Clokk..clokk.... Alunan nada tancapkan sekop membising, membongkar tanah dari gunungan lonjong. Di ujungnya terdapat nisan yang masih baru. Beberapa gerakan terus Safira kerahkan demi membongkar kuburan yang tak lama baru dibuat itu. Seolah tak peduli tangannya melepuh akibat gesekan ganggang sekop. Yang diinginkannya hanya satu, sesuatu berwarna putih di balik tanah itu. Kain kafan pocong. Sudah beberapa menit berlalu. Namun Kafan pocong Karina belum juga terlihat. Padahal tanah yang Safira gali sudah membumbung tinggi. Peluh keringat juga mengalir deras, bercampur dengan tanah kuburan hingga menodai tubuh wanita itu. Senyum sinis tertarik dari sudut bibir Safira. Netranya menangkap sesuatu berwarna putih terkubur di balik tanah hitam. Kafan! Apalagi. Ia mempercepat gerakannya, agar s

