"Bukankah biasanya dia dan Kakek selalu memiliki pendapat yang sama tentang pria yang berada di sekitarku. Bagaimana jika kali ini dia juga berpikiran kalau Om Razor tidak pantas untukku?" dengan wajah lelah, Alexa menjatuhkan tubuhnya ke belakang. Membuat kepalanya terhempas ke atas permukaan kasurnya yang empuk. "Sebenarnya Om Razor tidak buruk," gumamnya. Seiring dengan itu ia membayangkan wajah keras Razor. "Dia hanya ... sedikit lebih dewasa." Sesaat, Alexa menghembuskan napas lalu menoleh ke samping. Ke arah ponselnya yang masih berada di dalam genggaman tangannya. "Tapi ... selain sangat dewasa, Om Razor juga seorang pria bayaran. Bagaimana ini?" ujarnya sambil menggigit bibirnya dengan cemas. Takut jika Cassie akan menceritakan tentang Razor pada kakeknya. Meski sebelumnya sahab

