Ke Dunia Manusia

1247 Words
Di masa lalu aku mendatangimu. Di masa kini, aku juga mendatangimu. Kapanpun aku pasti akan datang jika itu adalah kamu. Bahkan dalam wujud atau sosok yang berbeda, aku akan menemukanmu. Kegelapan itu datang, tapi bukan menebar ketakutan. Sang penguasa alam ditinggalkan, membawa rasa berdebar yang menyenangkan pada diri Persephone yang menantikannya dengan harap. Satu ucapan yang pria itu katakan merajut benang merah diantara keduanya. Memintal mistisme benang merah tanpa sepengetahuan Aphrodithe. Dalam harap - harap cemas, Persephone menunggu ibunya pergi. Akan tetapi masih meninggalkannya perasaan rasa iri karena tidak pernah diijinkan keluar. Meski perasaannya mengatakan jika yang ditunggu sudah berada di sini, tapi tak menghentikannya bertanya pada sang ibu. "Kore, ibu akan mengunjungi pertemuan di Olympus, ingat jangan tinggalkan ladang ibu, okey?" pesan Dementer. Ibunya yang bersurai pirang bermata coklat dengan memakai gaun berwarna biru melangkah pergi dari kuilnya. Di depan kuil, bangau yang menarik keretanya berteriak sambil mengepakkan sayap. Persephone harus kembali sendirian di kuil berbahan batu marmer yang membosankan. Tidak ada ukiran atau karya indah di sana yang membuatnya terpesona hingga tidak bosan menatapnya. Ibunya beralasan jika karya seni hanya akan menimbulkan keserakahan. "Tidakkan ibu ingin membawaku? Sudah lama aku terkurung di sini, " ucap Persephone. Merasa tidak adil karena diasingkan oleh ibunya dari kehidupan yang seharusnya ia rasakan. Perjalanan kemarin bersama dengan Hades membuka matanya tentang kehidupan manusia dan dewa yang terlihat dari kereta. Dia tidak akan bisa melupakan interaksi menyenangkan mereka yang menari, melompat dan tertawa. Dia merasa ibunya sudah mengambil haknya untuk merasakan hal itu. "Kore, sudah ibu bilang tidak bisa melakukan hal itu. Keistimewaan mu akan dimanfaatkan untuk sebagian orang." "Setiap dewi memiliki keistimewaan itu, Bu. Aku juga bukan anak kecil yang tidak bisa melindungi diri sendiri." Dementer baru sadar jika putri yang ia besarkan sudah memiliki pemikiran sendiri. "Tolong mengertilah, ibu hanya ingin melindungimu." "Dari apa? Aku bahkan tidak punya musuh karena terkurung begitu lama di sini. Ibu bukannya melindungiku tapi memenjarakanku!" Dementer terkejut dengan sifat keras kepala putrinya yang tiba - tiba meledak. Dia pun kebingungan cara menenangkan Persepsi, karena jika dia menuruti Persephone maka akan banyak dewa yang akan mengincarnya. Lalu membuat putrinya merasakan sakit hati sama seperti yang ia rasakan dulu. Dia tidak bisa melupakan luka yang berkarat dan tidak tersembuhkan oleh waktu karena dipermainkan oleh Zeus. "Kenapa kau berkata demikian Kore, ibu berjanji akan membawamu bulan depan saat perayaan musim semi. Okey?" Lagi - lagi alasan itu yang diucapkan oleh sang ibu sehingga membuat Persephone menganggap kalau ibunya hanya membual. "Ibu sudah mengatakannya dulu tapi tidak pernah kau tepati." Dementer menyadari jika terlalu sering mengingkari janjinya sehingga membuat putrinya tidak lagi percaya. Dia hampir putus asa membujuk Persephone, hingga terpaksa membuatnya bersumpah untuk mengajaknya pada saat perayaan musim semi ketika hari kedewasaannya tiba. "Ibu bersumpah akan mengajakmu pada hati kedewasaanmu sekaligus perayaan musim semi, ibu bersumpah atas nama Zeus." Akhirnya keteguhan hati sang putri luluh begitu mendengar sumpah sang ibu. Dia pun berbalik ke dalam kuilnya dan melihat ibunya mendesah lega. Dementer melambaikan tangannya sebelum terbang bersama kereta kijang emas. Melesat jauh bersama kekhawatiran yang terbesit di hati. Persephone mengamati hal itu dalam diam. Dan menanggapi sebuah keluh kesah dari pohon yang kebingungan karena merasakan ada yang datang tapi tak terlihat. Dia mendengar semua yang pohon itu katakan tapi tidak ingin menjawab. Persephone berbalik ke arah pohon persik yang terus berbicara. Mengabaikan seolah bermain - main dengan mereka. Sebab Persephone tahu siapa yang sudah datang. "Ada orang, ada yang menaikiku tapi kenapa tak berwujud?" Keanehan itu juga ditegaskan oleh pohon anggur yang merambat di pohon persik. "Aku juga merasakannya. Dia menyentuh daunku. Tapi kenapa dia tak terlihat." Kenakalan Hades tidak boleh terendus oleh tumbuhan di lingkungan kuil. Persephone berbalik meniju ke tempat yang aman, dia menebak jika Hades tidak akan berhenti berulah jika dia tidak segera meninggalkan kuil. 'Ternyata dia datang dan menepati janjinya.' Tidak seperti sang ibu yang selalu kembali ke kata - katanya. Membuat perasaan Persephone menaruh keyakinan pada pria yang baru ia temui lebih besar dari pada pada sang ibu yang terus mengingkari janji. Kakinya dengan ringan ia ayun ke sungai di mana mereka terakhir kali bertemu dan berpisah. Berniat menjauhkan godaan gelap yang menyenangkan dari jangkauan deteksi ibunya ibunya. Persephone tidak ingin Hades secara tidak sengaja menyentuh kuncup maupun buah yang akan ia berkati untuk matang. Sebab Dementer akan mengetahui hal tersebut tanpa kesulitan. "Rupanya kau ingin basah - basah denganku." Sebuah suara yang seksi menggetarkan hati Persephone dalam kegembiraan yang tak terkatakan. Sebuah tubuh sempurna, sesempurna wajahnya muncul secara ajaib. Hades muncul di hadapannya setelah melepas sebuah helm berwarna gelap yang dihiasi oleh bulu burung yang juga berwarna gelap. Di mata Persephone, dia jauh lebih menakjubkan dari kemarin. "Bagaimana kau bisa melakukannya?" tanya Persephone. Tidak akan ada yang menyalahkan Persephone jika dia tidak tahu kekuatan yang dimiliki oleh Hades sebagai penguasa bawah tanah. Keterbatasannya bergaul dari para dewa - dewi Olympus dan juga manusia membuatnya tidak mengetahui jika Hades merupakan salah satu dewa tertinggi selain Zeus dan juga Poseidon. Yang masing - masing dari tiga dewa tertinggi itu memiliki keistimewaan yaitu Zeus dengan tongkat petirnya, Poseidon dengan Trisula- nya dan Hades dengan Helmet of the Darkenss. Masing - masing dari mereka memiliki senjata itu untuk melawan chronos yang merupakan musuh besar mereka bertiga. Yang sialnya justru membuatnya menjaga penjara Cronus dan juga Titan. "Aku memiliki Helmet ini sebagai pusakaku," jawab Hades. Dengan satu jentikan jari, helmet itu menghilang. Persephone masih mengagumi bagaimana kekuatan itu bekerja dan bahkan tidak terdeteksi oleh ibunya. " Jangan melihatku dengan mata yang terkagum - kagum seperti itu Kore. Sebab aku tidak bisa menahan diriku jika kau terus menatapku seperti itu. " Persephone yang menyadari jika wajahnya sudah begitu jelas menunjukkan perasaannya, langsung memerah. Dia malu jika ketahuan sudah begitu terpukau. Seharusnya dia bisa mengendalikan diri dan anggun seperti Aphrodithe. "Maafkan aku... aku hanya--" Sebelum Persephone menyelesaikan ucapannya, Hades menciumnya seperti kemarin. Dia menautkan hasratnya pada bibir manis yang selalu ia impikan. Bahkan seluruh madu dan makanan terlezat di alam dewa tidak bisa dibandingkan dengan bibir yang ia nikmati ini. Persephone menggodanya bahkan tanpa ia sadari. Menaklukannya tanpa sedikit usaha. Tidak hanya Haded, Persephone juga merindukan hal ini. Kali sekarang Persephone tidak akan ragu seperti kemarin. Dia justru menikmati bibir lembut Hades yang ternyata lebih lembut dari dugaannya. Dia juga menikmati badai yang mengamuk secara menyenangkan dan mencoba bergulat dengan rasa takut karena menentang perintah ibunya. Dan justru membiarkan Hades menggoda bibirnya dengan rakus. Dan sedetik kemudian Hades melepaskan d******i ciumannya yang memabukkan. Memberi perasaan kosong yang tak terduga di hati Persephone. Dan tanda tanya apakah ia sudah melakukan kesalahan. "Tidak boleh lebih dari ini, aku tidak akan bisa mematikan nyala api pada diriku jika lebih dari ini Kore," ucap Hades yang masih terengah - engah di bahu rapuh Persephone. Kedua tangannya melingkari pinggang meliuk dan tipis Persephone, sambil menyesap aroma yang pernah membuat seluruh nimfa dan herby di sungai bawah tanah menggila. Persephone yang tidak tahu maksud Hades hanya menurut, karena ia tidak ingin ada hal buruk jika api yang dimaksud dengan Hades membesar. "Ikutlah denganku," ajak Hades. "Mengarungi awan dan langit malam lagi?" "Tidak, kita akan menyamar ke dunia manusia. " Suatu ajakan yang sangat menggoda karena merupakan refleksi dari impiannya. Jika dia tidak bisa datang ke Olympus, setidaknya ia bisa berjalan - jalan ke dunia manusia. "Apa kau yakin?" Tanya Persephone. "Jika ibuku tahu---" Jari Hades segera berada di bibir Persephone. "Ibumu tidak akan tahu karena berada di Olympus hingga fajar." Akhirnya Persephone tampa ragu menerima ajakan Hades seperti yang sudah - sudah. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD