Kecurigaan

1037 Words
Aku hanya ingin memiliki yang tak bisa kumiliki. Begitu berharga hingga kekayaan dunia bawah tak bearti. Namun dia masih berpegang pada cahaya. Hingga sulit terbujuk gemerlap melimpah dunia bawah. Memaksaku mengikatnya tanpa ia sadari Hanya agar melihatnya di sana mataku membuka di pagi hari. **** Reaksi awal Ivy adalah ketidakpercayaan yang cepat berubah menjadi ketidak pastian, ketika ingatan - ingatan ilusi di club mulai menyambanginya. "Apa benar aku tidak ketakutan tadi malam? " Merasakan kejanggalan adalah hal pertama yang dialami Ivy rasakan ketika bangun dan membuka matanya. Sesuatu yang bernama mimpi pada era olympic kuno biasanya mengikuti malam seolah tidak membiarkannya tidur tanpa menjalani mimpi itu. Akan tetapi malam ini seolah menjadi malam liburnya untuk mendapatkan mimpi - mimpi tentang dewa - dewi Olympic kuno tersebut. Entah harus disyukuri atau disesali karena Ivy sendiri tidak tahu mananya lebih mendominasi perasaannya. Pasalnya Dia mainkan mendengar suara pria di mimpinya. Ivy ingin membandingkan suara pria yang berada di mimpi-nya dengan suara pria yang mengajaknya berdansa tadi malam. Ivy merasa jika suara mereka berdua memiliki kesamaan. ''Seharusnya aku tidak minum kemarin, sekarang aku harua merasakan akibatnya...'' gerutu Ivy. Dia menyesal sudah menyetujui tawaran bartender untuk mencampur sedikit alkohol pada koktail buahnya. Hasilnya, tadi malam ia benar- benar bertindak bodoh karena tidak merasa aneh dengan apapun yang terjadi di club. Seharusnya dia merasa aneh dengan pria yang tiba - tiba mengajaknya berdansa lalu memberi gambaran ilusi dan juga tersenyum aneh tanpa menunjukkan wajahnya. "Ivy, kau baik - baik saja?" Tanya Angel. Ivy hampir berjingkat kaget karena kehadir Angel disisi-nya. Setelah mengingat - ingat, barulah Ivy sadar jika Angel ingin menginap di apartemennya karena ia sudah terlalu mabuk untuk pulang. Ivy pun bertanya - tanya apakah kehadiran Angel yang membuatnya tidak memiliki mimpi tadi malam. Jika benar maka ia ingin mengundang Angel tiap malam tidur di apartemennya. Sebab semakin lama, ia semakin merasa lelahk dengan tidur yang terus dihantui oleh mimpi- mimpi aneh. Mimpi yang sama sekali tidak pernah mengerti apa maksud dan tujuannya. "Aku hanya merasa seperti orang bodoh sekarang," jawab Angel. Angel hanya mendengus kesal dengan keputusan Ivy yang meminum koktail buah dicampur dengan alkohol. Jika demikian seharusnya tidak perlu memesan koktail buah karena dengan mencampurnya dengan alkohol sama artinya dengan pemborosan. "Rasakan. " Ivy bahkan mengagumi Angel yang sama sekali tidak terpengaruh dengan alkohol. Dia nampak tidak merasakan pusing ataupun mual di pagi hari akibat alkohol tadi malam. Ivy menduga jika Angel sudah terbiasa minum di club. Berhubung Hhari ini adalah hari Minggu, maka keduanya tidak perlu tergopoh - gopoh untuk menyiapkan diri menuju kampus. Jadi Angel pun memulai interview seputar apa yang dilakukan Ivy saat menghilang dari pandangannya. "Sekarang katakan padaku bagaimana rupa pria yang menghabiskan waktu dengan mu? " tanya Angel antusias. Ivy juga mencoba mengingat - ingat bagaimana rupa pria tersebut. Akan tetapi tidak jelas tidak bisa melihatnya karena pria tersebut menggunakan topeng yang hanya memperlihatkan hidung dan juga bibirnya. "Aku tidak ingat. Dia mengenakan topeng, bukankah itu aneh?" Tanya Ivy. Angel terdiam sebab hanya beberapa orang yang bisa menggunakan topeng di klub. Biasanya orang diijinkan menggunakan topeng tersebut adalah orang - orang yang memiliki kepentingan khusus atau juga pemilik klub. 'Apa dia benar- benar menangkap pria penting,' batin Angel. "Baik ceritakan lebih lanjut." Ivy menceritakan bagaimana ruangan tempatnya menari dengan pria bertopeng tersebut. Dia menjelaskan jika dindingnya dikelilingi oleh kacang. Tidak hanya itu ruangannya juga terpisah dengan naiknya dan berada di skywalk. "Itu hal yang paling aneh yang pernah aku lihat sebab meskipun aku tidak pernah datang ke gelap tapi aku melihat di TV sering menggambarkan jika tidak ada ruang seperti itu di club. " Angel tidak bisa menyalahkan keputusan dari rekannya yang memang selama ini dikurung oleh ibunya. Dia pun menjelaskan pada Ivy jika memang ada ruang seperti itu. Dan biasanya pemilik klub yang memiliki akses ke ruangan itu. "Ivy kurasakan sudah berkenalan dengan pemilik klub itu. " "Benarkah? " tanya Ivy. Ivy justru berpikiran jika pemilik klub adalah orang yang aneh. Memang apa gunanya menutup wajahnya dengan topeng padahal dia adalah pemilik klub. Mungkinkah ada alasan tertentu kenapa dia mengenakan topeng? Ataukan dia memang memiliki hobi yang tidak biasa? "Sudahlah, yang pasti aku sangat senang tadi malam. Sebab untuk pertama kalinya setelah mendapatkan kebebasan dari ibuku aku bisa bersenang - senang seperti gadis normal lainnya. " Angel mengangguk setuju. Memang tidak ada gunanya untuk memikirkan pria yang sudah menghabiskan waktu bersama dengan Ivy. Sebab kemungkinan mereka berdua tidak akan bertemu lagi kedepannya, jadi Angel hanya menganggap jika semua yang terjadi tadi malam adalah kebetulan belaka. "Benar, lain kali aku akan mengajakmu ke tempat yang berbeda - beda." "Itu bagus. " Kini giliran Ivy yang bertanya kepada Angel. Dari dulu dia sangat senang mendengar Angel bercerita tentang pria - pria yang menghabiskan malam dengannya. Sudah pasti tadi malam Angel juga menghabiskan waktu dengan pria yang sudah menarik perhatiannya. "Bagaimana denganmu, pria seperti apa yang masuk ke dalam pesonamu...?" Tanya Ivy. Sebenarnya Angel merasa malu menceritakan hal- hal tersebut kepada Ivy. Meski gadis - gadis yang main merasa jika berkencan dengan pria macho adalah prestasi, tapi bagian diri Angel berteriak jika ini adalah hal terburuk yang ia lakukan saat ini. Tidak ada yang membanggakan saat kamu mendapatkan pria yang hanya memanfaatkanmu. "Dia pria biasa seperti yang lainnya. Tidak adanya istimewa..." jawab Angel. Ivy merasa kecewa karena ia sangat ingin mendengarkan cerita Angel tentang kekasih satu malam nya. Dia merasa jika Angel sangat berani, tidak seperti dirinya yang pengecut dan hanya terpaku pada larangan ibunya. "Oh, okey. Sudah waktunya kita gosok gigi dan memesan makanan." "Yeah kau benar. " Melakukan kegiatan sehari - hari dengan normal. Bahkan hari ini Ivy sama sekali tidak merasakan bayangan yang mengikutinya seperti hari- hari biasa. Bisa dibilang hari ini begitu tenang. Dan ia menyukai ketenangan yang ada. Bagaimana tidak, siapa yang tidak jengah dengan bayangan yang muncul setiap hari. Siapa yang suka merasakan ada orang yang mengikutinya diam - diam setiap saat. Ivy bukan gadis gila yang menyukai semua hal hal yang berbau misteri. Dia ingin hidup normal seperti gadis yang lain, sebab ibunya saja membuatnya sudah seperti tidak normal dengan sikap yang super posesif. Jadi dia tidak bisa menambah hal - hal yang membuatnya menjadi lebih tidak normal. 'Syukurlah tidak ada lagi bayangan maupun suara yang terus menggangguku.' Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD