Pagi menyongsong, namun langit masih redup. Mentari juga absen hari ini. Akibat hujan semalaman yang disertai petir, beberapa pohon terlihat tumbang. Sebagian kehilangan rantingnya. Jalanan juga begitu basah dan lembab, becek dihiasi genangan air yang tertampung. Terlihat awan hitam menggumpal di atas sana. Agaknya masih malas untuk enyah. Bahkan, rintikan kecil masih awet dari semalam. Hawanya yang dingin menghisap setiap kulit, dan membuat bulu roma kian berdiri. Waktu menunjuk pukul 06.15 pagi, ketika Azam pulang dari rumah Farhan. Ia terlihat tergesa-gesa sekali, takut kalau Safira memarahinya gegara tidak tidur di rumah. Ia membuka pintu dengan kunci cadangannya yang selalu berdiam diri di sakunya. Kaki Azam melangkah lunglai memasuki rumah yang masih gelap. Semua lampu masih padam

