“Oh ya, Kak. Katanya kak Gabriel lagi flight loh Kak kesini, ke Seoul,” ujar Clarisa sedikit memberikan informasi yang beberapa menit lalu dia dengar dari Tony. Dengan kedua tangan dan juga pemandangannya yang terlihat sibuk di depan cermin, Clarisa yang sedang merapikan sedikit riasan di wajahnya pun sesekali menatap pintu berwarna coklat kayu di mana Gilly berada. “Oh ya, kapan suamiku tiba?” tanyanya, panik. Saking paniknya, kedua tangan Gilly mendadak tremor. “Ehm, mungkin sekitar dua atau tiga jam an lagi sampai Seoul.” Sontak mata Gilly melotot di belakang sana, kedua tangannya pun bergemetar seiring mengetahui jika Gabriel sebentar lagi akan sampai. “Aku mau marah sama kak Gabriel jika nanti dia sudah sampai,” kata Clarisa, masih memendam benci pada kakaknya, sementara Gilly si

