***
Arka menatap Tisha dengan tatapan sebalnya seperti biasa. Muka tebal. Begitu yang ada dalam pikiran Arka mengenai Audi Natisha. Kini, sekretarisnya itu benar-benar membuktikan ucapannya semalam yaitu menolak untuk didepak dari perusahaan.
Baiklah, karena Arka masih menginginkan sesuatu dari Tisha, Arka pun akan melupakan kejadian semalam. Ia tidak akan mengungkitnya dan mengusir Tisha dari tempat ini. Dirinya akan tetap menganggap Natisha sebagai sekretarisnya.
“Pagi.” Dengan malas Arka membalas sapaan Tisha.
Namun, bagi Tisha itu adalah suatu keajaiban setelah tadi malam mereka sempat adu urat. Tisha memicingkan matanya, curiga pada bos galaknya.
“Kenapa kamu?” Melihat bagaimana Tisha memicingkan mata, membuat Arka bertanya padanya.
Natisha menggelengkan kepala. Sikap Arka
