Bab 11

1466 Words
40 Hari Sebelum Persidangan Farel menatap Rosaline yang duduk di sampingnya. Wanita itu tidak membawa mobil tadi pagi sehingga atas usul Feli, Rosaline berangkat ke restoran itu bersama dengan Farel. Menatap Rosaline dari arah samping seperti ini memang terasa sangat menyenangkan. Farel harap mereka masih memiliki waktu untuk duduk bersama seperti ini, ya.. seperti yang dulu sering mereka lakukan bersama. Apakah memang sesulit itu untuk bertahan dalam keadaan ini? Farel tahu kalau sangat mustahil baginya untuk bisa bersama dengan Rosaline, tapi.. tanpa pernikahan sekalipun, mereka tetap bisa hidup bersama sebagai seorang teman. Tidak masalah kalau pada akhirnya Farel harus mati sia-sia tanpa pernah bisa memiliki Rosaline seutuhnya, tapi itu jauh lebih baik dari pada keadaan mereka yang sekarang. Memangnya kenapa kalau Feli dan Ken akan menikah? Selama ini yang dilakukan oleh Farel dan Rosaline adalah saling mencintai, mereka tidak menuntut hal yang lain. Lalu kenapa Rosaline jadi seperti ini? Kenapa mereka tidak saling mencintai saja seperti dulu tanpa menuntut sebuah pernikahan untuk mengikat satu sama lain? “Ros—” “Jangan berbicara padaku, Farel. Jangan..” Farel menutup matanya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Rosaline. Wanita itu sangat keras kepala. Farel tahu kalau apa yang selama ini dialami oleh Rosaline membentuk wanita itu menjadi seorang wanita keras kepala agar bisa melindungi dirinya sendiri. Selama ini, sekalipun memiliki dua orang saudara, terlihat dengan sangat jelas jika Rosaline menanggung beban yang sangat berat. Wanita itu membutuhkan seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesahnya, ya.. memang benar apa yang dikatakan oleh Feli tadi pagi. Rosaline membutuhkan seseorang yang bisa mendengarkan dirinya, tapi jika Rosaline sendiri tidak mau mengatakan apa yang dia rasakan, Farel harus melakukan apa? “Kita akan semakin buruk kalau kamu keras kepala seperti ini” Biasanya Farel memang tidak berani melawan apa yang dikatakan oleh Rosaline karena Farel tidak ingin menyakiti wanita itu. Tapi, semakin lama, Rosaline terlihat semakin menjauh. Wanita itu kembali membangun benteng untuk menjaga dirinya sendiri tanpa tahu kalau sumber dari rasa sakit yang selama ini dia rasakan berasal dari hatinya sendiri. Melihat seseorang yang sangat dia cintai sedang menderita dan Farel sama sekali tidak bisa melakukan apapun, rasanya sangat menyedihkan. Farel tidak lebih dari seorang pria pengecut yang tidak bisa menghadapi kenyataan pahit yang ada di depannya. Untuk Feli, Farel tidak bisa melakukan apapun. Farel tidak berdaya, semua ini membuat Farel merasa sangat kesulitan karena dia berada di antara dua wanita yang sangat dia cintai. Di satu sisi ada Feli, adiknya sendiri.. di sisi yang lain ada Rosaline, seorang wanita yang sangat dia cintai. Masalahnya, Farel pernah berjanji pada Ibunya beberapa hari sebelum Ibunya ditemukan tidak bernyawa di dalam kamarnya sendiri dengan keadaan tidak sadarkan diri dengan busa yang keluar dari mulutnya. Ibunya.. dia bunuh diri. Fakta itu membuat Farel merasa sangat terguncang dan tidak sanggup menahan kepedihannya. Farel sudah berjanji untuk menjaga adiknya, jadi sampai kapanpun Farel akan menepati janji itu. Farel sudah terlanjur berjanji pada Ibunya kalau orang terpenting di dalam hidupnya adalah Feli. Tidak ada yang bisa menyakiti adiknya kalau Farel masih hidup, tidak.. tidak akan ada. Masalahnya, sampai sekarang Farel belum bisa menemukan fakta yang benar-benar membuatnya yakin kalau Ibunya memang bunuh diri. Ada sebuah luka lebam di tengkuk Ibunya, itu membuat Farel merasa sangat curiga dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi Farel juga tidak berdaya, kalau Farel memperpanjang masalah itu, Feli akan semakin terpuruk. Farel sudah berjanji untuk menjaga Feli, jadi Farel sama sekali tidak berdaya.. “Kamu tahu Rosaline? Adikku adalah orang paling penting di hidupku. Sekalipun aku sangat mencintai kamu, dia tetap akan menjadi orang terpenting di hidupku” Farel tetap berbicara sekalipun saat ini Rosaline sedang berusaha untuk tidak mendengarkan kalimat yang dia katakan. Rosaline sangat keras kepala, iya.. itu adalah hal yang sangat wajar. Tapi Farel tidak akan membiarkan wanita itu hancur hanya karena dia keras kepala. Apa yang dilakukan Farel kepada Rosaline adalah yang sangat tidak adil, iya.. Farel tahu akan hal itu. Tapi mau bagaimana lagi? Mereka sama sekali tidak bisa melakukan apapun. “Cinta memang membuat semuanya menjadi sangat rumit. Iya, aku tahu akan hal itu.. tapi aku tetap akan mencintaimu, Ros—” “Aku mohon padamu, jangan mengatakan apapun! Aku sangat membenci keadaan ini. Jika kamu tidak ingin aku melompat keluar dari mobilmu, maka jangan mengatakan apapun lagi” Rosaline mengalihkan tatapannya dari Farel. Iya, Farel tahu kalau wanita itu sedang menahan tangisnya. Kenapa tahu menahannya? Menangis bukan hal yang dilarang oleh hukum di negara ini. Semua orang boleh menangis ketika hati mereka terasa pedih. Kenapa Rosaline menahan dirinya dan malah membuat hatinya semakin sakit? “Kenapa? Kenapa aku tidak boleh mengatakan apapun?” Tanya Farel sambil menatap ke arah Rosaline. Dalam hidup Farel, selama ini dia tidak pernah mencintai seorang wanita sebesar dia mencinta Rosaline. Farel merasa sangat yakin kalau wanita itu adalah jodohnya, tapi kenapa kenyataan yang ada di depannya terasa sangat membingungkan? Mereka tidak akan mungkin bisa bersama karena Ken dan Feli akan menikah lebih dulu. Setelah itu.. tidak akan ada yang tersisa dari diri mereka. Sebenarnya juga tidak akan ada yang bisa melarang kalau memang Rosaline dan Farel memaksakan diri untuk tetap menikah. Tapi Rosaline tidak mau melakukan itu semua. Wanita itu masih terlalu percaya pada hal-hal kuno yang berkaitan dengan sebuah pernikahan dengan kerabatnya sendiri. Padahal mereka sama sekali tidak memiliki hubungan darah, kenapa Rosaline menyusahkan dirinya sendiri? Kalaupun tidak menikah, ya sudah.. sama sekali tidak masalah untuk Farel. Tapi Rosaline sepertinya tetap saja mempermasalahkan keadaan yang ada di depan mereka. “Aku pernah mengatakan padamu kalau aku sangat yakin jika memang kamulah jodohku. Sampai saat ini aku juga masih yakin, Rosaline” Kata Farel. “Kalau saja aku tidak menyayangi Feli sama besarnya dengan aku menyayangi Ken, sudah bisa dipastikan kalau aku akan menolak satu mobil denganmu” Kata Rosaline dengan pelan. Farel bisa melihat kalau mata wanita itu memerah karena menahan tangis. Apakah sesusah itu menangis dan melampiaskan perasaannya? Kenapa harus menahan diri seperti ini? Rosaline hanya akan membuat hatinya jadi semakin sakit kalau dia terus memendam perasaan sedihnya seorang diri. Dalam hidup, ada banyak sekali masalah yang kadang tidak kita temukan jawabannya. Karena tidak kunjung menemukan jawaban, pada akhirnya manusia memilih untuk tetap diam dan membiarkan watu berjalan begitu saja agar masalah itu bisa berlalu dan mulai dilupakan. Sama seperti hal yang sedang Farel dan Rosaline alami. Sama, tidak ada satupun jawaban atas masalah yang sedang mereka alami saat ini, tapi waktu akan membuat semuanya jadi baik-baik saja. Seiring dengan berjalannya waktu, ketika hati sudah bisa menerima apa yang terjadi, semuanya akan kembali baik-baik saja. Lalu nanti di masa depan kita akan mengingat mengenai hari ini lalu tersenyum begitu saja sambil mengatakan kalau apapun yang terjadi, ternyata waktu akan mencoba untuk menyembuhkan luka. “Kita pernah satu ruangan bersama, kenapa dulu kamu tidak mengatakan hal ini padaku? Bukankah sudah sejak awal kalau kita sama-sama tahu bagaimana akhir dari hubungan ini?” Tanya Farel dengan pelan. Farel tahu kalau sudah sejak lama Ken dan Feli berhubungan satu sama lain. Dua anak itu sudah saling mengenal sejak mereka masih sangat kecil, ya.. bukan hanya Ken dan Feli saja yang saling mengenal, Rosaline dan Farel juga saling mengenal sejak mereka masih sangat kecil. Karena sebuah kerja sama yang dilakukan oleh kedua ayah mereka, Farel juga semakin dekat dengan keluarga Ken. Awalnya Farel sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan jatuh cinta pada Rosaline. Sejak dulu Farel sama sekali tidak peduli dengan kisah cintanya, sangat berbeda dengan Rosaline yang bisa berganti pasangan setiap bulan. Ya, wanita itu memang sedikit badgirl. “Karena saat itu semuanya masih belum berakhir. Belum benar-benar berakhir. Berbeda dengan sekarang, sekarang kamu dan aku sudah selesai, tidak akan ada kata ‘kita’ di antara dirimu dan diriku” Farel menghembuskan napasnya dengan pelan. Memang sangat sulit untuk membuat wanita ini mengerti bagaimana perasaan Farel. Jujur saja, sama seperti Rosaline, Farel juga sangat membenci dengan keadaan ini. Farel tidak suka ketika dia harus kembali mengalah pada kebahagiaan Feli, tapi mau bagaimana lagi? Farel tidak bisa melihat adiknya itu merasa bersedih. Hanya ada dua pilihan, melihat Rosaline menangis dalam hatinya atau melihat Feli tersenyum dalam penderitaan yang dia rasakan. Karena Feli sudah lama berbahagia bersama dengan Ken, tidak bisakah kali ini Farel berharap kalau Feli yang mengalah? Jika bersikap egois adalah bagian dari membahagiakan diri sendiri, bisakah Farel bersikap egois untuk membahagiakan wanita yang sangat dia cinta ini? Apakah adil bagi Rosaline jika Farel memilih untuk membahagiakan adiknya? “Apakah aku harus melakukan sesuatu untukmu?” Tanya Farel dengan pelan. Kali ini dia berharap kalau Rosaline mengatakan sesuatu agar Farel bisa menentukan apa yang bisa dia lakukan. Kalaupun Rosaline ingin bersikap egois, sepertinya sama sekali tidak masalah jika Farel mengikuti keinginan wanita itu. Ada Feli dan Rosaline. Apakah Farel bisa memilih satu di antara dua wanita itu? Tidak, tidak bisa. “Tidak, aku tidak ingin kamu melakukan apapun”     
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD