Panggilan dari Arga yang terputus di ayunan kayu telah meninggalkan luka, namun juga kejelasan. Dara telah memilih. Namun, keputusannya segera diuji oleh kenyataan profesional. Keesokan paginya, saat Dara baru saja selesai menyuapi Ayah dengan cerita tentang persidangan fiktif di kantor desa, ponselnya berdering lagi. Kali ini bukan Arga, melainkan Bu Sonya, Senior Partner di firma hukum ternama Jakarta tempat Dara bekerja. Dara mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, memasang suara profesional yang sudah lama tidak ia gunakan. "Halo, Bu Sonya. Ada yang bisa saya bantu?" "Dara, syukurlah kamu angkat. Ada apa dengan sinyalmu? Kami hampir menyerah menghubungimu," suara Bu Sonya terdengar tajam dan tanpa basa-basi. "Saya tidak akan bertele-tele. Tim Litigasi mengalami kekurangan ten

