Dua keluarga itu saling duduk berhadapan, tersenyum melihat kedua anak mereka yang sepertinya nampak sangat serasi. Ardhito memang wajah datarnya, nampak tak bersemangat dan tak penuh minat. Lain halnya dengan Angger yang begitu ingin tahu alasan kedatangan Ardhito dan keluarganya ke rumahnya. Sedari tadi ia bertanya, tetapi tidak ada yang menjawab, dua keluarga itu saling pandang sambil tersenyum. Seakan saling memberi kode siapa yang akan menjelaskannya pada Angger. Tinggal menjelaskan saja padanya apa sulitnya? Ia tidak akan sekepo ini jika bukan Ardhito orangnya. Mendadak Angger jadi teringat tentang perjodohan yang hendak dilakukan keluarganya untuk mencarikannya jodoh? Mungkinkah ia dan Ardhito akan dijodohkan? Karena calon waktu itu ia tidak cocok. Kalau benar begitu, maka tidak ada
