Bagian Tiga

1022 Words
Calya masih sibuk memanggang daging saat Fena, salah satu pelayan memberitahu ada yang ingin menemui nya. Calya melepas hat chef nya lalu pamit keluar kitchen.   Seseorang dengan seragam doreng khas Abdi negara duduk membelakangi Calya. Sagita, sang Bunda memang sudah memberi kabar kalau pria yang akan dijodohkannya itu ingin bertemu hari ini.   "Hai" sapa Calya riang sambil menarik kursi dihadapan pria itu. Calya mengamati pria itu lamat-lamat, ia seperti tidak asing dengan wajah pria itu.   "Kamu.. Calya?" tanya pria itu memastikan Calya menganggukkan kepalanya dengan senyuman ramah khas nya, menampilkan kedua lesung pipi nya yang selalu menawan.   "Yes. Calya Myria Atmaja, calon istri lo, eh maksud gu-- aku, kamu" ucap Calya sambil mengulurkan tangannya dengan senyuman lebar. Gadis itu selalu memiliki rasa percaya diri yang tinggi.   "Arion Andhra Wiratama" pria itu menerima uluran tangan Calya.   Calya terdiam sesaat.   Dan ia benar-benar mengenal pria itu di masa lalu nya. Pria itu amat dekat dengannya, tetapi ia tak pernah berhasil meraih pria itu. Untuk memperhatikannya saja, pria itu enggan.   Dalam hatinya, ia ingin segera menolak perjodohan itu tetapi ia tak mau bersikap egois, hanya karena secuil masa lalu itu Calya tak mungkin berani mengecewakan kedua orang tuanya.   Pria itu masih sama dinginnya. Mungkin ini cara Tuhan untuk membuat Calya kembali berusaha mendapatkan hati pria itu setelah 10 tahun berusaha melupakan kenangan yang membuatnya sakit hati untuk pertama kalinya.   "Kakak masih ingat aku kan?" tanya Calya masih dengan senyuman ramahnya. Bahkan pertanyaannya terselip nada geli, padahal jauh di dalam hatinya kenangan itu kembali menyeruak dan membuka kembali luka lamanya   "Untuk yang dulu.. Saya minta maaf" ucap Arion serius. Calya tertawa dan menggelengkan kepalanya dengan santai.   "Gak masalah sih kak, dulu tuh.. Aku alay banget, serius deh. Kalau aku ingat sekarang tuh bawaannya ketawa terus" jawab Calya. Good girl, pembohong. Nyatanya kamu masih selalu sakit hati dan menepis ingatan itu.   "Oh iya, kakak mau makan apa? Gratis kok." tanya Calya sambil beranjak dari tempatnya.   "Terserah" jawab Arion datar.   "Yang lebih spesifik. Kakak masih suka ayam blackpepper?" tanya Calya dan sedetik kemudian ia merutuki dirinya. Keliatan gagal move on nya bego.   Untung saja Arion tidak mengungkit itu, ia hanya mengangguk kaku dan Calya segera beranjak kembali ke dapur sebelum mulutnya asal mengeluarkan kalimat tanpa filter yang akan membuatnya semakin malu dan ngenes.   "Itu siaposeh beb? Gandengan yey? Cakep bingits booo" tanya Raka yang sedari tadi mengamati Calya dari balik meja dapur. Calya mendengus.   "Lo suka banget mata-matain gerak gerik gue" ucap Calya lalu kembali memakai hat chef nya dan mengambil beberapa potong ayam dari freezer.   "Ikhz sebal deh, yey belum jawab pertanyaan eyke" ucap Raka menghentakkan kaki nya.   "Eh Rak"   "Yey pikir akikah Rak piring? Bebih Rakaila, panggilannya gitcuh"   "Geli gue." ucap Calya ketus sambil memicing sebal pada Raka.   "Jadi dese siaposeh? Gandengan yey? Punggungnya hug-able bingitz, deeuhh rahim eyke bergetar"   "Sono lo tanya sendiri. Gue sibuk" ucap Calya lalu menghilang di wastafel belakang. Raka menghentakkan kakinya sebal dan berlalu dari meja dapur.   ***   30 menit kemudian Calya kembali ke tempat Arion duduk sambil membawa ayam blackpepper, nasi putih, dan air mineral. Menjadi pengagum Arion di masa lalu, Calya masih mengingat apa yang Arion sukai dan apa yang pria itu tidak sukai.   "Ada yang ingin kakak bahas?" tanya Calya sambil meletakkan nampan di hadapan Arion. Arion meletakkan ponselnya ke atas meja dan mengangguk kaku.   "Oke, kakak makan aja dulu" ucap Calya lalu duduk dihadapan Arion dan memilih memainkan ponselnya sambil menunggu Arion menyelesaikan makan siangnya.   "Jadi.." Calya mendongak mendengar ucapan Arion 10 menit kemudian, ia meletakkan ponselnya dan menopang dagu menatap wajah Arion yang terlihat serius.   "Kenapa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Arion. Calya mengedikkan bahunya.   "Mungkin karena gak mau durhaka sama Bunda. Kakak sendiri kenapa gak nolak?" jawab Calya sambil mengerutkan alisnya. Selama ini ia memang tak pernah berani membantah ucapan kedua orangtuanya.   "Saya terlalu lelah menolak gadis yang dikenalkan Mama saya"   Calya menganggukkan kepalanya. Berarti gue pilihan karena terpaksa. Gumam Calya tersenyum getir.   "Untuk lamaran resmi nya, nanti orang tua kita yang mengaturnya" ucap Arion yang lagi-lagi dibalas anggukan dari Calya. Ia tak tau harus mengucapkan apa lagi pada Arion dan Arion juga tidak membuka suara lagi setelah itu.   "Saya balik dulu, ada piket siang ini" ucap Arion lalu mengantongi ponselnya dan beranjak.   "Iya"   Hanya itu yang diucapkan Calya lalu ia beranjak kembali ke dapurnya.   ***   Calya meraih ponselnya yang sedari tadi hening. Biasanya akan ada notifikasi masuk, entah itu dari w******p, **, atau akun youtube nya. Calya memang jarang mengaktifkan mode silent ponselnya kecuali malam hari saat ia hendak tidur.   Calya menekan jarinya di tombol tengah ponselnya.   Coba lagi sidik jari atau sandi Tidak ada sidik jari yang cocok.   Calya kembali memasukkan sidik jari jempol kanannya, lalu beralih ke jempol kirinya dan hasilnya nihil. Ia memasukkan 6 digit angka di ponselnya   150916   Tanggal lahir Raras, dan hasil nya sama. Ia kembali mencoba dan ponselnya tertidur. Saat itu lah ia menyadari yang janggal dari ponselnya.   Ponselnya berwarna putih dengan case merah muda. Sedangkan ponsel dalam genggamannya berwarna hitam tanpa case. Ia melihat wallpaper nya, dan itu wallpaper standar ponsel.   Ponselnya ketuker oneng. Pantas saja gak mau terbuka.   Setelah ponselnya bangkit dari tidur, calya kembali mencoba memasukkan sandi. Rasa penasarannya menyeruak.   111111   Done. Wallpaper utama langsung terlihat. Good, insting gue emang bekerja dengan baik. Gumam Calya bangga. Masih dengan rasa penasaran, Calya melihat aplikasi ponsel Arion.   Whatsapp, telegram, **, galeri, google, youtube, beberapa game, dan aplikasi bawaan umumnya pada ponsel lain.   Kaku amat.   Calya membuka w******p terlebih dahulu, hanya ada grup keluarga nya, grup Sma, dan grup kesatuannya yang tak Calya pahami serta beberapa chat pribadi entah dari siapa, tak ada hal yang menarik dari ponsel Arion.   Datar, kayak yang punya.   Ia membuka akun **. Hanya ada 3 foto disana. Foto saat ia terjun dari helikopter, foto keluarga nya lalu foto dua slide, slide pertama ia dipeluk oleh Papa nya dan foto kedua ia dipeluk oleh Mamanya.   Calya tercengang melihat followers Arion yang mencapai puluhan ribu. 47,8k followers. 820 following.   Dentingan di ponsel Arion membuat Calya kembali membuka aplikasi w******p.   Airish Mas, mango float jangan lupa. Aku tunggu loh   Kedua alis Calya bertaut. Siapa Airish? Seingatnya, Arion tak memiliki adik atau kakak perempuan.   Pacarnya kah?   ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD