“Cuma sebatas bos dan karyawan?” Bevi mengerjab mendengar pertanyaan sedingin itu. Dia mengangkat dagu, seolah tidak terusik. Meski sebenarnya hatinya mulai berkata lain. “Hmm....” Dia menggumam. “Ya, sebatas itu.” Kali ini lebih mantap. Kedua tangan Birzy terkepal di sisi tubuh. Dia membuang muka, melihat dua lelaki yang telah selesai dengan pekerjaan mereka. Tangan kanannya merogoh saku belakang, lalu mengeluarkan beberapa uang. “Kalian bisa pergi. Rumputnya nggak perlu dipasang.” “Maksudnya dibatalkan?” Si Pegawai terlihat kebingungan. “Nggak perlu dipasang meski saya sudah bayar.” Birzy membuang muka. Dia mengembuskan napas mencoba menormalkan napasnya yang memburu. “Terima kasih, Pak.” Dua pegawai itu lantas pergi dengan sejuta tanya. Bevi menunduk. Dia merasa terlalu keras ke B