Bab. 3

878 Words
Bab.3   Pagi pun datang, Rista sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya. dengan jalan yang tertatih, gadis itu berjalan ke ruang makan. "Loh dek, kaki kamu kenapa?" Tanya Dinda yang khawatir, saat melihat Rista berjalan dengan susah payah. "Oh ini semalem, adek jatuh mbak." Jelas gadis itu sesekali melirik kearah Dimas yang sama sekali tidak menatap ke arahnya. "Ya ampun, udah di obatin?"tanya Dinda khawatir. "Udah kok mbak pakai obat cream" "Bener kamu gak apa-apa, dek?" Rista mengangguk kemudian tersenyum menenangkan, ia pun duduk di kursi kosong di samping kakaknya. "Mas, aku minta tolong anterin Rista ya ke sekolah." Pinta Dinda dengan raut memohon pada suaminya. "Maaf sayang, hari ini mas ada meeting. Sepertinya tidak akan sempat." Dinda menghela napas dengan wajah sedih. "Yaudah, mbak aja yang antar kamu ya." Rista menggeleng tak setuju "Nggak perlu mbak, adek udah wa Johan buat antar adek ke sekolah." "Johan, siapa?" Rista segera menutup mulutnya. ups, Dia kelepasan. "Dia cuma temen adek kok mbak." Jelas Rista sejujurnya. "Inget ya dek, sebentar lagi kamu bakal ujian. Jangan mikir buat pacar-pacaran dulu, lagipula mbak juga belum kenal sama dia, dan pacaran juga ada batasannya." "Iya-iya, Adek tau kok. Kalo gitu Adek pamit pergi dulu ya. Assalamualaikum mbak, kak Dimas." Rista menyelesaikan makanannya dengan cepat, lalu menyalami Dinda dan Dimas. Gadis itu berjalan dengan kaki yang terseret-seret. "Jalannya pelan-pelan dek" teriak Dinda khawatir. ***** Sudah dua minggu Rista tinggal bersama Dinda dan Dimas, selama itu pula Rista selalu membuat ulah yang kadang membuat Dinda dan Dimas pusing kepala. Beberapa hari yang lalu, Rista membuat syok kakak juga kakak iparnya. yakni Dinda mendapat surat panggilan dari sekolah, karena Rista membolos jam pelajaran. Ia tak habis pikir, adiknya bisa melakukan hal itu. Setelah pulang Dinda menasehati adiknya dan Rista berjanji tidak akan membuat masalah lagi di sekolah. Sebenarnya Dimas tidak ingin ikut campur masalah keluarga istrinya, namun melihat Dinda yang terus kepikiran pada adiknya membuatnya kesal juga. Dari awal Dimas memang tidak begitu setuju jika Rista tinggal bersama mereka, namun ia juga tidak tega menolak permintaan istrinya. Lagipula ia tidak biasa menghadapi gadis ABG, yang ia tahu gadis seusia Rista memang labil dan suka semaunya. Dan kini terbukti dengan Rista yang suka membuat masalah, sangat berbeda jauh dari Dinda. Bahkan ia sampai tak yakin bahwa Rista adik kandung Dinda. Seperti saat ini, ia dan Dinda duduk di ruang tamu menunggu kepulangan Rista. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun gadis itu belum juga datang. Rista meminta ijin Dinda untuk datang ke acara ulang tahun salah seorang teman sekelasnya, Dinda memberi ijin dengan catatan tidak boleh melebihi jam malam yakni jam 9 namun kini jam sudah menunjukkan pukul 00.10 WIB tapi bahkan Batang hidung adiknya belum terlihat. Kecemasan terlihat jelas dari wajah Dinda, dan semua itu tidak lepas dari perhatian Dimas. Berulang kali ia coba menghubungi nomor ponsel adiknya, namun justru operator seluler yang menjawab panggilannya. "Sebaiknya kamu istirahat di kamar aja sayang." Ucap Dimas lembut. "Nggak mas, aku pengen tunggu adekku pulang." Tolak Dinda keras kepala. Tidak berapa lama, suara deru mesin mobil terdengar di depan rumahnya. Ckleck.. Rista tersentak kaget, saat melihat kakak dan kakak iparnya duduk di sofa. Mereka berdua menatap tajam ke arahnya, terutama tatapan kakak iparnya yang terlihat seperti elang pada mangsanya. "Mmm-bakk belom tidur?" Tanyanya gugup. "Sudah jam berapa ini Arista Riany? Mata Rista terbelalak saat mendengar nama lengkapnya di sebut, itu pertanda bahwa Dinda sedang marah besar padanya. "Ma-af mbak, tadi aku sudah ingin pulang sejak sebelum jam 9 tapi taksinya tidak ada yang lewat." Jelas Rista sebenarnya. Dia memang bukan gadis yang tidak tau waktu dan suka kelayapan. Tadi ia memang mencari taksi sejak jam 9, tapi sepertinya taksi sedang tidak ingin bekerja sama. Begitupun ojek maupun taksi online, karena mungkin cuacanya hujan serta jaraknya yang cukup jauh dan termasuk jalur macet. Terpaksa ia menerima tawaran Johan Untuk menaiki mobilnya, lelaki itu memang sialan karena dengan sengaja berputar-putar jalan. Rista sudah mengumpat dengan sumpah serapahnya, namun hanya di tanggapi santai oleh lelaki itu.. "Ini untuk terakhir kalinya ya Rista, mbak nggak mau kamu kaya gini lagi." Dinda memperingati yang di sanggupi oleh adiknya. "Yaudah sekarang kamu istirahat" ucap Dinda yang kini sudah berjalan pergi. Dimas menatap tajam Rista yang masih berdiri di tempatnya, rasanya ia ingin sekali memarahi gadis tidak tau aturan itu. Tapi sebisa mungkin ia harus menahan diri demi istrinya, yang begitu menyayangi gadis tersebut. Rista melihat Dimas yang masih menatapnya dengan kesal, gadis itu takut menerima amukan suami dari kakaknya itu, ia bahkan harus menahan napas saat ternyata lelaki itu berjalan ke arah lain. Rasanya sungguh menyesakkan, ia ingin sekali keluar dari rumah ini, dan memilih tinggal bersama orang tuanya di singapur. Gadis itu sungguh tidak sanggup menerima tatapan marah dari Dimas tapi bagaimana dengan Dinda kakaknya?Ia pasti akan sangat sedih, terlebih Dinda yang memintanya tinggal bersama. ***** Semalaman Rista begitu tersiksa, karena tidak bisa tidur dengan nyenyak. Kemarahan Dinda jugaTatapan dingin Dimas begitu mengganggunya, dan membuatnya takut. pagi hari ia harus melihat wajah kakak iparnya, yang begitu dingin. "hmm.. anuu.. kak,, mbak Dinda.." terdengar suara sendok, serta garpu yang di taruh dengan kasar oleh si pemilik. "Cepat habiskan makananmu, Dinda memintaku untuk mengantarmu." Sahut Dimas yang masih menatapnya tajam, membuat tubuh Rista mengkerut ketakutan. "Mbak Dindanya?" "Dia di dalam kamar, dan sedang tidak ingin bertemu denganmu." Hati Rista mencelos mendengar ucapan Dimas, apa kesalahannya kali ini sungguh tak termaafkan?" Rista makan sarapannya dengan mata berkaca-kaca, seolah ia di paksa memakan batu kerikil. Selama di perjalanan ke sekolah tidak ada percakapan sama sekali, keduamya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD