Siang Elang pulang. Memastikan kondisi calon istrinya, sekalian menemaninya makan siang. Sedikit mengkhawatirkan melihatnya masih terbaring dengan wajah meringis pucat. Serius, baru kali ini juga Nara PMS sampai separah itu. Bukan hanya kram perut, berkeringat dingin hingga menggigil. Dia bahkan sampai kliyengan lemas, karena darah yang keluar juga lebih banyak dari biasanya. Nyeri perutnya sedikit membaik, setelah minum obat yang Ruth ambil dari rumah sakit. Kompres di perutnya sudah beberapa kali diganti airnya. “Kalau nanti belum membaik, mama bilang mending ke rumah sakit saja. Takutnya kamu malah ngedrop, karena kehilangan banyak darah sampai lemas gini. Ya?” bujuk Elang melihat Nara tertatih keluar dari kamar mandi. Buru-buru menuntunnya ke tempat tidur. Nara menggeleng. Entah sud

