bc

My Lovely Olivia

book_age16+
860
FOLLOW
3.2K
READ
billionaire
forced
CEO
doctor
sweet
bxg
medieval
wife
like
intro-logo
Blurb

Leukimia, pernah menjadi mimpi buruk bagi seorang gadis yang dipuja dua lelaki sekaligus.

Olivia Dera Bellvaria, dia harus memilih dua pilihan. Keluarga dan kekasih yang selalu mencemaskan dirinya, ataukah seorang dokter yang berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh bernama leukimia?

"Mereka seperti denyut nadi dan detak jantung, ketika salah satunya enyah dari hidupku, maka tamatlah sudah."

chap-preview
Free preview
1. Malam Perpisahan
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku menginjakkan kakiku di SMA ini, rasanya baru kemarin aku mengenal Nadia, Kak Rehan, dan yang lain. Hari ini adalah hari kelulusan SMA-ku, inilah awal dari perjalanan hidupku. Terlihat beberapa siswa-siswi datang bersama dengan keluarga besarnya. Begitupun dengan diriku sendiri, aku datang bersama ayah, bunda, dan adik kecilku. "Aku pasti kangen deh Liv sama kamu kalau kamu mau nyusul Kak Rehan ke London," kata Nadia memelukku begitu erat. Nadia, dia sahabat terbaik yang pernah aku miliki sepanjang umurku. Dia sahabat yang terus menggenggam erat tanganku. Dan aku, takkan pernah melepaskan genggamannya meski tahu kehidupan Nadia tak seindah di permukaan. Dia gadis paling hebat yang pernah aku temui. "Kita kan bisa video call, media sekarang sudah canggih kali Nad!" jawabku mencibir. "Aku pengen ikut tapi kau tahu kan gimana tuh Tuan Besar sok kuasa!" kata Nadia dengan wajah sinis. Aku dan yang lain sudah tau kalau Nadia adalah anak dari Tuan Wijaya yang terkenal itu dan Pevita adalah saudara tirinya. "Aku pasti ngasih kamu kabar kok Nad," ucapku meyakinkan Nadia. Setelah perpisahan utama, kami mengadakan pesta makan malam sebagai malam keakraban bagi seluruh siswa sebelum kami benar-benar melangkah ke masa depan di hari esok. Malam ini aku sudah mengenalan dress selutut dengan make up tipis dan juga wedgess senada dengan dressku. Aku, Olivia Dera Bellvaria. Tak memerlukan make up tebal untuk menghiasi wajahku. Aku telah diberikan anugerah oleh Tuhan, manik mata indah, bulu mata yang begitu lentik, dan juga hidung mancung, serta bibir ranum alami membuat beberapa gadis lain begitu iri denganku. Aku tersenyum, satu pesan masuk bahwa Kak Rehan sebentar lagi akan sampai di rumahku membuat d**a ini berbunga bahagia. Dengan cepat aku meraih cluth, melangkah keluar dari kamar Tiba-tiba saja tubuhku limbung, aku mencari pegangan untuk menampu tubuhku. Kakiku rasanya begitu gemetar tak karuan. "Arhhh!" pekikku saat kepalaku tiba tiba pusing. Aku melihat wajahku di kaca. Hidungku mengeluarkan darah, kenapa ini? Apa mungkin aku kelelahan? "Aku mungkin kelelahan," gumanku. Aku berjalan menuju walk in closet yang berada di ujung lorong untuk mencuci hidungku, membersihkan darah dari sana. Tidak mungkin aku membuat seluruh keluarga panik. Aku menuruni tangga, melihat bunda membawa selimut bersih yang baru saja bunda cuci. "Sayang kamu sudah siap, ya?" tanya Bunda ketika berhadapan denganku. Aku tersenyum ke arah bunda. "Iya, Bun. Kak Rehan sudah hampir sampai." Kening bunda berkerut, beliau meletakkan tangannya di keningku. Tersirat raut wajah khawatir pada paras ayunya. "Wajahmu pucat, jangan pulang malam-malam ya," kata Bunda memperingatiku. "Iya Bun, Oliv pergi dulu, ya," ucapku berpamitan kepada bunda. Aku tersenyum begitu lembut, tanganku membuka pintu utama dengan mata berbinar bahagia. Di luar sana, sosok lelaki telah berdiri di samping mobil Tesla abu metalik dengan wajah tak kalah bahagianya dariku. Lelaki itu melambaikan tangannya. "Lihatlah, My Lovely Olivia yang sangat cantik," tuturnya mengedipkan matanya menggoda. Rehan Prehantara Kusuma, lelaki yang telah menjalin hubungan denganku sejak aku menginjakkan kaki di bangku SMA. "Kenapa aku merasa malam ini Kak Rehan yang punya acara?" kekehku menggelengkan kepalanya melihat penampilan Kak Rehan untuk malam ini. Kak Rehan memang terkenal akan kerapiannya. Lelaki itu tidak pernah memiliki penampilan acak adut maupun seenaknya sendiri. Bagi Kal Rehan, dia harus terlihat sangat menarik karena dia tak ingin aku merasa malu bersanding dengan dirinya. Kenapa aku harus malu? Dia sebaik-baiknya lelaki yang pernah aku kenal setelah ayah dan adikku sendiri. Dia menyempatkan waktu liburnya untuk pulang ke Indonesia demi mengucapkan selamat atas kelulusanku. Bukankah dia yang terbaik? "Silahkan masuk, Tuan Putri." Kerinduan terpancar jelas dari wajah Olivia dan juga Rehan. LDR beberapa bulan karena kekasihnya harus menempuh pendidikannya di Inggris, mau tidak mau harus memukul mundur kerinduan di antara mereka berdua. Hanya saling sapa lewat media sosial saja, mereka selalu bertukar kabar, melakukan video call setiap hari untuk menyalurkan kerinduan mereka berdua. Rehan, anak bungsu dari dua bersaudara. Rehan sengaja sekolah di London, Kota yang tak begitu jauh dari kediaman kakaknya, Ariana. Orang tua Rehan tidak langsung melepaskan lelaki itu hidup bebas di London, kedua orang tua Rehan menitipkannya kepada Ariana dan Marva, suaminya. “Entah kenapa, semakin aku melihatmu lebih dekat. Kau semakin cantik,” ucap Rehan membuat d**a Olivia berdetak begitu kencang. “Hmm, sekolah di London ternyata tidak hanya membuatmu pintar secara akademik. Tapi juga pintar dalam membual,” jawab Olivia menggelengkan kepalanya. Setiap hari, rasanya dia sendiri sudah bosan dengan segala gombalan Rehan kepada dirinya. “Bagaimana kalau kita makan malam berdua saja? Aku tidak rela melihatmu jadi pemandangan para lelaki di sekolahmu,” pinta Rehan memohon. “Hei, kita pergi karena acara makan malam bersama. Jangan aneh-aneh,” keluh Olivia membuat Rehan berdecak kesal. Dengan rasa yang berat, Rehan mengemudikan mobilnya ke arah salah satu restaurant mewah yang telah mereka sewa untuk acara perpisahan. Beberapa mobil telah terparkir rapi di sana. Jangan salah, SMA Olivia menjadi salah satu SMA favorit dengan gaya hidup para siswa-siswinya yang terkenal tajir melintir. Tidak heran melihat mobil-mobil mewah terparkir di halaman parkir restaurant. “Ayolah, Sayang,” rengek Rehan sangat tidak rela. Lihatlah bagaimana penampilan Olivia saat ini. Sheath dress berwarna putih dengan keyhole membuat penampilan Olivia sangat sempurna malam ini. Dress itu terlihat membalut tubuh Olivia dengan begitu sempurna. Belum lagi wedges yang kini Olivia pakai semakin menampilkan kaki jenjangnya begitu indah. “Berhenti merajuk, Kak,” jawab Olivia memutar bola matanya kesal. Baru saja Olivia keluar dari mobil, Rehan dengan cepat mengekor di belakang Olivia bagai bodyguard pribadi Olivia untuk malam ini. Tangan Rehan melingkar begitu posesif pada pinggang ramping Olivia. “Oliv!” teriak Nadia melambaikan tangannya dengan antusias. Olivia menjawab lambaian tangan Nadia tidak kalah antusiasnya. Pundak Olivia dipegang oleh Rehan, pertanda bahwa gadis itu tidak boleh berada jauh dari jangkauannya. “Oh Bro, kamu seperti cicak yang menempel di dinding,” ejek Nata bersama teman-temannya yang lainnya. Undangan makan malam perpisahan merupakan undangan terbuka, kakak kelas, maupun adik kelas boleh mengikuti acara tanpa paksaan sama sekali. Dan mereka sangat antusias setiap kali diadakan pesta perpisahan yang selalu berbeda setiap tahunnya, tidak boleh untuk mereka lewatkan. Rehan memutar bola matanya kesal. Teman-temannya memang sangat rese dan selalu saja merusak suasana. “Oliv,” teriak Rehan ketika Olivia berjalan lebih dulu di depannya. Dengan langkah lebih cepat, Rehan mencoba mengimbangi setiap langkah Olivia. Seakan menunjukkan kepada semua pasang mata yang menatap mereka. Rehan dengan bangga memamerkan hubungannya dengan Olivia. Hubungan yang telah berjalan sudah dua tahun lamanya. “Lihatlah, bayanganmu selalu mengikuti,” ejek Nadia menyunggingkan senyum mengejek khas dirinya. “Kya, Nadia! Kamu pun punya CCTV yang selalu mengintaimu,” jawab Rehan tidak terima dengan ejekan dari Nadia. “Hah? CCTV?” tanya Nadia merasa heran. Rehan langsung menunjuk salah satu dari empat temannya yang ada di seberang sana. Lelaki itu tidak lain adalah Fernando, mantan kekasih Nadia. Lelaki bodoh, tidak pernah menyerah untuk merebut kembali perasaan Nadia seperti dahulu kala. “Fernando, dicari Nadia,” ucap Rehan setengah berteriak. “Oh sh*it!” umpat Nadia memalingkan wajahnya karena malu. ---- JANGAN LUPA TEKAN LOVE UNTUK SAVE CERITA INI DI LIBRARY KALIAN ??

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bastard My Boss

read
2.7M
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
16.1K
bc

Living with sexy CEO

read
277.8K
bc

MY DOCTOR MY WIFE (Indonesia)

read
5.0M
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
984.5K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook