Bab 10

1435 Words
40 Hari Sebelum Persidangan Feli melangkahkan kakinya untuk menjemput Caleb. Feli memang sering datang ke SLB ini untuk mengantar dan menjemput Caleb, tapi hari terasa jauh lebih menyenangkan. Feli berusaha untuk memperbaiki hubungan tiga orang saudara itu. Rosaline mungkin masih tidak mengizinkan Ken dan Feli menikah mendahului dirinya, tapi Feli akan berusaha untuk mendapatkan izin itu dari Rosaline. Pernikahan adalah hal besar yang tidak bisa dilakukan tanpa restu dari orang-orang terdekat. Ken mungkin baru memberi tahu Rosaline mengenai rencana pernikahan mereka, tapi Ken belum meminta restu dari Kakaknya karena sejak awal Rosaline tidak menunjukkan kalau dia menyetujui rencana Ken. Kalau Ken belum meminta restu pada Kakaknya, maka Feli yang akan meminta restu. Tidak masalah, bagi Feli, Rosaline juga sama seperti Kakaknya sendiri. Farel terlihat sangta setuju dengan rencana pernikahan Feli, tapi tidak dengan Rosaline. Sebenarnya, apa yang ditakutkan oleh Rosaline itu tidaklah benar. Sama sekali tidak benar. Itu hanya sebuah mitos orang zaman dulu yang memiliki maksud agar seorang Kakak yang usianya sudah cukup, dia bisa menikah dengan segera. Mungkin hanya itu saja maksudnya. Tapi kalau melihat dari konteks waktu, sepertinya sudah tidak ada lagi masalah mengenai usia kalau membicarakan tentang pernikahan. Dalam pernikahan, bukan usia yang menjadi syarat mutlaknya. Kalaupun usianya sudah matang tapi dia belum siap menikah, tidak ada yang boleh memaksanya untuk menikah. Dalam pernikahan, yang paling penting adalah kesiapannya. “Fel-Feli datang. Feli datang ke sini. Feli datang dan menjemputku. Fel-Feli datang. Aku, aku sangat suka. Aku suka Feli datang” Feli tersenyum ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Caleb. Pria itu memang selalu menunjukkan kebahagiaannya hanya karena masalah yang sangat kecil. Setiap kali bertemu dengan Caleb, Feli selalu merasa kalau dia akan diberkati dengan kebahagiaan yang selalu dirasakan oleh Caleb. Dalam hidup, semua orang pasti memiliki masalah, tapi Caleb adalah contoh nyata kalau masalah tidak akan bisa menghalangi kita untuk tetap hidup bahagia. Feli semakin mendekati Caleb yang sedang menggerakkan kakinya untuk berjalan di tempat dengan tangan yang bergerak di udara dengan gerakan abstrak. Kadang juga Caleb bertepuk tangan sesekali untuk menunjukkan betapa bahagianya dirinya. “Feli sudah janji untuk menjemput Kak Caleb, mana mungkin Feli akan berbohong?” Feli mendekati Caleb lalu segera menuntut Caleb untuk berjalan menuju ke arah lobi sekolahan ini. Feli tadi melarang Ken untuk turun agar mereka tidak perlu memarkirkan mobil. Feli yang akan turun dan segera menjemput Caleb lalu membawanya ke mobil. Dengan begitu mereka tidak perlu membuang waktu untuk mencari tempat parkir dulu. “Iya, Iya.. Tid-tidak boleh bohong. Tidak, tidak boleh bohong. Kalau kamu berbohong, kalau berbohong, bis-bisa mendapatkan hukuman. Berbohong bisa dihukum. Ken tidak akan membelamu, dia akan marah kalau kamu mendapatkan hukuman” Feli tetap tersenyum sambil sesekali menyapa beberapa pengajar yang ada di sekolah itu. Sekalipun ini hanyalah sekolah luar biasa, fasilitas dan juga kualitas yang ada di sekolah ini memang sangat baik. Feli tahu kalau keluarga Ken tidak akan sembarangan dalam memilihkan sekolah untuk Caleb. Feli sangat senang kalau Caleb mendapatkan banyak fasilitas seperti ini. Sekalipun statusnya sebagai seorang vokalis band yang terkenal, Feli sama sekali tidak merasa keberatan kalau harus berada di tempat umum seperti sekarang ini. Menjadi orang yang cukup terkenal memang kadang membuat Feli merasa kesulitan. Selain karena kesibukan yang harus selalu memenuhi harinya, Feli juga sering merasa kerepotan ketika harus berada di tempat umum seperti ini. “Kalau Ken tidak mau membela Feli, apakah Kak Caleb mau membela Feli?” Tanya Feli. sejujurnya dia hanya iseng ketika bertanya pada Caleb, tapi Feli tidak menyangka kalau pertanyaan yang dia ajukan membuat Caleb jadi merasa bersedih. “Tid-tidak, ak-aku tidak akan bisa membelamu. Aku, aku bukan pengacara seperti Ken dan Rosaline. Tid-tidak, aku tidak akan bisa membantumu. Tidak akan bisa sekalipun aku mau” Feli merasa kalau sekujur tubuhnya bergetar ketika mendengar kalimat yang dikatakan oleh Caleb. Apakah pria itu selama ini merasakan kalau ada perbedaan di antara dirinya dan Ken? Sekalipun Caleb menderita sindrom autis, pasti pria itu juga merasakan kalau ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Feli jadi langsung memeluk Caleb dari samping. Sayangnya, pelukan Feli langsung dihindari oleh Caleb. Pria itu menjauhkan dirinya dari Feli sehingga membuat Feli menatapnya dengan alis yang berkerut. “Ak-aku sudah besar! Aku sudah besar, jadi jang-jangan memelukku seperti itu! Aku sudah besar, Feli!” Feli tertawa pelan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Caleb. Benar, pria itu memang sudah besar. Usianya saja berada jauh di atas Feli, tapi Feli tetap suka memeluk Caleb karena rasanya seperti dia sedang memeluk Ken. “Kenapa seperti itu? sekalipun sudah besar, biasanya Ken juga minta untuk dipeluk. Kenapa Kak Caleb tidak mau memeluk Feli?” Feli pura-pura mencerutkan bibirnya sambil menatap Caleb dengan pandangan bersedih. Caleb memang sangat mudah untuk dijahili seperti saat ini. Iya, benar saja apa yang Feli pikirkan, melihat wajah Feli yang tampak bersedih, Caleb akhirnya kebingungan sendiri. Ah, rasanya sangat tidak tega jika harus membuat Caleb jadi seperti ini, tapi Feli tetap saja menikmati ekspresi Caleb yang kebingungan. Feli tertawa pelan ketika melihat Caleb yang berhenti berjalan lalu menatapnya dengan pandangan bersalah. “It-itu karena, karena Ken adalah kekasihmu. Iya, Ken adalah kekasihmu jadi dia memelukmu!” Feli kembali tertawa ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Caleb. Astaga, sebenarnya pria itu jauh kebih polos dibanding seorang anak berusia 10 tahun. Feli mengajak Caleb untuk kembali berjalan di sampingnya karena dia tidak ingin membuat Ken menunggu terlalu lama. Lagi pula, Rosaline dan juga Farel pasti sudah sampai di restoran tempat mereka janjian. Feli akan merasa tidak enak kalau membuat dua saudaranya itu menunggu terlalu lama, Feli yang membuat janji tapi malah dia yang datang terlambat. “Tapi aku adalah adikmu ‘kan Kak? Kenapa seorang Kakak tidak mau memeluk adiknya? Baiklah, begini saja, biarkan aku memelukmu untuk yang terakhir kali, setelah itu aku tidak akan meminta untuk dipeluk lagi..” Kata Feli sambil tetap berusaha untuk menggoda Caleb. Caleb langsung menjauhkan dirinya dari Feli lalu menatapnya dengan tatapan galak. Sangat jarang kalau pria itu menatap Feli dengan tatapan seperti ini. Feli jadi kembali tertawa lalu mendekati Caleb lagi. “Tidak, jang-jangan memelukku ketika sedang di sekolah. Aku tidak suka, aku tidak suka kalau ada yang melihatku! Aku malu pada temanku!” Feli menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Jadi pria itu merasa malu kalau Feli memelukknya di sekolah? Dia sangat manis seperti seorang anak lelaki yang tidak ingin dipeluk oleh Ibunya. Kalau Feli sudah menikah dengan Ken, dia sangat ingin memiliki seorang anak lelaki yang sama seperti Ken. Yang baik dan lugu, juga sangat bertanggung jawab seperti pria itu. Tapi, Feli juga berharap kalau anaknya nanti akan memiliki hati yang sebersih hati Caleb. Seorang anak yang sangat polos.. Ah, tidak masalah kalaupun dia juga memiliki anak perempuan. Bagi Feli, jenis kelamin sama sekali tidak akan mempengaruhi bagaimana rasa sayang Feli pada anak-anaknya kelak, Feli hanya ingin kalau anaknya bersikap baik seperti Ken. “Baiklah, tapi Kakak harus memelukku nanti, peluk aku bersama dengan Kak Rosaline, Kak Farel, dan juga Ken” Kata Feli sambil menatap Caleb dengan penuh harap. “Tid-tidak, Ken juga tidak suka dipeluk. Dia tidak suka dipeluk karena sudah besar. Anak besar tidak menyukai pelukan!” Feli tetap saja tertawa ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Caleb. Pria itu memang selalu membuatnya tertawa ketika sedang bersama. Suatu saat nanti, ketika dia sudah menua dengan Ken, Feli tidak akan merasa keberatan kalau Caleb ikut tinggal bersamanya. Anak-anak Feli nanti harus belajar banyak hal dari Caleb, seorang pria yang sangat polos dan berhati bersih. Kalau mereka sudah tua dan anak-anak semakin besar, Caleb akan menjadi seorang teman yang akan selalu bersamanya dan membuat Feli tidak merasa kesepian. Feli tahu kalau menua adalah hal yang cukup menyeramkan karena jelas saja Feli harus merasakan banyak sekali perubahan, tapi menua adalah hal yang indah kalau dijalani bersama dengan Ken. Pria itu akan membuat Feli tidak menyadari betapa cepatnya waktu berjalan karena mereka akan selalu bahagia setiap saat. Sekalipun dalam pernikahan jelas akan ada banyak sekali konflik yang akan mewarnai perjalanan mereka, Feli berharap kalau Ken dan dirinya akan melewati semuanya dengan mudah. “Jadi Kakak tidak akan menuruti permintaan adiknya sendiri? Baiklah, aku marah padamu, Kak!” Kata Feli sambil menghentakkan kakinya. Caleb terlihat kebingungan, pria itu menggarung dahinya sendiri karena dia merasa kebingungan. Astaga, Feli terlalu banyak mengganggu Caleb. Baiklah, mereka akan semakin lama berjalan menuju ke mobil kalau Feli terus jahil seperti ini. “Tid-tidak! Tidak, aku tidak bermaksud begitu! Tidak, Feli.. jang-jangan marah. Jangan marah padaku, aku tidak suka ada yang marah-marah. Aku tidak suka!” “Tidak, Kak.. aku hanya bercanda. Maafkan aku, ya? Kita harus cepat sampai ke mobil Ken supaya pria itu tidak merasa kesal..” Kata Feli sambil membawa Ken untuk melangkahkan kakinya dengan cepat.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD