Chapter 1 - Aldino

499 Words
Pemuda itu bernama Aldino, kawan-kawan sering memanggilnya Aldi, sedangkan nama panggilan di keluarganya adalah Dino. Aldino sekarang duduk di kelas 2 SMA. Dia adalah seorang pemuda yang tumbuh dengan sehat, kuat dan tampan. Aldino mempunyai seorang kakak perempuan yang bernama Andini Astuti dan seorang adik perempuan yang bernama Dina Pristiwaningsih. Andini sering dipanggil Dini, sedangkan si gadis terkecil sering dipanggil Dina. Jadi ketika mereka bertiga berkumpul, Papa dan Mama mereka cukup menggunakan satu nama panggilan untuk membuat mereka bertiga menolehkan kepalanya. Din. Baik Dini, Dino dan Dina semuanya akan menolehkan kepalanya. Keliatannya, Papa dan Mama sudah merencanakan memberikan nama putra-putri mereka sejak jauh-jauh hari. Jahat bener ngrencanain ngeprank anak-anak mereka jauh-jauh hari bahkan konsisten selama bertahun-tahun. Dino terlahir dari keluarga yang berkecukupan, Papa adalah seorang pengusaha sukses dibidang shipping atau pengurusan cargo sedangkan Mama adalah seorang ibu rumah tangga yang memilih merawat badannya dengan ngegym sendiri di rumah. Rumah Dino terhitung luas dan terdiri dari banyak kamar, jadi nggak mungkin kalau Mama ngebersihin semuanya sendirian. Alhasil, sejak Dino bisa mengingat, mereka sudah memiliki asisten rumah tangga di rumah ini. Papa sering berpergian keluar kota untuk urusan bisnisnya dan Mama sering menemaninya. Apalagi kalau perginya keluar negeri, pasti Mama ngotot mau ikut. Sekalian piknik alasannya. Kami, anak-anaknya? Ditinggal saja sendirian di rumah. Tentu saja dengan asisten rumah tangga yang siap sedia melakukan pekerjaan rumah untuk kami. Dan justru karena kebiasaan orang tua mereka itulah Dino akhirnya mempelajari sesuatu yang terlalu cepat sebelum waktunya. Saat Dino kelas 3 SMP, ada 5 orang ART yang bekerja di rumah mereka. Mbak Lastri, Mbak Tini, Iin, Bulek Darmi dan Bulek Ijah. Dua orang ART tersebut yang biasa dipanggil bulek oleh Dino sudah berumur paruh baya sedangkan yang tiga sisanya masih berumuran remaja. Dan dari kelima wanita tersebut, dua diantaranya manis banget dan menjadi cinta monyet pertama Dino. Dino memang terhitung pemuda yang bisa dibilang nggak gaul, dia jarang keluar rumah atau nongkrong bersama-sama temannya. Dia lebih sering bermain game di kamarnya dan membaca buku disana. Dino hanya sesekali akan keluar saat Papanya marah-marah dan menyuruhnya untuk berangkat latihan taekwondo, sekedar untuk berjaga-jaga diri. Selain itu, Dino akan menghabiskan waktu di dalam kamarnya dan asyik dengan dunianya sendiri. Pada saat Dino kelas 3 SMP, Papa memasang jaringan internet ke rumah. Dino yang waktu itu sudah tidak begitu gaptek dengan senang sekali meminta satu set komputer di kamarnya yang langsung disetujui oleh Papanya. Perkenalan awal Dino dengan komputer sangat menyenangkan, layar monitor di depannya itu menjadi seperti sebuah jendela yang bisa membuatnya melongok dan melihat ke seluruh dunia tanpa meninggalkan kamarnya. Hingga akhirnya, Dino tersesat dalam rimba belantara jejaring web dan masuk kedalam situs yang menawarkan sesuatu yang baru dan asing bagi Dino, si pemuda SMP yang lugu. Situs porno. Dino yang awalnya tidak tahu menahu soal hubungan seks antara lelaki dan perempuan begitu terpesona oleh kegiatan itu. Dan sejak saat itu, tiada hari tanpa Dino lalui dengan melakukan onani sebanyak minimal 3 kali sehari di depan layar komputernya sambil menikmati video adegan syur di sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD