Aku bisa mengatakan warna hitam adalah putih.
Juga sebaliknya, jika itu keinginanmu.
Sebab bagiku, kau adalah seluruh warnaku.
Dalam bangunku maupun dalam tidurku.
Tak ada bantahan bahkan jika hal itu adalah salah.
****
Melihat Persephone yang tertidur, polos dan indah menimbulkan niat yang tidak terbedung dari hati Hades. Keinginan itu memberontak untuk mendobrak pengendalian diri Hades yang menginginkan Persephone berada di sini, selamanya. Makhluk kecil, murni yang ia temukan secara tidak sengaja ini memang sukses membuatnya gila. Dia bahkan tidak tahu bagaimana cara kembali menjadi dirinya yang penyendiri seperti dulu.
"Kau sangat indah, bahkan saat tidur kau mampu memikatku."
Mendesah akibat pertempuran di batinnya, Hades memutuskan melangkah meninggalkan Persephone di kamarnya. Dia butuh berpikir agar cintanya tidak ada halangan dan berniat menyingkirkan halangan itu sebelum muncul. Halangan itu antara lain adalah Dementer, Aphrodithe dan juga dewa lain yang bisa saja melamar Persephone ketika proses kedewasaannya.
Tap.
Tap.
Langkahnya disambut penghormatan dari dua nimfa yang datang atas perintahnya.
"Salam kami tuanku."
Hades melirik sekilas pada dua nifma yang menunduk hormat. Ia pun menyuruh nimfa menjaga Persephone dan melayaninya ketika bangun. Sedangkan dia ingin ke tempat yang tenang dan berpikir langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya.
"Kalian tetaplah disini dan layani apapun yang Persephone inginkan."
"Baik tuanku."
"Jangan bangunkan dia jika memang dia belum terbangun. Hanya yakinkan agar tidak ada Herby ataupun jiwa liat yang mendekat."
"Kami mengerti tuanku."
Hades tidak memberi perintah, dia melangkah menuju ke singgasana di sebuah aula tinggi, megah dan memiliki kubah berwarna putih bersinar di atas ruangan. Penataan ini hampir seperti Olympus yang megah. Yang memang pada kenyataannya dia adalah penguasa kekayaan di bawah tanah sehingga tak mengherankan jika dia mampu membuat apapun yang ada di Olympus berada di kekuasaannya. Ukiran timbuk di tembok aula. Lukisan yang terbuat dari permata berkilau, semua bukan hal mewah baginya.
Dengan duduk diam di singgasananya, sebuah cermin besar berbentuk oval yang memiliki ukiran buah anggur melayang- layang di sekitarnya. Cermin itu mengejek ke arah Hades yang sedang gundah. Orricle adalah salah satu pusaka bawah tanah yang ia gunakan untuk melihat kegiatan di atas tanah, bahkan di Olympys.
"Jangan ganggu aku Orri," geram Hades.
Tak lama kemudian munculan pantulan bayangan dari cermin yang menunjukkan bagaimana wujudnya yang mengerikan jika dilihat oleh para jiwa yang buruk. Sangat berbeda dengan wujudnya yang indah dan setampan Appolo seperti sekarang. Oleh karena itu tidak mengherankan jika dia ditakuti dan lebih terkenal dengan wujud seram daripada sisi indah yang menawan. Karena para manusia kebanyakan tidak lagi memiliki hati yang bersih dan sangat kejam melebihi binatang.
Hades terdiam melihat wujudnya yang lain. Tapi inilah kenyataan yang harus ia tanggung ketika menerima Helmet of the darkness. Menjadi penguasa alam kematian membuatnya memiliki dua wujud yang berbeda layaknya siang dan malam. Seorang iblis dan juga malaikat.
Mengabaikan semua itu, Hades kembali memfokuskan diri untuk mendapatkan dewinya. Tidak ada gunanya meratapi hal yang menjadi bagian dirinya.
"Aku harus mendapatkan Persephone pada saat upacara kedewasaannya..." guman Hades.
Lalu apakah dia akan menginginkanmu saat melihat wujud lainmu yang buruk?
Dia adalah dewi paling murni dan polos yang pernah ditemui. Jadi jika dia melihat wujudmu yang lain maka dia akan menganggapmu monster.
Tersentak dari kenyataan itu, Hades mulai ragu akan dirinya. Dia bahkan tidak bisa membayangkan dan sanggup menahan sakit hati jika ditolak oleh Persephone. Tapi dia juga tidak bisa menyangkal sisi kelamnya. Kebingungan mulai melanda, untuk saat ini Persephone memang menyukainya karena wujudnya yang indah. Lalu apa yang ia lakukan ketika Persephone menolaknya.
"Aku bisa gila jika Persephone menolakku."
Alunan waktu masih terus mengalir, bersamaan dengan kegundahan yang tak berkurang--- Hades mulai mendapatkan cara agar Dementer tidak menjodohkan Persephone pada dewa yang lain. Hades menggunakan kelemahan Zeus dan juga Poseidon yang tidak akan pernah bisa mereka musnahkan. Hanya dia yang tahu dimana mimpi buruk semua yang ada di Olympus dan bumi menjadi tanggung jawabnya, ditahan.
Yah, selama ini Hades hanya menjalankan tugasnya menjaga kaum Titan dan Cronus di Tantarus. Dia menjaga agar mereka tidak bisa melewati wilayah bawah dan menghancurkan dunia seperti dulu. Akan tetapi tak ada sedikitpun keuntungan baginya menjaga makhluk keji itu padahal di bawah pengawasannya sehingga para makhluk di atas tanah bisa tidur lelap.
"Benar aku akan membuat semua dewa menekan Dementer untuk menyetujui proposal pernikahanku."
Tapi Hades adalah orang yang licik. Jika tidak maka dia akan terus dimanfaatkan oleh Zeus dan Poseidon yang serakah.
..
"Kore bangunlah. Kita harus segera kembali ke ladang ibumu sebelum dia datang."
Rupanya Persephone tidur jauh lebih nyenyak dari yang Hades pikirkan. Dia terpaksa membangunkan Persephone karena tahu matahari akan terbit.
Dengan mata yang masih mengantuk, Persephone membuka matanya, lalu kembali lagi memejamkan mata karena kelelahan akibat o*****e pertamanya. Hades tidak memiliki pilihan lain selain menggendon Persephone dan menaiki kereta.
"Baiklah, aku harus menggendongmu."
Drap.
Drap.
Langkah kuda yang menarik kereta keemasan Hades melesat melewati malam. Sungguh disayangkan karena sang dewi terlalu malas membuka matanya untuk melihat betapa indah dirinya yang berada dipelukan Hades. Keindahan mereka bahkan membuat bunga di ladang Dementer bergetar kagum.
Akan tetapi, ketika tiba di kuil tempat ladang Dementer berada --- ibu Persephone tersebut juga sudah datang.
Bukan saatnya berkonfrontasi dengan Dementer disaat perasaan dan segel Persephone belum kuat. Hades pun memutuskan untuk memakai helmet of the drakness agar tidak terlihat Dementer ketika mengembalikan Persephone ke kamarnya di kuil Dementer.
"Kenapa aku merasa diawasi?"
Dementer adalah salah satu dewi yang memiliki sejarah panjang di Olympus. Dia pun merasakan ada getaran yang aneh di lapisan udara kuilnya berada. Hanya saja dia tidak mendapati siapapun di kuilnya.
Semakin Dementer melangkah, tekanan di kuilnya semakin tinggi. Dementer pun semakin kebingungan akan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kenapa ada sebuah tekanan misterius di kuilku?" guman Dementer.
Dia yang merasa diawasi dengan tajam melihat ke kanan dan ke kiri. Memeriksa apakah ada penyusup di kuilnya.
"Kore!? Apakah itu kau?" tanya Dementera pada akhirnya.
Karena tidak mendapatkan jawaban, Dementer memutuskan untuk mengelilingi kuilnya. Dia sangat yakin jika ada seseorang yang berada di kuilnya. Sayangnya, di tempatnya ini tidak ada penghuni yang bisa ia tanyai. Hidupnya yang terpisah dengan dewa dan mahkluk yang lain selain nimfa, membuatnya tidak berdaya. Kini dia tidak bisa berbuat apa - apa selain memeriksa putrinya.
Hades memanfaatkan Dementer yang meninggalkan kuilnya untuk berkeliling. Dia menuju dengan langkah pelan sambil membawa tubuh Persephone. Sungguh tak disangka jika Dementer mendadak datang dan melangkah cepat ke arah salah satu ruangan.
Hades yakin jika tempat itu adalah kamar Persephone. Mungkin saja wanita itu ingin memeriksa kondisi putrinya yang dia yakini sudah tertidur.
Tap.
Tap.
Langkah Dementer semakin cepat ke kamar Persephone. Dia pun membuka tirai putih polos yang menutupi kamar Persephone.
"Kore...?" panggil Dementer lembut.
Namun putri yang ia panggil masih terlelap. Dan yang terlihat di ranjang hanyalah gundukan yang tak bergerak. Dementer akhirnya memiliki pemikiran buruk dan mencurigai jika gundukan di ranjang yang hanya tertutup selimut itu bukan Persephone.
Hati Dementer jatuh saat ada kemungkinan sang putri melanggar perintahnya. Kekecewaan mulai menyusup di hatinya dan membuatnya hampir tak berdaya. Dengan tangan bergetar, Dementer membuka selimut itu dan mendapati jika sang putri masih terlelap di ranjang. Dia hampir memekik karena terkejut, senang dan haru.
'Rupanya Kore tidak melanggar perintahku,' batin Dementer.
Dia pun keluar dari kamarnya dan tidak menyadari jika sang putri sedang menyebut nama pria dalam tidurnya. Tidak hanya itu, nama pria yang ia sebut justru tidak jauh dari sang putri. Berkat kekuatan helmet of the drakness, maka Hades tidak bisa dilihat oleh Dementer bahkan oleh Oracle.
"Tidur nyenyak dewiku. Aku akan datang besok seperti tadi."
Hades meninggalkan ciuman di bibir Persephone yang terlelap lalu melompat ke arah jendela. Cahaya matahari masih samar- samar menyinari ladang, akan tetapi Hades sudah memacu keretanya menuju ke tempat Zeus.
Demi cinta, Hades yang jarang meninggalkan dunia bawah tanah dan enggan ke Olympus akhirnya mendatangi Zeus. Dia menginginkan imbalan atas kenyamanan para dewa yang terwujud akibat dirinya yang mampu menjalankan tugas dengan baik.
Bersama dengan cahaya matahari yang menimpa dirinya, Hades menghentikan keretanya. Jubahnya berkilau memantulkan warna pelangi ketika Apollo mulai menjelajahi keretanya menabur cahaya ke bumi sebagai tanda pagi telah tiba. Dan Zeus dengan surai peraknya terkejut mendapati Hades berkunjung ke Olympus.
Tbc.