CHAPTER 2

767 Words
“ Eh iya giman kabar Angel dah lama gak ketemu.kalian gak marahan kan ? ” “Marahan emang anak kecil ? lo ada - ada aja sih cong. Eh gue masih penasaran kenapa dari tadi lo senyum senyum?” “ Ha..ha…...ha….gue lihat cewek cantik Bro, halus sopan.kayaknya anaknya baik” “ Trus ? ? mau jadiin mangsa Lo ?gila ya lo baru juga mutusin Silvi udah dapat yang baru. Parah ! ! " “ Em …. enggak bro yang ini lain, pokoknya gue harus deketin. Sapa tahu jodoh he ... he… ” kata Bram sambil senyum menggaruk kepalanya yang tidak gatal “ Amin. Temenku satu ini ternyata baru sadar dengan jodoh. ha ...ha ….ha …" Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Bram pulang dari rumah Adit. Sesampainya di rumah Bram masih terbayang senyum Pritty yang manis dan sopan. Tak terasa sudah larut malam Bram mulai berada dialam mimpi. Seperti biasa setiap pagi bram bangun tidur,sarapan dan berangkat kantor. Bram tidak sendiri dia ditemani mbok Ira dan mang Ule tukang kebun sekaligus penjaga gerbang rumah. “ Pagi Mbok Ira, masak apa Mbok pagi ini ? ” “ Pagi Den, Mbok masak telur mata sapi setengah matang, kentang goreng dan tumis brokoli ayam. ” “ Makasih ya mbok. “ “ Sama sama Den ” Bram memikmati sarapan paginya dan kopi yang sudah disiapkan mbok Ira. seperti biasa setelah sarapan Bram langsung ke kantor dengan mengendarai mobil sendiri tanpa supir kecuali kalau dia sedang malas bawa mobil sendiri dia minta diantar supir. dua puluh menit akhirnya sampai dikantor, karena pagi yang padat dijalan.biasanya bram hanya perlu lima belas menit untuk sampai dikantornya. Bram menaiki lift menuju ruangannya dilantai paling atas. Bram turun dari lift melewati meja sekretarisnya dan masuk keruangannya. satu menit kemudian Rara masuk ruangan Bram untuk membacakan jadwalnya hari ini. “ Tok ….. tok …. tok. " " Permisi Pak, Saya akan membacakan jadwal Bapak hari ini ” kata rara “ Ya, bacakan ” perintah Bram “ Pukul sepuluh pagi Pak Bram ada meeting dengan Pak Okayo perwakilan PT Udho dari Jepang. Pukul dua siang Pak Bram kunjungan ke proyek baru kita dan setelah itu jadwal Bapak kosong ” kata Sekretarisnya “ Ok Rara terima kasih, sekarang kamu bisa pergi ". “ Baik Pak,Saya permisi ” Bram mulai sibuk dengan laptop yang dihadapannya, walau dia pemilik perusahaan dia tetap harus melakukan tugasnya dengan baik, tidak boleh seenaknya datang siang dan menyerahkan pekerjaannya pada sekretaris atau orang kepercayaannya. Setelah seharian dia sibuk. Dia ingin merenganggkan ototnya dengan keliling melihat jalanan kemudian menuju ke minimarket. Tau sendirilah kalau dia sedang PDKT dengan penjual lunpia.lucu sih dan aneh saja seorang pemilik perusahaan lokomotif jatuh cinta dengan penjual gorengan, kayak gak masul akal. Mobil pajero bram sudah terparkir didepan mini market. Dag dig dug rasanya, Bram tersenyum didalam mobil melihat Pritty yang sedang melayani pembeli dengan ramah. Bram turun dari mobil langsung masuk ke mininarket sambil meliril kearah Pritty, Bram membeli dua minuman dingin. Setelah selesai membayar minuman dingin Bram langsung membeli lunpia. “ Mbak, lunpia ya dua puluh ribu campur. " Bram mulai lancar memesan “ Oh iya Mas tunggu sebentar ya.silahkan duduk Mas ” “ Ok ” Bram kemudian duduk sambil memperhatikan cara Pritty buat lunpia “ Mbak, boleh tanya enggak ? ” kata Bram “ Ya mas, tanya apa ? ” jawab Prityy sopan “ Sehari bisa habis berapa lunpia ? Dan ini milik mbak sendiri apa mbak ngejualin punya orang ? ” “ Enggak tentu sih mas, kadang habis kadang ya masih banyak. Dan Puji Tuhan ini punya sendiri mas ” “ Trus Mbak jualannya dari jam berapa sampai jam berapa ? ” “ Dari jam sepuluh pagi sampai jam delapan Mas ” “ Mbak julan sendiri ? Enggak gantian gitu ? ” “ Iya, kadang ditemani adik saya. Sepulang sekolah biasanya dia kesini, nemani jualan sampai jam lima.setelah itu saya suruh pulang karena dia harus belajar dan bersihin rumah “ Orang tua mbak kemana?kok adiknya suruh bersihin rumah ” “ Kedua orang tua Saya sudah meninggal mas, kami yatim piatu. Makanya Saya cari uang dengan berjualan lunpia untuk bayar sekolah adik sama buat kehidupan sehari hari. Puji Tuhan, Tuhan selalu cukupkan kami. ” “ Oh maaf mbak Saya tidak tau ” “ Enggak apa - apa mas, ini lunpianya sudah jadi ” “ Oh ya, makasih. Ni uangnya, kembaliannya ambil aja buat adik mbak. Dan ini buat mbak ” Bram sambil menyodorkan botol minuman yang dia beli di minimarket tadi “ Puji Tuhan, makasih banyak mas. Mas baik banget ” “ Ya sama - sama, ya sudah ”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD