34. Sedikit Perayaan

1113 Words

Mereka tiba di tempat tujuan saat sore menjelang malam. Klan Ringgodani yang dulunya bahkan menduduki jajaran sepuluh orang terkaya di Indonesia, kini hanya menyisakan abu. Perusahaan mereka bangkrut dan bahkan mereka tak punya banyak harta untuk diselamatkan. Hidup di desa dengan rumah kecil yang tampak sederhana, pasti sulit sekali untuk mereka karena sudah terbiasa dengan kekayaan dan kemudahan mendapatkan sesuatu. Robert mendahului langkah Raras untuk membuka pintu. Seorang lelaki berusia lima puluhan dan berpakaian lusuh muncul. Matanya melebar saat melihat Robert. Ia hendak menutup pintu kembali, tetapi Robert lebih cepat menahannya. "Kami tidak punya uang," kata pria itu, suaranya mendadak gemetaran. "Tolong pergi saja. Tidak ada yang bisa kalian ambil dari kami." "Kami bukan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD