Undangan Menyesatkan

1262 Words
Petang tanganku. Kita akan berlarian di keindahan tak terkatakan. Hanya kau dan aku. Dengan seluruh sumpah yang dibuat oleh seluruh alam. Kau adalah alasan aku melakukan hal serupa dengan pecinta yang gila di bawah sana. *** Hades terus menyusuri sungai yang terhubung dengan dunia bawah tanah kekuasaannya. Dia tidak berhenti sampai melihat secercah cahaya yang tiba - tiba menarik perhatiannya tanpa bisa berpaling sedetikpun. Karena memang awalnya demi menemukan sumber aroma yang menyebar di sungai nan mengalir ke dunia bawah tempat kekuasaannya, dia sampai rela berjalan kaki menembus ke dunia atas. Yang pada akhirnya ia menemukan tujuan hatinya meski jalan yang ia tempuh semakin berkelok - kelok saat semakin mendekat. Ketika madu di matanya terlihat bersama secercah cahaya yang ia idam - idamkan, Hades bersembunyi di antara semak - semak hingga ia menemukan sosok wujud dari cahaya di balik pohon yang berbunga lebat, lebih tepatnya lebih lebat dari jumlah bunga yang ada. Sesosok tubuh ramping ia tangkap berdiri dengan punggung yang membelakanginya, ia mengenakan gaun tipis dengan rambut yang menyebar di air, di atas pinggang yang melengkung. Rambut menyebar yang bersinar tertimpa cahaya bulan menjadikan warna surai itu lebih terang meski sebagian surainya terendam bersama dengan tubuhnya sebagian. Hades juga tertegun melihat bunga teratai yang muncul dari sinar hijau yang lembut dari tubuhnya yang dengan gembira menumbuhkan bunga - bunga teratai yang mekar. Segera seluruh area sungai tempat sang dewi berendam dipenuhi kehidupan dari teratai tersebut. Mata Hades mulai melesat menemukan jika sang dewi sedang bergerak-gerak dengan gerakan yang anggun. Tangannya yang mengeluarkan cahaya sekaligus keharuman mengusap kulitnya yang menggoda. Hades merasa tergoda meski dewi itu bahkan tidak berniat untuk menggodanya. Itulah efek yang terjadi ketika dia berada di dalam air, tiap gerakan sederhana apapun seolah merupakan undangan untuknya. Selain itu kemunculan kehidupan bunga - bunga tadi kekaguman Hades yang muncul bertambah besar saat menyadari jika tanaman yang diberi anugerah sang dewi bisa berbicara. Dia nampak berbincang pada dewi yang sudah menumbuhkan dirinya. Semakin lama Hades mengamati sang dewi maka ia mendapati dirinya semakin tidak bisa memalingkan matanya cari kebalikan kehidupan yang biasanya alami di alam kematian. Tanpa berpikir panjang ia mulai melangkahkan tubuhnya ke dalam air untuk merendam tubuhnya di malam hari yang berselimutkan bulan. Mendekat perlahan untuk lebih dekat pada sosok yang ia cari. "Kau!" Hadits merasa puas melihat dewi itu nampak terkejut melihat kedatangannya. Apalagi yang ia lihat sebelum masuk ke dalam air adalah Sang Dewi tiba - tiba ingin melarikan diri, yang mungkin tanaman itulah memperingatkan kehadirannya. 'Seorang dewi melarikan diri dariku?' Tanya Hades geli pada dirinya sendiri. Inilah sesuatu yang menyegarkan dan benar-benar membuatnya tertarik. Di antara para dewi maupun nimfa dan juga herby, hanya kali ini ada yang melarikan diri darinya. Bukannya melemparkan diri darinya di bawah kaki untuk mendapatkan perhatiannya juga kekayaan bawah tanah yang tak terhingga. Ketika Persephone menoleh, cahaya bulan yang menembus melalui rimbunan pohon di ladang, memancarkan cahaya perak yang mengagungkan wajah sang dewi. Dia nampak lebih lembut dengan kemurnian yang bercahaya. Matanya yang besar dan bulu matanya yang panjang melengkung dipadukan dengan hidungnya yang lincip dan mungil adalah hal terindah yang ia temui. Rambutnya yang merah jambu membentang ke sekitar pinggangnya, mengambang di air. Sedangkan wajahnya yang berbentuk hati menyempurnakan kecantikannya yang lembut dan bersinar di antara kegelapan malam. "Kau masuk ke aliran sungai kekuasaanku Kore. Jadi kau harus bertanggung jawab karena semua yang berada di bawah sana gelisah karenamu." Sebagian dari diri persephone berbisik kepadanya agar ia harus lari, tapi dia terlalu terpesona pada pria yang berambut gelap dengan mata yang seolah membawa malam. Hadis memancarkan keanggunan yang menarik dengan pesona gelap yang menarik membuat Persephone merasakan denyut nadinya semakin cepat. Ia tidak bisa bergerak ketika jari - jari panjangnya mulai menyentuh bibirnya. "Hades... aku tidak tahu itu. Maafkan aku." "Jangan khawatir, itu bukan hal yang besar." "Jika demikian aku akan pergi. Ibuku akan marah jika aku bicara dengan orang asing." Ketaatan yang tertanam dari lahir tidak akan mudah dihapus Hades dalam dua kali pertemuan. Persephone adalah wujud kepolosan hasil dari rasa posesif Dementer yang berlebihan. Dia takut jika putrinya mengalami sakit hati seperti yang ia rasakan ketika dirinya ditinggalkan Zeus untuk menikah dengan Hera. Yah siapapun tahu tentang kisah Zeus bersama dengan para wanita mulai dari dewi, Nimfa maupun manusia. Dan salah satu korbannya adalah Dementer yang akhirnya melahirkan Persephone sendirian. "Aku kira kau sudah dewasa, ternyata kau hanya anak - anak yang selalu berpegangan pada ibu." Sebuah pancingan yang dilontarkan Hades menyadarkan Persephone jika ia sudah bertingkah seperti anak - anak di usianya yang sudah dewasa. "Aku memang sudah dewasa, " jawab Persephone cemberut. Ia akui jika dirinya memang selalu patuh pada sang ibu tapi tidak bearti dirinya bisa diejek seperti anak kecil. "Tapi yang aku lihat hanya fisikmu yang demikian. Bukan jiwa maupun hatimu." Pancingan demi menumbuhkan pemberontakan pada diri Persephone terus ia lontarkan. Hades ingin membuat Persephone akhirnya membuang seluruh ketaatan yang tidak beralasan. Menghukum putrinya atas kesalahannya sendiri. Bagaimana mungkin dewi yang seumur hidupnya menikmati keramaian dan pesta, namun mengekang putrinya di ladang yang berbuah karena patah hati pada kekasihnya. "Aku sudah dewasa baik jiwa maupun tubuhku. Tidakkah kau tahu jika kau sangat kasar?" "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, dan kau merasa tersinggung dengan kebenaran yang kau dengar?" Persephone terdiam karena tidak tahu bagaimana membantahnya. Sungguh menyedihkan harus membuktikan dirinya dewasa pada pria yang membuat jantungnya tidak tenang akhir - akhir ini. Ini memalukan sekaligus melukai harga dirinya. "Aku tidak perlu berdebat denganmu karena itu," ucap Persephone. Dia ingin berbalik naik ke permukaan. Namun Hades tidak membiarkan dirinya lolos begitu saja. Itu disebabkan lekukan cantik pinggang sang dewi terekspos karena kain yang ia kenakan menempel akibat basah oleh air. Ketidak perdulian gadis atas hal krusial itu menjadikan sambaran petir di hati Hades. Mengobarkan hasrat yang tidak biasa ada di dirinya yang akhir - akhir ini memang kacau karena sang dewi kecil. "Jika kau memang bukan anak kecil, beranikah kau mengarungi malam sebelum Apollo mulai menarik keretanya?" tantang Hades pada Persephone yang mengeringkan pakaiannya. Dia mengibas - ngibaskan surai merah jambunya dan juga gaun berwarna hijau. Persephone bahkan tidak menyadari jika dadanya yang cantik mengecap dari gaunnya yang basah. Bahkan pusar di perutnya ikut terlihat jelas. Semua menimbulkan api pada diri Hades yang belum pernah muncul sebelumnya. Hades mulai kehilangan kesabaran untuk menunggu mendapatkan hati Persephone dengan perlahan. Gerakan polos dan tanpa sadar menggoda dirinya membuat Hades berpikir melakukan tindakan yang agresif. Dan itulah yang Hades lakukan. Dia menarik tangan Persephone hingga dewi itu membentur tubuhnya. Lalu merasakan kehangatan yang menguar dari kulit sang dewi untuk meresap ke kulitnya sehingga sel sel tubuhnya bisa mengingat memory tentang Persephone. "Bagaimana Kore, bisakah kau mengelilingi malam hari ini denganku?" bisik Hades. Nan tanpa perlawanan sedikitpun Persephone mengangguk. Ini adalah pertama kalinya Persephone melanggar perintah Dementer. Namun ternyata melanggar perintah sang ibu terasa menyenangkan dan menantang. Rasa bersalah itu jauh lebih kecil dibandingkan perasaan berdebar yang mulai membanjirnya. "Ya. Ayo kita lakukan." Hades begitu senang hingga tanpa sadar dirinya menggendong Persephone layaknya pengantin yang akan ia bawa ke dunia bawah tanah. Meski bukan maksudnya untuk memanfaatkan tubuh Persephone yang belum kering, tapi Hades mampu merasakan kulit Persephone di tangannya. Sangat lembut dan rapuh. "Akh haruskan kau menggendongku?" Sebuah pertanyaan polos kembali terlontar dari bibir sang dewi. "Ya agar kita bisa menghemat waktu." Siulan dari Hades mendatangkan kuda kuda bermata merah yang pelananya diikat dengan kereta berbahan emas dan titanium gelap. Hades segera membawanya ke dalam kereta dan melesat mengelilingi langit. "Ahkk... ini luar biasa!" Malam ini menjadi kencan pertama Persephone dan Hades. Meski dengan sedikit jebakan, akhirnya Hades berhasil membawa Persephone keluar dari larangan ibunya untuk pertama kali. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD