Ciuman Pertama

1003 Words
Bilakah bintang yang melihat Mereka akan terdiam untuk kita Lalu bagaimana dengan bulan Dia akan berbahagia melihat kita Satu kata yang aku ucapkan Satu hal yang bisa aku jadikan tujuan Semuanya terkait atas dirimu. Sebagai masa depan kitaku. **** Kereta Hades masih melesat mengarungi langit yang belum diwarnai Apollo. Mengenalkan sang dewi pada kebebasan yang hanya ia impikan selama ini. Mengirimkan benih pemberontakan agar dia menemukan kebahagiaannya dirinya sendiri. Bukan kebahagian sang ibu yang bukan merupakan tanggung jawabnya. Sungguh kejam menjadi wujud dari kekesalan sang ibu yang patah hati. Meski alasan untuk melindunginya tapi Persephone adalah dewi yang sudah beranjak dewasa. "Apa memang langit secantik ini?" Tanya Persephone. Kagum pada malam - malambdi belahan bumi yang tak pernah ia saksikan. "Coba kau jawab sendiri. " Di atas kegelapan malam, lambaian angin semakin keras di saat kereta Hades berpacu. Tawa Persephone yang seolah menemukan hal baru yang menarik membawanya ke sebuah tujuan - tujuan baru yang didasari keserakahan. Drap. Yang pada akhirnya, kereta tadi berhenti tepat di balik awan yang menutupi Artemis. Bersembunyi dari intaian dewi bulan yang kemungkinan memikirkan pemberontakan Persephone pada Dementer. Para dewi tidak akan pernah menyembunyikan apapun, dan Hades menganggap Arthemis juga demikian. "Apa kita akan berhenti di sini?" tanya Persephone. Meski demikian dia tidak bisa protes karena lintasan keindahan yang tidak bisa terkatakan. Kemilau yang hanya dinikmati oleh matanya di bawah bersama tumbuhan di ladang ibunya, bisa ia saksikan dengan langsung. Bahkan kegelapan malam ini membuatnya merasakan bagaimana rasanya menjadi Artemis. Cahaya lembut yang terpancar dari kulit Persephone mengunci tatapan Hades yang baru melepaskan kudanya dan meninggalkan keretanya di salah satu pulau Olympus. Letaknya yang ditutupi awan membuatnya bebas menanamkan pemikiran memberontak yang jauh lebih ekstrim dari pada hanya sekedar meninggalkan ladang. Dia harus menanamkan sifat memberontak dari semua tuntutan Dementer jika jika ingin menjadikannya sang istri. Dan ia akan mulai sekarang. "Apa kau menyukai pemandangan yang kau lihat, Kore?" tanya Hades. Dia mulai dengan pertanyaan biasa untuk menggiring Persephone ke sebuah jebakan manis yang membuatnya tidak akan kembali ke kata - katanya meski menyangkal. "Ya, sangat menakjubkan. Berapa lama bidadari menyulam warna untuk mengiringi Apollo berkendara?" ucap Persephone. Bayangan temannya yang melayang mengelilingi alam untuk menebar sinar melintas di benaknya. "Apa aku begitu buruk?" tanya Hades tiba - tiba. Sebuah pertanyaan yang menyentak Persephone karena ia tidak menyangka Hades akan mengatakan hal itu. "Kenapa kau berkata begitu?" keterkejutan memukul Persephone. Dia bahkan memikirkan apa yang sudah ia katakan hingga membuat Hades tersinggung. Jika dia pikir - pikir, dirinya hanya mengagumi keagungan dari malam yang memiliki banyak unsur untuk membentuknya. Juga menganggumi Apollo. "Kau memikirkan dewa lain meski bersamaku. Mungkin karena aku tidak begitu baik." sekali lagi jebakan dalam kata - kata Hades tidak disadari oleh Persephone. "Tidak, itu tidak benar. Kau adalah dewa yang paling menakjubakan, yang pernah aku temui." Hades menyeringai dalam. Sudut bibirnya yang lain terangkat lebih ke atas dari pada sudut bibirnya yang lain. "Benarkah? Apa kau menyukaiku?" tanya Hades. "Apa?!" Persephone tidak percaya Hades akan menanyakan hal tidak bisa ia jawab dengan terang - terangan. Pipinya kini bersemu merah. Ia semakin bersinar dan beraroma harum ketika hatinya mulai berbunga - bunga. "Aku menyukaimu dewi. Apakah kau membenciku?" "Ah tidak. Aku sama sekali tidak membencimu." "Bearti kau menyukaiku?" desak Hades. Persephone putus asa menjawab pertanyaan Hades yang semakin mendalam. "Y- ya, aku menyukaimu..." wajah Persephone semakin merah hingga leher. Membuatnya lebih bersinar dan cantik dari beberapa detik yang lalu. "Artinya aku bisa menciummu, " ucap Hades. Persephone semakin tidak mengerti. Tapi dia menyukai ide itu. Dia juga menambahkan merasakan perasaan yang digambarkan oleh Aphrodithe itu. "Ta - tapi bukankah ini terlalu cepat?" tanya Persephone. "Sekarang jawab pernyataanku Kore, apakah jantungmu berdebar saat kau melihatku? Apakah kau tidak bisa menghilangkan aku dari benakmu?" tanya Hades. Hades kembali melontarkan pertanyaan menjebak untuk dewi malang yang belum pernah mengenal kelicikan dunia itu. Dia ingin menggiring Persephone dalam cerita cinta yang ia tulis sendiri tanpa Aphrodhite. Persephone berbeda dengan Hades yang bergelut dengan jiwa - jiwa berdosa maupun murni. Dia pasti tidak ingin menyakiti siapapun dan menjawab dengan cara yang manis. "Ya," akhirnya satu jawaban dari Persephone mengantarkan keberanian Hades meraih dagu Persephone dan meraih bibirnya. Menghisap kelembutan yang sudah lama ia dambakan. Hades yang seperti kehausan tidak ingin berhenti menyesapi manisnya bibir Persephone yang memabukkan. Baginya ini lebih memabukkan dari ambrosia. Lebih manis dari madu yang ada di Olympus. Semua yang ia butuhkan ada di mulut Persephone. "Ngh... Hades," lirih Persephone. Dirinya sudah tidak sadar jika sudah berada dibawah kekuasaan Hades yang memikat. Membuatnya kebingungan nan menanti apa yang dewa misterius itu lakukan selanjutnya. Darahnya memanas dan ia tidak pernah disiapkan untuk mengahadapi semua ini. "Kau lebih lembut dari pada yang aku bayangkan," guman Hades. Dia meraup bibir montok Persephone untuk kedua kalinya. Memperdalam jarahan lidahnya pada mulut Persephone yang harum memabukkan. Dia berpesta di sana, menyesap keharumannya yang memikat dan alami. Sedangkan Persephone hanya mampu mencengkeram surai gelap yang memikat milik Hades. Tak mampu melakukan hal yang lain karena jiwanya seolah berkelana di awan dan tergelitik ribuan kupu - kupu. Cecapan yang timbul dari bibir yang saling mengadu itu memenuhi pulau tersembunyi di balik awan. Persephone begitu bahagia dan melupakan peringatan tentang mahluk alam bawah yang suram. Dia merasa memiliki keberanian untuk mendapatkan kebahagiaannya meski harus menentang perintah ibunya yang posesif dan tak masuk akal. "Puahh... hah hah." Persephone terengah - engah dan tak percaya jika sudah mencium seorang pria. Namun senyumnya terbentuk begitu indah hingga membuat Hades semakin terpana. "Jika kau menunjukkan wajah secantik ini terus menerus maka aku takut tidak mau mengembalikanmu ke ladang ibumu, Kore," desah Hades. Hasratnya kini berpadu dengan keserakahan untuk memiliki Persephone seorang diri. Akan tetapi ganjalan besar yang ia dapatkan adalah seorang ibu yang sangat posesif sampai melebihi kadar normal. "Kau harus mengembalikanku. Kita akan bertemu tiap malam saat ibuku melakukan tugasnya." Hades ingin sekali tertawa, Dementer bukanlah melakukan tugasnya tapi sibuk mengunci hatinya dari kecemburuan terhadap Hera. Tentu saja dia tidak bisa mengatakan hal tersebut karena tidak ingin melukai keyakinan Persephone yang menganggap ibunya semurni yang ia kira. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD