bc

Our Marriage

book_age16+
3.3K
FOLLOW
17.6K
READ
contract marriage
love after marriage
arranged marriage
drama
tragedy
comedy
bxg
humorous
like
intro-logo
Blurb

Adara Prameswari dikejutkan oleh ajakan menikah suami mendiang kakaknya. Belum kering kuburan sang Kakak, bisa-bisanya laki-laki itu mengajaknya menikah. Atau mungkin, Rafael Abraham memang sudah gila?

chap-preview
Free preview
Prolog
"Yah ... Bun," panggilan tiba-tiba dari Keano membuat Rafael Abraham dan Adara Prameswari langsung menatap anak berusia empat setengah tahun itu. "Iya, Sayang. Ada apa?" Ayahnya bertanya dengan nada lembut pada sang putra, sementara Adara, wanita itu hanya diam menanti hingga si kecil Keano bersuara. "Nono pengen punya dedek gembul," kata Keano seraya menatap Rafael dan Adara bergantian, beberapa saat setelah kalimat itu terlontar dari mulut bocah itu, suasana mendadak hening. Baik Rafael maupun Adara, mereka sama-sama sibuk akan pikiran mereka masing-masing. "Nono, kamu kan tahu, Ayah sama Bunda lagi sibuk banget, jadi Ayah nggak bisa ngabulin permintaan kamu untuk sekarang ini." Akhirnya, Rafael dapat membuka suaranya. Adara segera menimpali ucapan suaminya itu, "Benar kata Ayah, No. Bundasama Ayah kan lagi sibuk, jadi nggak bisa menuhin permintaan kamu." "Yah, kan Nono pengen punya adik. Hali minggu Ayah sama Bundakan libul, belalti Ayah sama Bundanggak sibuk, kan? Udah. Hali minggu aja kasih maunya Nono," ucap Keano setengah merajuk. Matanya menatap berkaca-kaca kedua irang dewasa di hadapannya tersebut. "Lagian, kata temen Nono halga bayi nggak mahal, jadi Ayah sama Bundabisa beliin satu buat Nono. Satu aja, ya Bun ya? Ya Yah ya?" lanjut anak itu dengan rajukan mautnya. Astaga! Rafael dan Adara sontak geleng-geleng kepala. Sejak kapan bayi diperjual-belikan? Ada sih, tapi itu 'kan tindak kejahatan yang emang sengaja dilakukan oleh beberapa orang tak bertanggung jawab. "Nono Sayang, bayi itu nggak diperjual-belikan, tapi ada suatu proses di mana bayi itu ada. Sekarang, Nono mengerti kan?" Adara menatap Keano dengan was-was, begitu pun laki-laki yang berprofesi sebagai dokter kandungan itu. "Lah, kok gitu? Telus, ploses buatnya gimana? Susah nggak? Kalo enggak Susah, buatin ya Bun, ya Yah." Rafael dan Adara kompak menahan geraman kekesalan mereka. Anak itu benar-benar bikin gemas. "Prosesnya panjang Sayang. Dibutuhin bumbu cinta, kepercayaan, kasih sayang, kerelaan lahir batin, dan beberapa bumbu-bumbu kehidupan lainnya. Prosesnya juga nggak main-main, harus hati-hati, jadi itu buatnya susah-susah gampang," jelas Rafael apa adanya. Adara membekap mulutnya menahan tawa. Bumbu kehidupan apanya? Laki-laki itu benar-benar aneh! "Telus, bumbu kehidupan itu apa Yah?!" tanya Keano tak ingin mengakhiri sesi tanya jawabnya. "Bumbu kehidupan itu semacam, semacam, semacam apa ya? Ehm ...," Rafa terlihat kebingungan saat ingin menjawabnya. Ya, salah sendiri berkata yang tidak-tidak. Jadi repot 'kan, pas akan jawab. Laki-laki itu melirik sangsi pada Adara yang tampak enggan membantunya, untuk menjawab pertanyaan dari sang putra tersebut. Adara sendiri sebenarnya mengerti tapi ia tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata. Terlalu rumit kalau menurutnya. "Plosesnya tadi gimana Yah?" Belum juga satu pertanyaan terjawab, Keano sudah kembali memberinya pertanyaan. Rafael Abraham tepok jidat dibuatnya. -tbc

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
97.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook