Beberapa hari kemudian, akhirnya telah tiba di mana Devan kembali masuk kerja, ia telah mengakhiri masa cutinya dan kini Ara dan Jenny sedang menunggu Devan di apartemen. Entah kenapa Ara masih saja merasa malu bila harus bertemu dengan Devan setelah kejadian beberapa hari yang lalu. Ara dan Jenny terlihat sedang menikmati sarapannya sembari menunggu Devan. Namun Ara sedari tadi terlihat hanya diam melamun dan belum menyentuh makanannya sama sekali. “Ra!” “Eum?” “Melamun lagi. Udah Kak Devan itu ngga usah di pikirkan terus, sebentar lagi juga nyampe.” “Hah? S-siapa yang memikirkan dia? Aku tidak memikirkannya.” Jawabnya sedikit gagap dan disertai senyum malu-malunya. “Perkataan kok ngga sesuai dengan sikapnya.” Sindir Jenny hingga membuat Ara menatap Jenny dengan mata yang melo

