Tak terkira efekmu padaku.
Yang mampu menggetarkan hingga seluruh sel tubuhku.
Dan hanya satu senyum yang kau butuhkan.
Untuk membuatku tak berdaya di depanmu.
****
Kekhawatiran demi kekhawatiran melanda hati Hades yang terus memikirkan Persephone. Seluruh jiwanya tak bisa tenang karena menunggu hadirnya malam sebagai satu satunya waktu yang menyatukan dirinya dan Persephone. Juga satu satunya waktu yang dipilih oleh Dementer untuk meninggalkan Persephone sendirian di ladang.
"Sampai kapan kau terus menyuruhku menampakkan Persephone?" gerutu Orricle. Cermin yang menjadi mata Hades untuk melihat kemana pun, mendengus jengkel karena perintah tak masuk akal Hades terhadapnya. Dia menyuruh dirinya menampakkan apa yang Persephone lakukan mulai dari gadis itu membuka mata, menggeliat dan bangun.
"Diamlah Orricle, atau kau lebih suka aku suruh menampakkan wajah Troll?" ancam Hades yang sukses membuat Orricle terdiam.
"Lebih baik kau pecahkan saja aku jika menyuruhku menampakan wajah Troll."
Hades tidak ingin mengrubis Orricle. Dia lebih tertarik dengan kedatangan Aphrodithe yang menyambangi gadisnya.
Warna rambut perak keemasan Aphrodithe sangat kontras dengan warna surai merah jambu Persephone. Keduanya juga nampak kontras dengan pakaian yang berbeda selera. Aphrodithe yang sangat menyukai belahan terbuka di kakinya dan Persephone yang hampir tertutup sepenuhnya.
Ya, di ladang Dementer, Aphrodithe menemui Persephone yang sedang melamun di ayunan yang terbuat dari pohon anggur. Dewi cinta itu hanya diam menatap Persephone yang tatapannya melayang. Dia tahu jika gadis itu sedang dirasuki cinta yang semakin lama akan menguasai jiwanya.
"Maafkan aku yang tidak bisa berbuat apapun untukmu Kore," guman Aphrodithe. Dewi cinta itu kemudian menghilang karena merasa bersalah pada Persephone. Dia tidak memiliki wajah bertemu dan berceloteh seperti dulu lagi. Aphrodithe merasa menjadi pengkhianat yang menyedihkan.
Sedangkan Persephone yang tidak tahu jika sudah menjadi obyek perhatian beberapa dewa hanya bisa mendesah menantikan kedatangan malam yang seolah sangat lambat. Seluruh bagian tubuhnya menjerit akan kerinduan yang tak tertahankan pada Hades. Kerinduan ini bahkan lebih besar dari yang sudah - sudah. Membuatnya enggan menumbuhkan sesuatu atau memberi anugerah agar bunga - bunga di sekitarnya tidak layu.
"Kore, apa kau menginginkan sesuatu di hari kedewasaanmu?" tanya Dementer.
Persephone hanya bisa melihat ibunya dengan tatapan kecewa kali ini. Pemujaan atas perlindungan yang ibunya lakukan sudah berubah wujud menjadi rasa jengkel karena membuat hidupnya seolah terpenjara.
"Kebebasan Bu. Aku ingin bebas mengatur hidupku sendiri."
Dementer sungguh tidak menduga jawaban putrinya bisa sangat kasar padanya. Sebab pada dasarnya pembatasan yang ia lakukan selama ini hanyalah sebuah upaya untuk melindungi putrinya dari sakit hati yang mengerikan. Sesuatu yang pernah ia rasakan dan tidak ingin mengulangi kesalahan tersebut dan tidak ingin membiarkan Persephone mengulangi kesalahannya.
"Kau marah pada ibu, Kore?" tanya Dementer.
"Aku hanya ingin seperti dewi normal lain, Bu. Tidak lebih. Tapi kau melarangku berdasarkan hal yang tidak masuk akal."
"Kore," desah Dementer.
Melihat ibunya yang mengiba melunakan kemarahan Persephone yang tadinya ber- mood buruk. Persephone pun memutuskan meninggalkan ayunan yang dimana ibunya berdiri karena tidak ingin kemarahannya meledak karena merindukan Hades. Dia hanya ingin menjauh dari Dementer karena merasa bersalah sudah membohongi nya sekaligus merindukan kekasihnya. Dua emosi itu begitu membingungkan Persephone yang dulu bahkan tidak pernah melawan Dementer.
Sikap Persephone akhirnya menyadarkan Dementer jika dia tidak bisa mengurung Persephone selamanya di ladang Olympus. Dia pun memutuskan untuk mengikutsertakan upacara kedewasaan Persephone di Olympus bersama dengan dewi lainnya. Dia mengira jika saat itu akan ada dewa yang melamar Persephone lalu menikahinya. Dengan demikian maka putrinya tidak akan patah hati.
Dementer sama sekali tidak tahu jika Zeus sudah memperingatkan pada semua dewa di Olympus agar tidak melamar Persephone. Dan tentu saja peringatan Zeus ini dilakukan secara diam - diam tanpa diketahui Dementer. Hermes lah yang bertanggung jawab memberikan pesan agar beritanya tidak bocor.
"Jadi bagaimana Hermes, apakah semua dewa sudah menerima pesanku?" tanya Zeus begitu Hermes tiba di istananya.
"Ya, jangan khawatir. Semua sampai di tangan dewa yang kau maksud dan kertasnya langsung menghilang begitu mereka selesai membacanya. "
"Itu bagus."
Penolakan Hades untuk menjaga Cronus jika lamarannya ditolak adalah hal mengerikan. Tidak ada pria yang setangguh dia untuk menangani masalah ini. Bahkan Poseidon pun enggan menjaga Cronus di palung terdalam lautan. Dan Zeus sendiri juga tidak bisa menahan Cronus di Olympus. Jadi untuk kedamaian Zeus akan berusaha keras membuat Dementer setuju atas lamaran Hades yang dilakukan pada saat upacara kedewasaan Persephone.
***
Persephone yang menghabiskan waktu melamun sambil menanti datangnya malam, mendapati sebuah kunang - kunang mendadak menyebar di sekelilingnya. Awalnya Persephone tidak tertarik dengan fenomena itu, akan tetapi begitu kunang - kunang itu membentuk kata - kata, Persephone kembali mendapatkan senyumnya.
"Kenapa kau terus melamun? Apa kau merindukanku?"
Itulah tulisan yang dibuat oleh kunang - kunang. Kemudian kunang - kunang itu membentuk siluet Hades di depan Persephone. Membuat suasana hati gadis itu menjadi naik drastis.
"Masih bertanya, tentu saja aku sangat merindukan mu. Bagaimana kau bisa berpikir mengirim kunang - kunang sebagai alat komunikasi kita?" tanya Persephone.
Kunang- kunang tadi menyebar lalu kembali membentuk tulisan yang berkedip - kedip.
"Aku bahkan bisa melihat apapun yang kau lakukan di balik pohon buah cerry itu. "
"Ah sungguh tidak adil. Kau bisa melihatku tapi aku tidak bisa melihatmu..." gerutu Persephone. Menyesali situasi yang tidak adil karena dia tidak memiliki kemampuan melihat Hades dengan indra keenam, yang sebagian dewa dewi miliki.
"Aku justru senang kau tidak memilikinya, dengan demikian hanya aku yang bisa kau pikirkan."
Persephone terkikik geli. "Tetap saja itu tifak adil."
Tumbuhan yang berada di ladang ingin sekali memperingatkan Dementer atas apa yang dilakukan oleh Persephone. Mereka merasa tidak nyaman akan kekuatan asing yang muncul di ladang untuk berkomunikasi dengan Persephone. Akan tetapi, Dementer yang tidak mampu merasakan atau mendengar ucapan tumbuhan, tidak bisa mendeteksi apapun.
Hades dan Persephone pun saling berbincang melalui media kunang - kunang alam bawah. Sampai akhirnya suara Dementer terdengar memanggil barulah Persephone berpamitan pada Hades untuk masuk ke kuil.
"Kore...!" panggil Dementer.
Persephone tahu jika matahari mulai tenggelam, dan ibunya akan melakukan tugasnya di malam hari.
"Ya bu, aku datang," jawab Persephone.
Dia melihat ke arah kunang - kunang yang membentuk siluet Hades. "Aku harus pergi. Ibuku memanggil. "
Dia melambai dan kembali berlari tanpa alas kaki ke arah kuil Dementer. Dan mendapati ibunya sudah siap untuk pergi. Yang artinya sosok Hades yang sesungguhnya akan datang sehingga Persephone pada akhirnya akan bertemu dengan Hades yang seharian ini ia rindukan.
Tbc.