Seharian mondar-mandir mengelilingi butik termasuk mengecek setiap tempat yang akan menjadi bagian dari pekerjaannya, Arsy merasa kakinya bermasalah. Namun karena sepatu flat warna hitam pemberian Yama berharga teramat sangat mahal untuk Arsy, gadis itu memilih mengurusnya lebih dulu.
“Sepatu ini harganya nyaris lima belas juta! Gila saja, kan? Bisa buat gadai sawah atau malah beli motor ini! Mas Yama emang enggak kira-kira kalau sudah niat. Mau nolak, hukumannya dipeluk. Ya serba salah. Maju kena mundur lebih-lebih.” Arsy masih menatap saksama setiap detail sepatu flatnya yang tengah ia keringkan menggunakan tisu kering. Tampilannya sudah kembali mengkilap khas sepatu baru setelah sebelumnya juga sampai Arsy pel menggunakan kain halus. Kini, Arsy meniup-niup sepatu mahalnya itu, terlalu
