Ramalan

688 Words
"Hormat kami Lord...." Seorang pengawal datang memberi hormat kepada Lordnya. Ya, sekarang Jullian berada di kerajaannya. "Katakan!" perintah Jullian dingin. Seluruh pengawal yang berada di ruang istana menundukkan kepalanya takut. Sudah beratus tahun mereka mengabdi kepada Raja mereka dan selama itulah tidak ada seorangpun yang berani mengangkat kepala mereka untuk menatap sang raja. "Kaum pemberontak yang dipimpin oleh tuan Carlos Vernes sudah mengetahui keberadaan Queen Acacia, Lord. Mereka sudah berada di sekitar Queen sekarang. Dari mata-mata yang kita kerahkan mengatakan mereka sudah menyusun rencana p*********n di malam bulan purnama," jelas pengawal tersebut. Jullian nenampilkan smirk nya. "Aku tidak akan membiarkan kau menyentuh Mateku sedikit pun, Carlos," desis Jullian. Aura diruangan terasa mencekam, mereka yang berada di ruangan ini merasakan hawa membunuh dari raja mereka. Akibat aura yang dikeluarkan Jullian, mereka merasa pasokan oksigen menipis. Inilah salah satu kekuatan dari raja mereka, jika sang raja mulai marah maka oksigen di sekitarnya menipis dan merasa sesak didada mereka. Tiba-tiba seorang wanita yang sangat cantik, menggunakan gaun hitam elegan muncul di ruangan tersebut. Wanita itu merasakan udara di sekitar menipis, dengan kekuatannya ia mengembalikan keadaan seperti semula. "Apa yang kau lakukan, Jullian?" tanya wanita itu, lembut. Jullian yang mendengarnya menatap kearah wanita itu. Mata yang selalu menatap tajam itu berubah menjadi lembut tatkala menatap wanita itu. "Ibu...," ucap Jullian, dalam sekejap dia sudah berada di sebelah ibunya. "Mengapa kau kemari, Bu?" tanya Jullian. Wanita yang biasa disapa Ratu Ales itu mengelus rambut putranya lembut. "Apa salah seorang ibu menemui putranya?" tanya ratu Ales, ibunya. "Bukan begitu, Bu," ucap Jullian. "Ibu kemari ketika mendengar kabar kau sudah menemukan matemu, Nak," ujar ratu Ales tersenyum. "Sekarang dimana dia?" tanya ratu Ales. "Di dunia manusia," jawab Jullian singkat, Ales mengernyit. "Apa dia manusia?" tanya Ales. "Tidak. Hanya sekarang saja," jawab Jullian. "Apa maksudmu, Jullian?" tanya ratu Ales meminta penjelasan. "Sebenarnya dia vampir murni, Bu. Tapi entah kenapa kekuatannya disegel dan dia dikirim ke dunia manusia dan tepat dimalam purnama besok segelnya akan lepas, dia akan berubah menjadi vampir seperti kita," jelas Jullian. "Ibu juga mendengar kabar jika Matemu sedang diburu oleh banyak kaum. Tapi kenapa itu bisa terjadi?" tanya ratu Ales lagi. "Ada seorang peramal mengatakan jika Mateku itu akan membawa kedamaian bagi dunia immortal ini. Darah yang mengalir di tubuh mateku juga bukan darah vampir murni seperti kita, darahnya istimewa. Siapa yang meminum setetes saja darah Mateku, kekuatannya akan menjadi berkali lipat. Tapi sumber kehidupan mateku akan berkurang jika yang meminumnya tanpa persetujuan mateku," jelas Jullian panjang lebar, Ratu Ales menatap serius putranya. "Jullian. Kau harus melindunginya, Nak. Entah kenapa ibu merasa Matemu akan menjadi penentu dunia kita. Bisa jadi penentu baik dan juga buruk, " ucap ratu Ales, Jullian mengangguk pasti. "Itu adalah tugasku sebagai matenya, Bu. Apapun yang terjadi aku akan melindunginya tidak peduli dengan nyawa sebagai taruhannya," ujar Jullian dengan aura kepemimpinannya. Ales tersenyum mendengar perkataan putranya. "Tapi dari golongan mana matemu, Jullian?" tanya Ales penasaran. "Entahlah, Bu. Aku tidak tau," ujar Jullian. "Ibu merasa matemu itu bukanlah dari golongan biasa," Ales menerawang, matanya berubah warna menjadi ungu. Jullian melihat mata ibunya berubah, ia tau jika Ales sedang melihat sesuatu. Entah melihat masa lalu atau masa depan, tapi Jullian hanya menatap ibunya menunggu dengan rasa penasaran. Tidak lama kemudian mata ratu Ales berubah kembali seperti semula, hijau. "Apa yang ibu lihat?" tanya Jullian, Ales menggelengkan kepala. "Entahlah, terlihat samar. Ibu juga belum yakin," ucap Ales berbohong. Jullian mengetahui jika ibunya berbohong tapi ia membiarkannya tidak ingin memaksa ibunya berkata jujur. Jullian tau jika ibunya berbohong pasti ada alasan di balik itu semua. "Baiklah kalau begitu, Bu. Aku ingin pergi ke dunia manusia," pamit Jullian, Ales mengangguk. Dalam sekejab Jullian sudah menghilang dan sudah berada di dunia manusia. Sedangkan ratu Ales menatap kepergian putranya. Akan ada peperangan yang besar. Banyak nyawa yang akan berkorban. Aku melihat seorang wanita yang dikelilingi oleh banyak hewan langka, hewan yang mereka anggap tidak ada dan sudah punah, yang tidak ada satupun orang yang bisa mengendalikannya. Hewan-hewan itu memiliki kekuatan-kekuatan yang sangat dahsyat. Wanita itu adalah tuan mereka dan mereka adalah peliharaan nya yang akan mematuhi dan melindungi tuan mereka. Siapa wanita itu? batin ratu Ales.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD