“Ernest!” Teriakan Emily membuat Ernest bergegas bangkit dan berlari menuju kamar mandi. “Sial! Kau kentut, Ernest!” Teriak Emily lagi yang reflek menutup hidung dan bangkit lalu berlari menuju pintu samping. “Maaf, aku tidak bisa menahannya!” Teriak Ernest bergegas menutup pintu kamar mandi. Nafas Emily terengah-engah setelah membuka hidungnya lalu menghirup udara sambil menatap gedung pencakar langit yang mengelilingi apartemen itu, ia menoleh ke belakang lalu mengumpat. “Dasar Ernest sialan! Harusnya kau tak mendekatiku! Sial bau kentutmu melekat di hidungku. Lihat saja, setelah kau keluar dari kamar mandi aku akan mencubitmu!” Emily geram lalu berjalan menuju kolam renang yang panjangnya hanya sepuluh meter. Emily duduk di tepi kolam, setelah menaikkan kedua ujung celananya agar t

