*** Pagi tak seperti biasa, Tisha berangkat ke kantor tanpa semangat. Perempuan itu memasuki lift yang pintunya baru saja terbuka. Matanya menunduk ke arah lantai, seolah di sana ada benda menarik yang dapat menyenangkan hatinya. Namun, tidak ada apa-apa di sana yang dapat menghiburnya. Wajah itu masih murung meskipun semalam sudah berusaha kuat untuk mengikhlaskan apa yang terjadi. Tisha tak pernah seperti ini meskipun Arka sering kali memarahinya. Natisha hanya tak bisa benar-benar melupakan kejadian semalam, di mana ia dan Arka bertengkar soal banyak hal. Terutama tentang hubungan Arka yang selama ini tersembunyi. Meski semalam Tisha berusaha untuk melupakannya, tetapi masih saja ingatan membawanya pada kenangan yang tidak menyenangkan itu. Meski logikanya mengatakan bahwa tidak a

