Prolog

250 Words
Gadis itu mengeratkan jaket kulitnya di tengah pekatnya malam. Penutup kepalanya yang berhasil melindungi identitasnya jika dia adalah seorang wanita, wanita itu buka secara perlahan. Cantik, anggun, dengan sorot mata tajam bak ujung pedang. Rambut panjangnya yang coklat pirang, melambai tertiup oleh angin malam yang menerpa. Sejak tadi, tatapan matanya tak lepas dari gundukan tanah yang mulai ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Di sana. Di dalam tanah itu, ada jasad ayahnya yang terbunuh dengan cara begitu kejam. “Siapa pun dia, bagaimana pun rupanya, dan di mana pun dia berada sekarang, dia akan merasakan kematian sepertimu. Aku bersumpah! Dendamku lah yang akan menjadi senjata untuk menghancurkannya. Dia akan mati. Mati secara perlahan, dan mengenaskan. “ Ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis. Sebuah senyuman yang akan menjadi awal pembalasan dendamnya. Sudah begitu lama, dia menderita dan terasingkan di sebuah tempat karena kekejaman seorang pria yang membunuh ayahnya dengan keji dan meruntuhkan kekuasaan ayahnya saat itu sebagai pemimpin kelompok mafia paling ditakuti.  “Mari kita mulai permainan ini, Ayah.” Lanjutnya kemudian tertawa seperti seorang pembunuh handal. Musuhnya sudah datang. Demi mendapatkan balas dendamnya.  Davio William Alucard D’O. Umpan yang sangat cocok sebagai objek awal mula pembalasan dendamnya. Tanpa wanita itu ketahui, permainan takdir bukan ingin membuatnya bertarung dengan Dave. Namun, membuatnya terjerat sampai-sampai dia tak tau caranya untuk melepaskan diri dan lari dari kenyataan yang akan menamparnya suatu hari nanti.  *** Catatan : Yang belum tau, siapa Davio William Alucard D'O. Bisa membaca cerita Idola Ranjang dan sekuel2nya ya. Trims.. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD