“Brak!” Pintu dibuka dengan kasar dan sosok pria yang kini ditemani dua wanita dikanan kirinya itu hampir melemparkan sesuatu kepada si lancang yang membuka pintu ruangan tanpa permisi namun niatnya urung saat melihat siapa yang berada di depan pintu sana. “Alex?” Joshua menatap sosok yang berjalan kearah sofa itu dengan alis mengerut sebelum akhirnya tawa sumbang menggema dari balik bibirnya, “Kau sudah tidak tahan dengan hasratmu dan akhirnya kau datang kemari? Kupikir kau benar-benar berhenti dan tobat setelah apa yang terjadi pada Luna.” “Jangan banyak bacot!” ucap Alex kesal sembari mengisi gelas kosong dengan minuman berwarna pekat yang telah dipesan oleh Joshua. Alex meneguknya dalam sekali tegukan seolah sedang meminum air putih. “Apa yang membuatmu begitu kesal, hah?” Joshua te

