia jika tidak berani menentangnya. Walaupun beberapa kontraknya telah ia batalkan, tetap saja akan ada alasannya yang membuatnya bisa menjauhkan diri dari Zhafran. Bepergian ke luar negeri tanpanya. Sepertinya rencananya telah sukses Zhafran gagalkan. *** Kemeriahan acara yang tengah Zhafran saksikan ini tidak diragukan lagi. Fashion show yang diadakan seorang desaigner terkenal dengan istri cantiknya sebagai salah satu modelnya. Istrinya begitu cantik, berlenggak-lenggok dengan penuh percaya diri di atas catwalk. Pakaian yang dikenakannya semakin menambah kecantikannya. Meskipun  Zhafran rasa, pakaian itu terlalu terbuka. Dan dia sangat tidak menyukainya. Istrinya hanya miliknya seorang. Tidak ada yang boleh melihat apa yang harusnya hanya untuknya. Zhafran rasa, memberikan peringatan kecil pada istri cantiknya itu tak ada salahnya. Mereka sedang berada di hotel sekarang. Jam di pergelangan tangan Zhafran  menunjukkan bahwa saat ini sudah tengah malam. Istri cantiknya terlihat sibuk dengan dirinya sendiri sejak mereka masuk ke kamar hotel ini. Mengabaikannya. Jadi yang Zhafran lakukan hanyalah memperhatikan aktivitas istrinya. "Apa maumu?" Ucap Kamillia tanpa basa basi setelah melihat sorot mata Zhafran yang menatapnya tanpa ragu. "Tak ada, hanya ingin melihat wajah cantikmu." "Aku tidak percaya." Lihatlah, bukankah istrinya begitu pandai bersikap pada suaminya? Membuatnya semakin tidak sabar ingin memberinya kejutan. Istrinya beralih dari cermin yang daritadi digunakannya selama membersihkan make up menuju koper mereka. Berganti baju tanpa malu di depannya seakan itu adalah hal biasa. Memang biasa, mengingat mereka telah menikah selama enam bulan. "Kemarilah!" Bisik Zhafran lirih setelah melihat istrinya selesai berganti pakaian. Gaun tidur tipis yang memperlihatkan dengan jelas apa yang ada di baliknya. Kamillia melangkah kearahnya tanpa ragu. Mendekatinya tanpa malu. Direngkuhnya istri cantiknya itu ke dalam pelukannya. It's show time, baby! "Apa yang kau lakukan?" Oh Zhafran rasa istrinya marah. "Tak ada, hanya ingin mengajamu bermain, baby." "Lepaskan aku!" Istrinya benar-benar marah sekarang. Zhafran tersenyum puas. Diperhatikannya istrinya yang kini tengah terbaring di ranjang dengan mata tertutup dan tangan terikat di kepala ranjang. Zhafran bergerak dengan cepat, bukan? "Lepaskan aku!" Teriak istrinya marah. Tapi Zhafran tidak peduli. Lihat saja, apakah dia akan sanggup terus marah jika Zhafran sudah mulai memujanya. *** Jantungnya masih berdetak kencang meskipun aktivitas yang dia dan istrinya lakukan telah selesai sejak tadi. Dengan posesif, didekapnya erat tubuh istrinya. Kamillia terus saja memandanginya. Entah apa yang kini sedang dipikirkan istrinya setelah apa yang tadi Zhafran lakukan padanya. Marahkah? Tetapi tadi istrinya terlihat begitu menikmati cara Zhafran memuja istrinya itu. "Baby, happy birthday." Bisik Zhafran tepat di telinga istrinya. Kejutan yang tadi dia buat adalah untuk merayakan ulang tahun istrinya. Setiap orang punya cara sendiri sendiri, bukan? Kamillia hanya mengangguk. Tanpa berkata-kata. Seperti biasanya. "Katakan permintaanmu, anggaplah sebagai kado dariku." Kamillia menatapnya langsung di manik mata, sampai akhirnya ucapan bernada datar itu keluar dari bibirnya. "Ceraikan aku!" ***                      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD