Menunggu Persephone terlena memang rencana Hades. Tujuan yang sebenarnya dari sentuhan int*m ini adalah mengikat Persephone selamanya. Dia ingin menanamkan sebuah kutukan atau sebut saja segel jiwa yang siap ia tanamkan pada saat Persephone tak berdaya menahan serbuan kenikmatan yang pertama kali ia terima.
Ia memang licik memanfaatkan kelemahan Persephone. Namun kegilaan yang terus mengguyurnya membuatnya mampu melakukan hal terlicik sekalipun.
"Hades aku merasa aneh?" serbuan dari kenikmatan mulai membuatnya hampir mencapai puncak. Namun Persephone yang polos tidak tahu apa yang sedang melanda tubuhnya yang murni. Dia telah terdorong begitu jauh dalam percintaan yang Hades bangun.
"Lepaskan seluruh perasaanmu Kore, jangan tahan."
Keduanya kini seperti sepasang merpati yang tidak terpisahkan. Saling menyentuh dan saling meresapi jiwa masing - masing seolah menemukan belahan jiwanya di sudah lama terpencar. Kebutuhan akan sentuhan Hades merayap dalam hati Persephone dan meledak. Dia tidak ingin semua berhenti dan merasakan kekosongan yang menyakitkan. Menjalani seharian tanpa Hades yang sudah menjadi candunya adalah siksaan tersendiri.
Krauk.
Dengan giginya, Hades akhirnya menandai Persephone yang bersamaan dengan jeritan nikmatnya yang mencapai puncak. Dia terengah dan tubuhnya langsung bergetar akibat serangan lidahnya yang tak berhenti di lembah basah sang dewi hingga puncak itupun datang dengan hebat. Membuat taman bunga surgawi yang berada di sekitar mereka semakin merekah karena pelepasan kebagiaan dari sang dewi.
"Hah hah, apa itu tadi? Kenapa aku bisa mengalami hal itu?" tanya Persephone dengan suara yang hampir habis. Dia bahkan masih belum bisa menenangkan nafas dan getaran tubuhnya saat menikmati sisa sisa pelepasannya tadi. Tubuhnya seakan tidak menjadi miliknya.
Dalam pelukannya, Hades bisa meresapi lembutnya tubuh Persephone yang sudah ia tandai. Sebuah segel tercipta di antara pahanya yang menbuatnya tahu kemana Persephone berada. Hades menanamkannya melalui gigi, mengganti penanaman segel yang seharusnya menyakitkan menjadi kenikmatan yang asing bagi Persephone. Dewi itu ia buat kebingungan karena terhimpit rasa nikmat sekaligus sakit. Membuatnya merasakan gelombang pelepasan yang dasyat.
"Kau mendapatkan klimaks yang pertama kalinya, Kore. Aku merasa terhormat membimbing tubuhmu yang murni untuk merasakan hal tersebut."
Persephone menyembunyikan wajahnya yang malu nan merona di d**a Hades. Pipinya menempel pada tubuh yang terpahat otot secara sempurna itu yang ia kagumi sejak pertama kali bertemu. Yang mana kekagumannya pada Hades setara dengan rasa menyakitkan yang harus ditanggung dewa bawah tanah itu saat menyaksikan tubuh Persephone yang menggiurkan, terpampang sekaligus berada dalam pelukannya. Sungguh tidak adil karena dirinyalah satu - satunya yang merasa tersiksa di sini. Tersiksa gairah yang tidak bisa ia salurkan.
Akan tetapi kelicikannya karena ingin memiliki musim semi membuatnya melakukan hal yang tak sepantasnya--- membuatnya pantas mendapatkan kesakitan akibat gairahnya yang berdenyut.
Segel yang merupakan pengasih yang menjadikan sang dewa maupun dewi akan tergila - gila pada pemberi tanda segel. Hanya butuh sedikit waktu bagi segelnya untuk menggeliat dalam diri Persephone dan membuat cinta sang gadis yang mulai bersemi segera menggelora hingga tidak perduli apapun selain ingin dekat dengannya.
Hades sudah tidak tahan untuk mengambil Persephone dari Dementer. Dan ia tahu jika mengambil Persephone dari Dementer membutuhkan upaya yang alot. Rasa posesif berlebih dari sang ibu adalah masalah besar untuk memilki Persephone. Oleh karena itu, dibutuhkan katalis untuk Persephone agar bisa mengatakan tidak pada Dementer. Sehingga mereka pun bisa bersama tanpa ada masalah meski tanpa restu sang ibu.
"Sudah waktunya kita melanjutkan rencana awal, ayo pergi ke dunia manusia."
Hanya saja Persephone sekarang menginginkan hal yang sebaliknya. Dia tidak lagi penasaran dengan dunia manusia, Persephone lebih menginginkan menjelajahi dunia tempat sang kekasih tinggal. Oleh karenanya dia mengarang alasan agar Hades terus membawanya berjalan - jalan.
"Tapi setelah itu aku akan terpisah denganmu. Tidak mendapatkan dirimu terasa menakutkan sekarang," guman Persephone.
"Aku berjanji, ketika matahari tenggelam dan ibumu pergi dari ladang maka saat itu pula aku datang."
Ucapan Hades tidak serta merta membuat Persephone tenang. Raut wajahnya yang sedih mampu ditangkap dengan mudah oleh Hades.
"Baiklah. Aku akan menunjukkanmu isi dunia bawah tanah. "
Dan senyum pun mengembang di bibir sang dewi musim semi. Setelah mengalami sesuatu yang Aphrodithe ceritakan ketika bersama dengan Ares, membuat Persephone enggan berpisah dari Hades.
Dewi Cinta itu pernah mengatakan, ketika berada di dekat orang yang dicintai maka semuanya akan menjadi buram dan hanya orang yang ia cintai yang terlihat dengan jelas. Semua kewarasan akan tersingkirkan dan semua logika akan terlupakan, itulah yang dialami orang-orang yang jatuh cinta.
Persephone akhirnya mengalami hal tersebut. Dia merasa otaknya tidak berfungsi jika berada di depan Hades. Dalam tatapannya hanya Hades yang bersinar diantara hal-hal menakjubkan yang pria itu tunjukkan selama berada di dunia bawah. Dalam setiap sel tubuhnya hanya berteriak ingin dekat dengan pria tersebut dan mendapatkan kembali kenikmatan yang baru saja ia teguk.
"Dunia bawah terdiri dari hal indah maupun hal buruk. Di sini menyimpan kengerian juga keindahan. Semua disiapkan untuk jiwa jiwa manusia yang menjalani hidupnya. "
Persephone seolah mengerti apa yang dikatakan oleh Hades, padahal yang ia perhatikan sebenarnya hanyalah bibir Hades yang terus bergerak. Apalagi ia sudah merasakan betapa lembutnya bibir itu.
"Tadi adalah pintu yang menyimpan keindahan. Namun setelah ini, kau akan melihat hal menakutkan."
"Ah. Apa itu?"
"Sungai Styx, sungai yang membawa jiwa manusia yang baru terpisah dari tubuhnya. Sebelum melewati ke Ackheron, jiwa manusia melewati sungai yang pernah kau buat mandi. Oleh karena itu para Nimfa air dan Herby kebingungan akan aromamu yang terbawa arus air."
Persephone tidak tahu jika dia bisa membuat kekacauan seperti itu. Padahal niatnya hanya menyegarkan diri untuk melupakan Hades. Namun yang terjadi, dia tidak hanya lupa tujuannya justru terjerat begitu dalam dengan Hades.
"Tolong ijinkan kami naik!"
"Selamatkan kami yang mulia. "
"Ijinkan kami naik perahu."
Persephone hampir menjerit melihat jiwa - jiwa menderita yang mengambang di sungai. Dan ada sekumpulan jiwa lain yang menaiki perahu.
"Kenapa mereka!?" pekik Persephone. Dia secara otomatis memeluk lengan Hades sebagai satu - satunya tempat perlindungannya.
"Mereka membayar apa yang mereka lakukan saat hidup."
Hades harus kembali mendesah atas apa yang Persephone lakukan. Dia begitu menempel pada tubuhnya sehingga bayangan ketika keduanya sama - sama tak berbusana merayap di jiwa Hades. Dia membayangkan hal tersebut di tempat yang salah dan waktu yang salah. Bagaimana lagi, kepolosan Persephone tidak membiarkannya berpikir normal saat ini.
"Aku akan membawamu ke Elysium," desah Hades.
Persephone memang tertegun dengan semua ini, tapi tak lagi menganggap sungai yang dipenuhi jiwa orang mati itu mengerikan. Dia justru merasa jika larangan dari ibunya yang dulu jelas dan terukir dalam otaknya lah yang mengerikan. Akan tetapi semua memudar karena pesona pria yang sedang menggandeng yang menuruni sebuah tangga.
"Elysium?"
"Pulau yang diberkahi. Tempat jiwa - jiwa baik pergi."
Persephone semakin tertarik dengan tour dari Hades. Setelah melihat hal mengerikan, alangkah baiknya dia melihat hal yang indah.
"Apa yang Aphrodithe katakan jika aku sudah menjelajah di tempat yang tidak ia bayangkan? Juga Apollo," guman Persephone.
Dia sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi dari Aphrodithe saat tahu dirinya menjelajahi dunia bawah tanah dan bahkan melihat isi di dalamnya. Apollo dan Aphrodithe adalah dua dewa yang dekat dengannya selama ini. Mereka sering mampir untuk menghiburnya saat kesepian dan butuh teman.
Harum bunga mulai tercium. Kunang - kunang dan cahaya berbintik - bintik melayang di sepanjang lorong dan disinari cahaya keemasan mulai terlihat. Saat Hades mulai membuka pintu berbingkai batu putih yang dihiasi permata yang menempel, sebuah kamar yang agung dan nyaman justru terpampang di depannya. Persephone mulai bingung, yang ia dengar tadi adalah Hades akan membawanya ke Lysium, tapi kenapa dia berakhir di kamar.
"Kenapa membawaku ke sini?"
"Aku takut kau besok lelah. Tidurlah lebih dahulu agar ibumu tidak curiga."
Persephone baru sadar, pasti ibunya akan curiga jika dia besok mengantuk dan kelelahan. Dia pun menuruti Hades dengan menuju ranjang berbahan sutra yang paling lembut yang ia temui.
"Tapi aku mungkin tidak bisa tidur di ruang yang asing," ucap Persephone.
Mata Hades memerah. Segera setelah itu Persephone tertidur lelap dan jatuh ke pelukan Hades.
Hades pun segera menangkap tubuh Persephone dan mengangkatnya ke ranjang yang sudah ia siapkan untuk Persephone. Sebuah senyum tipis di bibirnya yang muram akhirnya terbentuk, sesuatu yang belum pernah ia perlihatkan sebelumnya.
Tbc.