Lila berjalan pelan menyusuri jalanan tak jauh dari apartemen. Dia sendiri tidak tahu mau ke mana. Yang pasti dia butuh udara segar untuk sedikit merilekskan pikirannya yang kacau karena sikap Hannan yang begitu dingin padanya. "Gue harus ke mana malam-malam begini? Mana bawa bekal lagi," gumamnya lirih sambil menatap kotak makanan yang digenggam erat. Entah kenapa, nasi goreng yang sudah dingin itu, ikut ia bawa pergi. Mungkin, jauh di dalam hati, dia hanya tak ingin makanan itu kembali dibuang oleh Hannan. Seperti roti panggang tadi pagi. "Mau gue kasih siapa nasi goreng ini? Masa iya dibuang… sayang banget, masih bagus kok, cuma dingin aja," pikirnya lagi, matanya sibuk meneliti sekitar, mencari barangkali ada orang yang membutuhkan. Tak lama, pandangannya tertuju pada seorang wani

