Razor tersenyum tipis, "Tadinya aku hanya ingin memelukmu jika kau benar-benar datang menemuiku," ujarnya sembari memajukan tubuhnya ke depan. Suara Razor yang berubah menjadi semakin lembut dan hampir terdengar seperti desiran angin malam, membuat Alexa mengamati pria berwajah keras itu dengan tatapan curiga. "Tapi ... sekarang aku rasa itu tidak cukup. Seseorang telah membuat moodku benar-benar buruk hari ini. Dan hanya kau yang bisa membantuku untuk memperbaiki perasaanku ini." Seakan badai salju di bulan Desember sedang berhembus di dalam room, Alexa seketika merinding. Ia tentu tahu apa yang baru saja Razor maksudkan. Ia tahu ke mana arah pembicaraan ini akan berujung. Dan meskipun ada bagian dalam dirinya yang merindukan sentuhan pria ini, namun hatinya—justru merasa gelisah. Ia

