Udara malam Jakarta seolah menghangus sejak Dante menahan pergelangan tangan Kana di lorong belakang dapur. Momen itu—yang seharusnya hanya berlangsung sedetik—masih terasa berdenyut di kulitnya. Sentuhan yang tidak pernah ia izinkan pada siapa pun, tapi justru ia biarkan dari satu pria yang seharusnya ia hindari. Dante Arjuna. Chef jenius. Lelaki yang tidak mengenal kata “mundur”. Api hidup yang tak bisa dimatikan. Dan sekarang, setelah babak intens yang hampir meruntuhkan batas mereka di dapur, Kana kembali ke apartemennya… tetapi pikirannya tertinggal di Arjuna Flame. Tepat di tangan Dante yang tadi merayap pelan di pinggangnya, bersamaan dengan tatapan gelapnya yang tidak hanya melihat tubuhnya—tetapi membedah jiwanya. Kana membuang high-heelsnya. Napasnya tersangkut. Jantungnya be

