Chapter 2

1120 Words
Hunt baru saja akan pergi menuju Brazil, ia harus menemui seseorang disana untuk bisnis. Sebelum ia benar-benar pergi, Gary muncul di hadapannya dan melempar setumpuk berkas berisi data beberapa wanita yang diinginkan Hunt. Lelaki itu terlihat kesal karena harus berkeliling ke beberapa tempat untuk mendapatkan data itu. “Kau membuatku lelah, Grif! Cepat pilih! “ ujar Gary. “Kau sungguh menyebalkan! Aku harus segera pergi ke Brazil,” Hunt terlihat kesal, ia menghela napas kasar lalu melihat ke berkas itu. “Bagaimana? “ “Cari lagi! Mereka tidak cocok! “ Gary mendengus kesal, ia mengambil lagi data itu lalu dilemparkannya kedalam tempat sampah. Ia kembali mencari wanita untuk Hunt, kali ini Gary akan berkeliling Chicago. Hunt tidak menggubris Gary, ia sangat tahu bagaimana orang kepercayaannya itu. Meski kesal, Gary tetap akan menjalankan tugasnya hingga selesai. *** Hunt tengah berada di Brazil, ia bertemu dengan pimpinan mafia disana. Mafia dengan sebutan De Rio, adalah salah satu mafia yang bekerja sama dengan Camorra dalam urusan jual beli senjata dan obat-obatan terlarang. Pimpinannya bernama Dekrit Lopez, seorang lelaki plontos berusia lima puluh tahun dengan tinggi 170 cm berkulit hitam. Ia terkenal sebagai bandar obat-obatan terlarang dan juga memiliki beberapa eksperimen gila. Dekrit selalu menjadikan beberapa pengikutnya untuk di uji coba. Menjadikan orang itu sebagai senjata untuk melindunginya dan juga untuk di jual pada beberapa pimpinan mafia lain seperti Hunt. “Kau terlihat tak berselera, Grif. Apa bisnismu mulai hancur? Hahahaha, “ ujar Dekrit sembari menghisap cerutunya. “Dasar tua bangka! Jika ada yang hancur, bisa dipastikan kau lah yang pertama mengalaminya! “ celetuk Hunt. “Hahahaha, baiklah. Kita langsung saja, sepertinya kau terburu-buru kali ini. “ Dekrit memanggil tiga orangnya untuk masuk. Dua lelaki dan satu wanita masuk kedalam ruangan itu. Perlu diketahui, mereka tengah berada di markas De Rio. Hunt mengeryitkan dahinya, ia benar-benar melihat seorang wanita dengan badan kekar yang hanya mengenakan kaos tipis dan celana jeans. “Apa kau sedang bercanda denganku? “ tanya Hunt dengan nada kesal. “Tenanglah, jika kau tak percaya pada wanita itu, kau bisa mengujinya. “ Dekrit beranjak dari tempatnya, ia menembak langsung ke arah wanita itu. Dan dengan cepat wanita itu menahan tembakan dengan tangannya. Peluru itu bersarang ditangan wanita itu, tetapi tidak melukainya sama sekali. Bahkan darahnya hanya keluar sedikit. Hunt yang melihat hal itu hanya berekspresi datar, ia menyeringai lalu mengeluarkan tas yang berisi uang. “Hahahaha, sesuai kesepakatan. Senang berbisnis denganmu, Grif! “ ujar Dekrit. “Aku pergi dulu, wanita itu akan ikut bersamaku. “ Hunt berjalan keluar dari ruangan itu diikuti beberapa pengawalnya beserta sang wanita yang sudah ia beli dari Dekrit. *** Gary tengah duduk di ruang kerja Hunt. Lelaki itu menunggu Hunt disana sejak dua jam lalu. Ia sudah merasa bosan saat ini, beruntung saat ia memutuskan untuk pergi, Hunt masuk kedalam ruangan itu. “Kenapa kau begitu lama dengan pak tua itu? “ tanya Gary kesal. Ya, lelaki itu kesal karena ia tak diijinkan untuk ikut. Karena tugasnya untuk melindungi Hunt kemanapun dan dimanapun lelaki itu berada. “Mana? “ tanya Hunt singkat. Gary menyodorkan berkas berisi data wanita lagi pada Hunt. Sayang kali ini ekspresi Hunt aungguh tidak menyenangkan. Gary yang mengetahui hal itu hanya bisa berdecak kesal. Hunt kini duduk di singgahsananya, ia meletakkan berkas itu diatas mejanya lalu membuka laptopnya. “Kau tahu presiden Amerika? “ tanya Hunt. “Ya, kenapa? “ “Aku ingin anaknya yang menjadi wanitaku! “ ujar Hunt dengan seringaiannya. “Kau gila! Bahkan anak itu masih gadis kecil yang bersekolah, “ protes Gary. “Aku tahu, maka dari itu ia sangat cocok. “ “Astaga, kegilaanmu sepertinya sedang kambuh. Apa aku perlu menembak kepalamu agar kau sadar, Grif. “ “Kau bahkan tak berani menyakitiku, bagaimana bisa kau menembakku? “ “Sial! Kau selalu saja merepotkanku! “ “Dan kau selalu menjalankannya dengan baik, Gary. “ Hunt terkekeh melihat kekesalan yang ditunjukkan Gary padanya. Pada akhirnya lelaki itu menjalankan keinginan Hunt. “Aku akan memberikanmu waktu satu minggu untuk membawa gadis itu kemari tanpa ada yang tahu! “ “Dasar gila! “ celetuk Gary yang langsung menutup pintu dengan kasar. Hunt tertawa lepas saat Gary sudah tidak terlihat lagi. Kini Hunt kembali mengawasi anak presiden yang menjadi targetnya melalui laptopnya. Ya, Hunt dapat dengan mudah melihat gerak-gerik semua orang dari layar kecilnya itu. Hunt memiliki perangkat bernama BTS atau Base Transceiver System, alat ini telah dikembangkan oleh Hunt sendiri. Alat yang awalnya hanya dapat melacak frekuensi telepon, kini menjadi lebih canggih karena dapat melihat secara langsung dari kamera yang ada di seluruh dunia, dengan sinyal yang di dapat dari satelitnya sendiri. Tentu saja lelaki itu memiliki satelit pribadi yang ia luncurkan beberapa tahun silam, dan mempermudah pekerjaannya. Hunt tersenyum saat melihat tingkah gadis yang muncul di layarnya. Bahkan ia sudah tak sabar untuk menanam benihnya pada gadis itu. “Sebentar lagi, kau akan menjadi milikku! Paula Jacobs, “ gumam Hunt. KLING Ponsel Hunt berdering, satu pesan masuk dan langsung ia baca. ‘Tuan Larry berada di New York, sepertinya ia gagal dalam tugas mendapatkan senjata biologi untuk uji coba. ‘ BRAK Hunt menggebrak meja, lelaki itu terlihat emosi dengan kegagalan Larry. Larry York Dickerson adalah adik Hunt yang memegang wilayah New York dan Chicago. Berbeda dengan Hunt, Larry sering kali gagal dalam tugasnya. Tentu saja hal itu membuat Hunt turun secara langsung untuk membereskan masalah adiknya itu. “Dasar bodoh! “ maki Hunt. Lelaki itu kini beranjak menuju mobilnya, ia melajukan mobil itu jet pribadinya yang berada di hanggar miliknya. Tentu saja letaknya berada di dalam hutan Redwood. Lebih tepatnya hanggar rahasia yang berada di bawah pepohonan. Hunt menekan tombol pada layar ponselnya, dan menampilkan sebuah jalan untuk menuju hanggar miliknya. “Kita menuju New York sekarang! “ ujar Hunt. “Baik, Tuan. “ Tak membutuhkan waktu lama, Hunt sampai di New York dengan wajah yang tidak dapat ditebak. Ia mengeluarkan shotgun kesayangannya dan menembak lengan Larry. Lelaki itu berteriak kesakitan, meski timah panas itu hanya menggores kulit bagian luarnya. Namun, rasa sakit yang dirasakan seperti tertusuk pisau. "Dasar gila! Teganya kau melukai tubuh indahku!" maki Larry. "Anak bodoh! Kau membuatku kehilangan jutaan dollar. Masih untung bukan kepalamu yang kutembak!" ujar Hunt dengan emosi. "Maaf, kak! Aku masih baru didunia ini. Kau biasa memberikan tugas untuk mengejar seseorang, kenapa sekarang kau menyuruhku mengejar sebuah senjata yang murahan." Hunt kembali mengarahkan shotgunnya ke kepala Larry. Membuat tubuh lelaki itu bergetar dan akhirnya ia meminta maaf. "Sudah kukatakan jangan sampai kehilangan senjata itu, kenapa kau tak mendengarkanku? Sekarang, siapa yang mendapatkan senjata itu?" tanya Hunt. "Tuan Stanley dari Australia, ia membeli senjata itu dengan harga fantastis, dan aku melepaskannya karena anak buahku akan mendapatkannya saat ini," jelas Larry. Hunt mengerutkan dahinya, ia tak begitu mengerti dengan perkataan adiknya itu. "Apa maksudmu?" "Tuan, ini senjata biologi yang anda inginkan," seorang pesuruh memberikan koper yang berisi senjata biologi yang diinginkan Hunt. "Apa itu?" tanya Hunt. "Kakak, ini adalah senjata yang kau inginkan. Kau bisa lihat, aku mendapatkannya tanpa harus mengeluarkan uangmu yang berharga itu," terang Larry. "Bagus! Aku pergi!" pamit Hunt sembari membawa koper yang diberikan oleh pesuruh Larry. Larry hanya berdecak kesal, kakaknya itu sungguh tak memujinya atas keberhasilan mendapatkan senjata berbahaya itu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD