Jangan menghina!

1159 Words
Selamat membaca Janet menyeringai dengan ejekan yang menyelimuti hatinya. Dia memandang Bryan dari atas sampai ke bawah, “Kau tidak lihat penampilannya yang miskin ini? Mana mungkin dia punya uang untuk membeli perhiasaan di sini? Itu buang-buang waktuku saja melayaninya!” Pelayan tersebut terdiam. Bryan berkata dengan santai, “Mengapa kau tidak membukanya, aku ingin melihatnya. Jika cocok aku akan membelinya.” Janet menggelengkan kepalanya dengan lesu seolah itu adalah isyarat untuk mengejek Bryan dengan penampilannya yang bergaya untuk membeli perhiasan. “Mana mungkin kau bisa membelinya." Bryan menatapnya dengan dingin. Matanya yang tenang tiba-tiba menjadi bercahaya, seolah-olah cahaya itu sangat tajam. Dia mengerutkan bibirnya dan berkata, “Oh ya? mengapa kau mengatakan seperti itu? Coba katakan dari segi mana kau tau kalau aku tak mampu membelinya?” Janet mengacungkan jempolnya dengan ekpresi mengejek Bryan. Dia lalu bertepuk tangan sesaat sebelum dia menjawab. “Actingmu sangat keren! Kau tidak akan mampu membelinya karena nilainya puluhan juta.” Beberapa orang datang dan mendekati Janet. Mereka adalah pengunjung toko perhiasan. Mereka juga melihat Bryan dari bawah ke atas dengan rasa hina. “Penampilan jelek seperti ini, mana bisa membelinya. Lebih baik tidak usah melihatnya.” Bryan menggepalkan tinjunya dengan erat sebelum berkata dengan dingin. “Bisa tidak, kau tidak melihat penampilan seseorang?” Bryan melirik Janet di konter dan melihat orang lain juga mencibirnya. Pria ini merogoh ponselnya dan menghubungi Geral Steven. “Tolong bawa uang 10 juta dolar cash. Aku tunggu dalam 10 menit.” Kerutan di kening pria yang bernama Geral Steven semakin dalam. Dia segera menyetujui tanpa mempertanyakan permasalahan yang dihadapi Bryan. “Baik, Tuan. Aku akan segera datang.” Begitu panggilan itu berakhir, Janet kembali mencibirnya dan menatapnya dengan rendah. “Aktingmu sangat bagus.” Janet tertawa dengan keras. “Kau akan melihatnya, tunggu saja!” Janet mengangkat salah satu alisnya ketika dia menanggapinya dengan sinis. Sementara, beberapa orang pengunjung yang berada disisi Janet menimpali Janet, “Oh ya! Aku juga ingin melihatnya." Tidak lama setelah itu, beberapa mobil mewah meluncur di depan pusat perhiasan. Sang sopir dengan cepat membukakan pintu untuk seorang pria yang berstelan jas berwarna hitam. Tampaknya, dia adalah ketua dari kelompok mobil mewah itu. Pria itu adalah Geral Steven. Dia datang dengan membawa 2 orang pengawal yang memegang tas kulit berisi uang. Wajahnya terlihat dingin dan seram. Suasana di ruang tersebut berubah menjadi hening dan tegang. Semua pengunjung menatapnya kaget, terutama Janet. Janet dengan cepat bangkit untuk menyambut kedatangan Geral Steven. Tetapi Geral Steven melewatinya ketika dia melangkah ke arah Bryan. Geral melambaikan tangannya ketika dia berkata, “Tuan, saya telah membawa uangnya.” Geral memberi intruksi kepada pengawal ketika dia berbicara. Dengan gerakan yang cepat, sang pengawal meletakkan tas itu di depan mereka. Orang-orang terpana karena terkejut dan merasakan pori-pori kulit mereka terbuka karena merinding. Orang-orang mengangkat ponselnya sambil menyalakan camera untuk mengambil video atas kejadian ini, tetapi pengawal Geral dengan cepat menghalangi mereka hingga mereka hanya memotret Bryan dari belakang. Dengan isyarat mata Bryan meminta Janet untuk melihat uang yang dibawakan oleh pengawalnya. “Kau sudah melihat uangnya?” Janet menjadi gugup ketika dia menjawab, “Iya, aku melihatnya.” Sudut mata Bryan melirik Geral ketika dia memberi intruksi. “Aku ingin melihat direktur toko ini.” Geral langsung memahami perkataan Bryan sebelum dia mengeluarkan ponselnya untuk menelpon seseorang. Begitu telpon tersambung, Geral berkata tanpa basa-basi, “Jika dalam 5 menit kau tidak menemuiku dibawah, maka kau akan menanggung resikonya." Panggilan telpon berakhir. Suasana membeku. Ekpresi Janet memucat karena ketakutan. Tidak lama setelah itu, seorang pria paruh baya muncul. Begitu melihat Geral Steven, pria itu melambaikan tangannya. “Tuan Geral." Pria yang menjabat sebagai direktur pusat perdagangan tercengang ketika dia mendapati orang yang tidak bisa disinggung. Geral menyeringai dengan dingin begitu pria itu mendekat. Geral mencengkeram kerah baju pemilik toko perhiasaan itu dan menamparnya dengan keras. Sorotan mata Geral menjadi dingin ketika dia berkata, “Usahamu akan hancur jika kau masih mempekerjakan wanita ini!" “Tidak, Tuan! Apa yang terjadi?” Setelah dia berbicara, dia melirik ke arah Janet. Gadis itu menjadi gugup dan bibirnya pun menjadi kaku sehingga dia tidak berkata apa-apa. Pria paruh baya memucat dan membungkuk ke arah Geral dan Bryan. “Saya minta maaf, Tuan. Saya benar-benar minta maaf.” Janet berjalan mundur dan hendak pergi tetapi dengan cepat lelaki paruh baya mencengkeram tangannya. Lalu menamparnya berkali-kali, “Kau berani menyinggung Tuannya. Aku tidak akan membiarkanmu pergi!” Janet terlempar ke tanah karena tamparan. Wajahnya membengkak akibat tamparan itu. Tidak hanya itu saja tetapi di sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Matanya berkabut dan tubunya yang bergetar karena takut. Tidak pernah dibayangkan bahwa dia telah mengundang masalah untuk dirinya sendiri. Janet berkata dengan gugup dan terisak, “Bos, maafkan aku. Tolong aku.” Pria paruh baya itu melototinya. Sorotan matanya berubah menjadi sangat tajam. Seolah-olah dia berubah menjadi serigala yang menakutkan. Dia berkata dengan dingin, “Menolongmu? Kau sungguh tidak tau malu!” Tangannya menjambak rambut Janet dan menarik wajahnya ke atas lalu menamparnya lagi. Wanita itu meraih kaki Bryan dan memohon maaf kepadanya, “Tuan Zavier, aku minta maaf. Aku janji tidak memandang rendah orang lain lagi.” Pria itu menghentikan Janet ketika dia meraih kaki Bryan. “Kau dengan berani memegang kaki Tuan Muda? Aku akan menghabisimu!” "Bawa sampah ini keluar!" Pria itu memberikan intruksi kepada pengawalnya ketika dia berbicara. “Oke, Boss!” pihak keamanan mengikuti perintah dengan cepat. Setelah petugas keamanan membawa Janet pergi. Bryan berkata pada Pria itu. “Istriku menyukai perhiasan itu, tolong bungkus untukku.” Pria itu mengangguk dengan cepat dan berkata, “Oke, aku akan membungkusnya untukmu!” Ekpresi Bryan masih datar. Dia mengeluarkan kartu kreditnya dan menyerahkan pada kasir untuk digesek. “Gesek kartu ini." Bryan berkata, "Tuan Geral, Anda bisa mengambil uang ini kembali. Aku akan menggunakan kartu untuk membayarnya." Geral mengangguk dan mengikuti permintaan Bryan. Sementara, Pria paruh baya yang menjabat Direktur di toko perhiasan itu mendekati Bryan, kemudian dia berkata. “Mr. Zavier, ini hadiah kecil untukmu. Tolong diterima." “Tidak usah.” Suara Bryan terdengar berat ketika dia menolaknya. Pria paruh baya itu mendesah tanpa daya dan terus membujuk Bryan. “Tuan Zavier, ini hanya hadiah kecil. Terimalah." Sudut mata Geral mengamati wajah pria pemilik toko yang tampak memucat. Kemudian, dia berkata padanya, “Tuan Zavier, terimalah pemberiannya. Jika tidak, dia tidak akan bisa tidur nanti malam.” Bryan mengerutkan bibirnya dan mengangguk kecil. “Baiklah kalau begitu saya terima.” Setelah melihat Bryan menerima kalung itu, dia menjadi lega. Setidaknya, Bryan tidak marah dengannya dan hidupnya tidak akan bermasalah ke depannya. “Apa kau ingin aku antar?” tanya Geral steven. “Tidak. Aku akan pulang sendiri,” sahutnya. Geral mengangguk dan mempersilahkannya dengan hormat. Mata pengungjung terbuka lebar melihat peristiwa ini dan banyak orang mengunggah video ke sosial media dan begitu cepat menyebarnya. Namun, sayangnya rekaman video itu terlihat buram karena pengawal menjaganya. Setelah membeli hadiah, Bryan langsung menuju ke hotel untuk memesan tempat perayaan ulang tahun pernikahannya yang ke 5. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD