Bab 3

1331 Words
Dokgo menyilangkan tangannya di d**a sembari menatap Yoora lekat sekarang. Dokgo sedang menanti penjelasan Yoora, kenapa teman sekelasnya ini mengajaknya ke atap sekolah di pagi hari seperti ini. "Jadi, kenapa membawaku kesini? apa yang lebih penting dari pada memasuki kelas sekarang, Yoora-ya?," tanya Dokgo kemudian. "Dokgo-ya, sebelumnya Aku minta maaf dan Aku harap Kau mengerti dan mempercayai apa yang akan Aku ceritakan padamu," sahut Yoora masih ragu-ragu ingin bercerita. Dokgo menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Yoora, sejujurnya Dokgo memang penasaran apa yang akan di ceritakan oleh Yoora sekarang. "Kau tau kan, beberapa waktu lalu Aku kecelakaan dan sampai koma 1 bulan. Dan itu karena Aku di tabrak sebuah mobil," ucap Yoora mulai bercerita. Dokgo hanya menanggapi ucapan Yoora dengan anggukan, karena memang dia tahu kalau Yoora absen tidak sekolah karena itu. "Dan,,,Aku sempat ingin mencari tahu siapa yang menabrakku waktu itu. Bukan untuk meminta pertanggung jawaban namun Aku selalu di,,,." Yoora menggantung perkataannya dan terdiam karena memang Yoora masih ragu-ragu melanjutkan ceritanya. "Jadi untuk apa, Yoora-ya? dan untuk apa Kau menceritakn ini padaku? sepertinya kita tidak sedekat ini untuk berbagi cerita seperti ini." Dokgo mulai jengkel pada Yoora yang sedikit bertele-tele ini. Yoora menatap Dokgo dengan takut-takut, laki-laki di hadapannya ini memang sedikit terkenal tidak sabaran dan sangat cuek dengan sekitar. "Aku yakin Kau pasti merasa ini tidak masuk akal, namun laki-laki yang menabrakku itu memakai mobil yang Kau pakai barusan, Dokgo-ya," ucap Yoora akhirnya memberi tahu Dokgo. Dokgo yang mendengar semua itu terbelalak kaget lalu memegang kedua lengan Yoora kencang sekarang. "Kau jangan bercanda, Yoora-ya, Aku tidak sedang ingin dipermainkan olehmu seperti ini." Dokgo kemudian melepas pegangannya dan pergi meninggalkan Yoora yang terkejut dengan sikap Dokgo. Lengannya bahkan terasa sakit karena cengkraman tangan Dokgo barusan. "Aku sudah tahu kalau Kau pasti tidak akan percaya dengan perkataanku, Dokgo-ya." Yoora mengacak rambutnya sendiri karena frustasi. "Apa lagi kalau Aku bercita kalau sekarang Hyungmu yang menjadi arwah gentayangan itu sedang tinggal denganku" lanjut Yoora semakin frustasi. Yoora masih meletakkan kepalanya di atas meja karena merasa benar-benar tertekan, dia bingung bagaimana caranya memberi tahu Dokgo kalau Shi Kyung sang Hyung juga selalu menghantuinya. Sedangkan Yoora menceritakan kalau yang menabraknya mengendarai mobil miliknya saja Dokgo tidak percaya. Sesekali Yoora mengerang frustasi karena merasa tertekan. "Ya!, Yoora-ya, kenapa sedari tadi pagi Aku lihat Kau sangat tertekan?" tanya Min-ah yang duduk di sebelah Yoora penasaran. Yoora mendongakkan kepalanya memandang Min-ah sekarang. "Min-ah-ya, Kau percaya hantu?" tanya Yoora sudah ingin memberi tahu Min-ah juga kalau sekarang dia sedang di hantui oleh seseorang. Mata Min-ah membulat lebar terkejut, kenapa juga sahabatnya yang satu ini menanyakan hal seperti itu. Min-ah memegang kening Yoora dan merasakan keningnya juga. "Kau tidak demam, Yoora-ya, kenapa pertanyaanmu aneh sekali," sahut Min-ah. Yoora memandangi Min-ah sebentar lalu menghela nafas berat. "Madja, Min-ah juga pasti tidak akan percaya kalau aku menceritakan kejadian yang aku alami," -benar- batin Yoora sendiri. "Aniya, lupakan apa yang aku tanyakan baru saja ok!" -tidak- ucap Yoora lagi kemudian kembali meletakkan kepalanya ke atas meja. Min-ah mengerutkan kening bingung dengan tingkah Yoora yang sedari pagi sungguh aneh. Yang lebih aneh lagi sedari tadi Dokgo terus memandangi Yoora dengan tatapan tajam dan penuh aura penasaran. "Hyung apa dia perempuan yang Kau maksud? Ini tidak masuk akal Hyung," batin Dokgo dalam hatinya sembari terus memandangi Yoora yang duduk berjarak beberapa meja dari dirinya di depan. *** Yoora sedang menikmati makan malamnya sebelum berangkat kerja paruh waktu. Shi Kyung yang sedari tadi duduk di depan Yoora mengerutkan keningnya. Yoora tidak seperti biasanya cerewet bercerita ini itu saat pulang dari sekolah, sedari tadi Yoora hanya diam dan banyak menghela nafas. "Yoora-shi, ada yang menggangu pikiranmu?" tanya Shi Kyung sudah tidak bisa menahan penasarannya. Yoora melirik Shi Kyung sekilas lalu menggelengkan kepalanya, Yoora kembali menikmati makan malamnya yang sederhana hanya dengan bimbimbap dari nasi sisa tadi pagi yang mungkin hanya tinggal 2 suapan, namun setelah di campur dengan banyak sayuran dan satu buah telur ceplok setengah matang, Yoora bisa makan malam dengan kenyang. "Kenapa Kau jadi pendiam setelah pulang sekolah hari ini? ada yang terjadi di sekolah?" tanya Shi Kyung lagi masih menyelidiki ada apa sebenarnya pada Yoora. Yoora menghela nafas berat lalu meletakkan sendok yang hanya tinggal sesuap lagi selesai sudah acara makan Yoora. Sekarang Yoora menatap intens pada Shi Kyung. "Oppa, kalau misalkan Aku sudah menemukan adikmu itu. Apa yang harus Aku lakukan selanjutnya?" tanya Yoora kemudian -panggilan Kakak untuk laki-laki dari adik perempuan- Shi Kyung terlihat terbelalak antusias dengan pertanyaan Yoora, matanya berbinar seketika. Sepertinya akan ada kabar bagus dari Yoora. "Apa Kau sudah menemukan Dokgo? Kau serius, Yoora-shi?" tanya Shi Kyung sangat antusias. Sekarang justru Yoora yang terbelalak kaget, dan memandang Shi Kyung tidak percaya sekarang. "Jadi benar Adik Oppa itu Dokgo? dia teman sekelas Ku Oppa," sahut Yoora kemudian. Shi Kyung terkejut sampai berdiri reflek sekarang. Dia kemudian tersenyum kegirangan. Shi Kyung bahkan berjalan berpindah tempat kemudian duduk tepat di sebelah Yoora sekarang. "Benar dia Adikku, Yoora-shi, pertemukan Aku dengannya. Nanti Aku akan memberi tahumu apa yang harus Kau katakan padanya," ucap Shi Kyung antusias sembari memegang tangan Yoora sekarang. Yoora memandangi tangannya yang dipegangi Shi Kyung. Lalu Yoora menghela nafas pelan dan melepas tangan Shi Kyung begitu saja. Yoora kemudian beralih menghadaap kedepan sekarang. "Bagaimana Aku bisa mempertemukan Oppa dengan Dokgo, sedangkan Dokgo sendiri tidak percaya kalau Aku perempuan yang Oppa tabrak," tandas Yoora, yang berhasil membuat semangat Shi Kyung menguap dan menampakkan wajah lesu sekarang. *** "Mau menggunakan kantong plastik gogaek-nim? harganya hanya 100 won saja," -panggilan untuk pelanggan- tanya Yoora sembari tersenyum ramah pada pelanggannya. "Ne," -iya- jawab pelanggan itu singkat. "Semuanya 2100 won gogaek-nim," ucap Yoora lagi sembari menyodorkan belanjaan pelanggan itu. Pelanggan itu menerima kantong plastik yang di sodorkan sembari menjulurkan kartu kredit pada Yoora. Setelah mnggesekkan pada mesin kasir, Yoora menekan beberapa digit angka lalu mengembalikan kartu itu pada pelanggannya. "Gamsahabnida," -terimakasih- ucap Yoora lagi. Lagi-lagi pelanggan laki-laki yang super tinggi itu menanggapinya dengan menganggukkan kepalanya tanpa berucap apa-apa lagi. Setelah itu pelanggan itu pergi dari toserba tempat Yoora bekerja. "Kenapa Aku jadi teringat Dokgo melihat pelanggan itu, selain tingginya beda tipis sifatnya juga sama cueknya," gumam Yoora masih memandangi pelanggan itu keluar dari toserbanya. Yoora melihat laki-laki itu berdiri di sebelah sebuah mobil yang Yoora kenal, tidak berapa lama pelanggan itu membuka pintu mobil itu. Mata Yoora terbelalak terkejut dan reflek mengejar pelanggan itu keluar dari toserba. Yoora tiba-tiba langsung menghadang mobil yang sudah akan berjalan itu sambil menutup matanya karena sebenarnya dia juga merasa takut kalau nantinya dia akan tertabrak mobil lagi. Laki-laki di dalam mobil itu menekan pedal rem dengan keras karena benar-benar terkejut karena ada Yoora yang menghadang di depan. Lee Yeol memandangi Yoora yang masih terkejut karena perbuatannya sendiri. Yoora sampai meneguk air mineral yang Yeol sodorkan tadi sampai tandas. Yoora sedang mengatur nafasya sendiri yang sedang menderu karena terkejut. "Kau yakin tidak perlu ke rumah sakit?" tanya Yeol memastikan lagi. Yoora mendongak memandang Lee Yeol sekarang, dia kemudian menggelengkan kepalanya tanda tidak perlu. Yoora kemudiaan meminta maaf pada Lee Yeol. "Maaf Ahjussi Aku tidak ada niatan untuk mengagetkan Anda. Anda juga pasti terkejut kan Aku tiba-tiba berdiri depan mobil Anda," Lee Yeol yang tadi saat menjadi pelanggan sangat cuek sekarang tertawa sedikit keras lalu menggelengkan kepalanya tanda tidak. "Gwencana, Kau pasti memiliki alasan kenapa tiba-tiba berdiri di depan mobilku, dan Kau sendri juga pasti sangat takut kan?" sahut Lee Yeol kemudian. -Tidak apa-apa- Yoora tersenyum melihat laki-laki di hadapannya ini tertawa, ternyata kalau tertawa wajahnya justru semakin terlihat tampan. "Tapi Ahjushi kenapa Kau tertawa apa perkataanku ada yang lucu?" tanya Yoora sedikit bingung kenapa Lee Yeol tertawa. Lee Yeol diam dan menahan tawanya sambil memandang Yoora. Dia tertawa keras barusan karena bisa-bisanya Yoora memanggilnya Ahjussi, apakah Dia sudah setua itu. "Sekarang coba bicara padaku, kenapa Kau menghadang mobilku seperti itu?" tanya Lee Yeol mengalihkan pembicaraan dan tidak menanggapi pertanyaan Yoora lagi. Senyum Yoora memudar lalu menatap Lee Yeol lekat sekarang. Yoora mengatur nafas dan detak jantungnya yang sudah mulai tidak beraturan lagi. "Ahjussi,,,apakah Kau juga salah satu adik, Shi Kyung Oppa?" tanya Yoora memberanikan diri. Mata Lee Yeol sekarang membulat lebar mendengar pertanyaan Yoora. Tangan Yeol reflek memegang tangan Yoora sekarang. "Bagaimana Kau bisa mengenal saudaraku?" tanya Yeol lagi. Yoora terdiam dan menatap Lee Yeol, dia kemudian membuka mulut lagi mulai menceritaka semua kejadian baru-baru ini yang menimpa hidupnya, tidak terkecuali cerita dimana Shi Kyung sekarang sedang menjadi arwah dan juga tinggal dengannya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD