Untuk sesaat tubuh mungil itu mematung, tak berani bergerak satu inchipun saat jemari sang tuan hinggap di bibirnya. "Apakah mie-nya benar-benar panas hingga membuat bibirmu melepuh?" jemari besar itu bergerak perlahan, mengapa sudut bibir Luna yang terlihat lebih basah dan berwarna dari biasanya. "Maaf, Tuan." Luna langsung menundukkan kepalanya begitu jemari sang tuan pergi dari bibirnya. "Makan ini, saya rasa yang kelaparan saat ini adalah kau bukan saya." Alex menunjuk mie rebus didepannya dengan lirikan mata. "Maaf, saya tidak lapar." Luna tergagap dengan kepalanya yang spontan menggeleng keras. "Kalau saya bilang makan ya makan!" nada suara Alex penuh penekanan hingga membuat Luna langsung duduk, meraih mangkuk dan memakan mie rebus yang masih panas itu tanpa meniupnya terlebih

