Bercinta Membara 21+

747 Words
Ingat, Cerita ini sangat vulgar, bagi yang belum cukup umur... harap tidak membaca... terima kasih :) **** Andre mencabut kedua jarinya, sekarang ia memasukkan kejantanan itu. Ia mencium bibirnya yang merah merona, sedangkan Nata membalas ciuman dari abangnya. Hubungan terlarang sangat berat baginya. Namun, dia akan menanggung semua jika pun dia hamil sekali pun. Perlahan Andre menyentuh ujung dinding liangnya kemudian digesek-gesek sebagai pemanasannya, Nata melenguh, mengerutkan alisnya. Saatnya Andre menerobos kepala kejantanannya liang itu,  belum bisa mendobrak pintu itu, Nata memekik tertahan yang dirasakan oleh Andre diberikan untuknya. "Sempit banget, Nat!" mengerang si Andre, "Eum.. Sasa-sakiit!" lenguhnya tak dapat ditahan bagian liangnya benda yang besar memaksa untuk menerobos pintu yang tertutup rapat itu. Ia terus memaksanya untuk masuk dan menekan kuat, dan akhirnya. Terdengar sesuatu yang tersobek pada seraputnya kehormatan miliknya telah direnggut oleh Andre. Suara isak tangisan dari Nata terdengar olehnya, kepedihan yang begitu dalam Andre menghapus butiran air mata yang jatuh dari sudut kelopak matanya. "Maaf, Abang janji pertanggungjawabkan semua ini, Abang sayang kamu." Dielus kedua pipinya telah dibasahi oleh air matanya. Mata sayup milik Nata tertegun mendengar ucapan dari abangnya. Andre pun kembali mencium ubun kepalanya, mata, hitung, pipi, dan terakhir bibir. Isak tangisannya telah berhenti, masih terasa perih dan nyeri pada liang dinding, akibat kejantanan milik Andre. *** Hari sudah sore, Nata membuka kedua matanya, pelukan hangat dari Andre tercium aroma maskulin parfum miliknya. Pada saat turun dari tempat tidur, ia menemukan bercak darah pada kain putih itu. Tidak merasakan sesuatu yang terjadi apapun. “Aw!” Rintihnya tertahan. Andre membuka mata dari terpejam ketika mendengar seseorang merintih. Sosok mungil telah bangun membelakanginya. Nata mengangkat kepalanya butiran bening kembali jatuh dari pelupuk matanya. "Maaf, ini kesalahan Abang sendiri. Seharusnya tidak memaksa elo lakuin terlarang, Abang memang beejaat, iya, kan?" Andreas mengakui kesalahan terbesarnya. Ia tidak membalas, senggukan dalam isak tangisnya masih terdengar. •••• Nata kembali ke kamarnya, sedangkan Andre tengah sibuk mengurus beberapa pekerjaan tertunda itu. Lalu ia keluar dari kamarnya untuk mencari sosok abangnya itu, takut mengganggu kegiatan kerjanya. "Bang," panggil Natasha dari luar kamar pintunya. "Masuk saja, Nat!" responsnya. Ia pun masuk dan menutup kembali pintu itu. Masih malu kucing, sosok lelaki itu memutar kursinya menatap sosok tubuh kecil yang dulu manja. "Sini, kenapa berdiri di situ?" Seperti tahu isi hatinya. Ia pun melangkah kaki menuju tempat Abang itu berada, tangannya meraih pinggangnya ke pangkuan. Andre menyingkirkan anak rambut diselipkan daun telinganya. "Sudah lebih baik? Apa masih sakit?” tanya Andreas, Nata menggeleng kepalanya lambat. “Lalu, kenapa terlihat murung seperti itu?” tanya Andre lagi. "Aku takut, kalau Om Robert tahu soal hubungan yang kita lakukan tadi siang?" jawabnya memainkan ujung baju kaosnya. Andreas senyum ciut, "Kalaupun, Om tahu. Kita tinggal menikah, saja," ucapnya tenang. Nata mengangkat kepala ditatap kedua mata milik abangnya, kedua mata bertemu secara intens. "Apa Abang cinta sama Nata?" Pertanyaan pertama keluar dari mulutnya. "Cinta! Dari dulu Abang sudah cinta kamu,” jawabnya tidak mengada-ngada. "Tapi, kita..." "Abang tahu, kamu takut kalau Om Robert melarang hubungan ini, kan?" Potongnya seperti mengetahui semua isi pikiran Nata. Lama terdiam, Andre gemas dengan bibirnya itu kemudian ia mencium bibirnya, Nata melingkar kedua tangan pada leher Andre. Ciuman hangat sesama suka dan saling mencintai persaudaraan. "Abang masih ingin dirimu lagi, boleh?" Andre meminta jatah lagi kepada Nata. Ia mengangguk mengizinkan Andre lakukan hubungan terlarang sekali lagi. Dia akan perlakukan lebih lembut lagi agar rasa sakit di bagian vaginanya. Desahan pertama dari Nata terdengar. Dia mengangkat bajunya ke atas. Kecupan demi kecupan untuk tubuh mulus itu. Tidak lupa berikan tanda kissmark pada leher. Nata menikmati sentuhan dari Abang tercinta. Ia bagaikan jalang diselimuti oleh angin malam yang dingin. Bagaikan ular betina disentuh oleh majikannya. "Hmm..," lenguhnya, membangkitkan semangat Andre telah turun bagian pusar perutnya. Dia menyelip masuk kelima jari di celana dalamnya, disentuh pertama yaitu klitorisnya. Ditekan membuat Nata bangkit berdiri seperti ingin mengeluarkan sesuatu dari sana. Dilepaskan celana dalam warna hitam itu. Terpampang jelas, bulu sedikit pun tak terlihat. Dielus pelan-pelan, ditekan sekali lagi, kaki yang satu terangkat olehnya. Nata menanti rasa kenikmatan, seperti cacing kepanasan. Satu jari masuk ke liang pintu tersebut. Dua gunung kembar telah mengeras dan tegak, dia pun mengisap seperti bayi besar mendapatkan s**u hangat. Nata meremas rambut Andre, ditekan sedalamnya sehingga dia sulit untuk bernapas. Suara raungan desah milik Nata menggema di seluruh ruangan kamar itu. Sungguh luar biasa Andre, sulit untuk melepaskan ikatan cinta ini. Sekian lama ditunggu telah dia dapatkan, ia terus memacu keluar masuk miliknya yang amat mendalam.     
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD