2.Dunia sempit ya!

2003 Words
   Bell pulang sudah berbunyi, semua siswa-siswi berhamburan keluar untuk segera pulang, wajah lelah di gantikan wajah semeringah karena bell pulang begitu juga dengan sosok gadis cantik yang sedang berjalan keluar gerbang dengan kila sahabatnya. "Rain gue duluan ya" ucap kila ketika supir yang ia tunggu sudah menjemputnya "Iya kila" ucap raina , ia lalu mengangguk ketika kila sahabat nya sudah memasuki mobil jemputan nya dan tak lupa ia juga melambaikan tangan. Raina kembali berjalan ke depan jalan besar untuk menaiki angkutan umum, entah kenapa ia malas untuk membawa motor ke sekolah hari ini. "Rain mau bareng?" Ucap yudi, salah satu teman kelas raina. Sedangkan raina memberhentikan langkah kecil nya sebentar, dan menengok ke arah motor yang berhenti di samping nya. "Enggak yud, gue mau pergi sebentar" ucap raina "Mau gue anter gak" ucap yudi "Eh gak usah" ucap raina "Yaudah, gue duluan ya na" ucap yudi, sedangkan raina hanya mengangguk dan tersenyum manis. Raina kembali melanjutkan jalan nya ke depan jalan besar. Ia menunggu selama beberapa menit, yang ia tunggu datang juga, angkutan umum berwarna biru , ia melihat kedalam angkutan umum tersebut sebelum menaiki untung saja ada beberapa ibu-ibu yang menaiki, karena raina sedikit parno untuk naik angkutan umum jika sepi. Raina menaiki angkutan umum dengan senyum manis nya yang mengarah ke ibu-ibu yang lebih dulu sudah berada di angkutan umum tersebut, seolah menandakan bersikap sopan, ia duduk persis di belakang supir tak lupa ia mengeluarkan hape nya, dan memasang headset di telinga nya ia menyetel lagu untuk menemani nya selama di angkutan umum, karena tak ada teman mengobrol. "Bang kiri bang" ucap raina, ketika melihat bahwa ia sudah sampai di tempat tujuan nya. Ia memberi uang sebelum ia menuruni angkutan umum tersebut. Raina berjalan yang tentu sudah mencopot headset di telinga nya, ia berjalan menyusuri pemakaman yang tertata rapih, ia tak perlu lagi melihat sana kemari untuk mencari atau bertanya kepada penjaga makam, seolah ia sudah sering kesini jadi ia tak usah lagi harus susah menemukan satu makam yang sering ia kunjungi. "Maaf kali ini gue gak bawa bunga kesukaan lu" ucap raina, ia berjongkok dengan memegang nisan bertulis Rana Felicia. Rana adalah sahabat raina sejak dulu, raina sangat menyayangi rana yang sudah seperti adik bagi nya. "Gue udeh ketemu dia" ucap raina kembali, sambil tersenyum sedih ke arah batu nisan yang sedari tadi ia pegang dengan lembut. Ia berdoa untuk mendoakan sahabat nya tenang di alam sana. "Gue balik dulu, nanti gue kesini lagi" ucap raina, ia lalu beranjak berdiri dan berjalan pulang. Setidaknya hati nya sudah sedikit lega sudah menemui makam sahabat nya, ia berjalan dengan senyuman tulus di wajah nya namun langit mulai menggelap seakan menandakan hujan akan turun, ia melihat langit, menatap langit yang seakan tidak bersahabat sore itu. Raina terus berjalan, sambil menengok untuk memastikan angkutan umum nya sudah ada atau belum, ia berjalan tentu dengan headset yang bertengger di telinga nya kaki nya mulai melangkah mengikuti irama musik yang ia dengar, mulut yang bergumam menyanyikan lagi. Dan tiba-tiba, hujan datang begitu deras nya, raina berlari ke arah halte dengan menjadikan tangan nya sebagai payung untuk tidak membasahi kepala nya, ia mencopot headtset dan memasukkan hape nya ke dalam tas. Di sisi lain, syafiq yang sehabis nongkrong bersama kedua sahabat nya setelah pulang sekolah, memutuskan untuk pulang terlebih dahulu namun sayang, hujan yang deras tiba-tiba datang sialnya syafiq tidak membawa jas hujan, hal hasil tubuh nya basah kuyup. Syafiq yang merasa tak bisa melanjutkan perjalanan nya karena hujan yang semakin deras, memutuskan untuk berhenti sejenak di saat ia melihat sebuah halte dari kaca helm full face milik nya. Ia memberhentikan motor nya, di depan halte dan ia berlari ke area halte untuk berteduh. Syafiq tidak sendiri di halte tersebut, ada wanita berseragam putih abu-abu seperti nya ia memperhatikan nya dari helm full face yang masih bertengger di kepalanya, tangan yang menjulur ke arah hujan, senyum yang mengembang di wajah nya membuat wanita itu terlihat cantik walau dari samping. "Hai, lu anak sekolah mana?" Ucap syafiq tak perlu canggung, atau gugup syafiq sudah terbiasa seperti itu walau hanya sekedar menanyakan hal yang basa-basi. Raina yang merasa di tanyai menengok ke arah pria yang sudah basah kuyup dan masih menggunakan helm full face. "ELU!!" Ucap syafiq ketika melihat siapa wanita yang tadi ia tanyai, bahkan ia puji dengan cantik tanpa sadar. Syafiq membuka helm full face nya. "Dunia sempit" ucap raina, ia lalu mengalihkan pandangan nya ke hujan kembali. "Sial banget ketemu cewek cupu" ucap syafiq, sedangkan raina yang mendengar hanya mendengus kesal dan emmutar bola mata nya dengan malas. "Lu pergi aja dari sini" ucap raina dengan ketus, syafiq hanya diam. Ia duduk di bangku halte sambil memperhatikan hujan, tidak! Ia juga memperhatikan raina diam-diam. "Duduk lu! Gak cape diri mulu" ucap syafiq "Cih! Nyuruh" ucap raina, Hujan semakin deras membuat udara di sekitar pun menjadi dingin raina perlahan memundurkan tubuh nya, dan duduk sejajar dengan syafiq walau masih berjarak. "Lu gak kenal gue?" Ucap syafiq secara tiba-tiba, raina hanya tersenyum miring dengan masih setia menatap hujan,  kaki yang mengayun seolah berirama dengan hujan. "Gak penting buat gue" ucap raina "Tapi tadi pagi jelas lu tahu nama gue" ucap syafiq "Tahu nama doang kan" ucap raina "Lagi juga, siapa yang gak kenal cowok macem lu. Nama lu udeh kedengeran dimana-mana" lanjut raina. "Bagus deh kalo lu tahu gue" ucap syafiq "Eh rumah lu daerah sini" lanjut syafiq. Sedangkan raina hanya mendengus kesal. "Lu gak perlu tahu kan, dan stop sok akrab!" ucap raina dengan ketus, membuat syafiq malah tersenyum simpul menatap wanita yang berada di samping nya. "Lu gak mau nengok ke gue, takut jatuh cinta?" Ucap syafiq, sedangkan raina memberhentikkan ayunan kaki nya membuat syafiq memperhatikan nya. Raina benar-benae bungkam atas perkataan syafiq, ia bingung harus berkata apa. Hujan sedikit mulai reda, disaat pertanyaan syafiq tak terjawab oleh raina. Angkutan umum yang sedari tadi tidak muncul, seolah memberi raina untuk kabur dari pertanyaan tersebut tanpa pikir panjang raina langsung menyetop angkutan umum dan menaiki nya. "Heh! Cewek cupu main pergi aja" ucap syafiq ketika melihat raina menaiki angkutan umum tiba-tiba. "Jantung gue" batin raina, ia memegang jantung nya yang berdegup kencang, ia lega bisa pergi tanpa menjawab. Hanya pertanyaan sepele, namun bisa membuat jantung nya berdegup kencang. Syafiq memutuskan untuk pulang, setelah ia melihat hujan tak begitu deras lagi. Ia melajukan motornya dengan kecepatan standar karena ia tahu jalanan licin, kalau ia ngebut itu akan menjadi kecelakaan kecil untuk diri nya. "Masyaallah bang kamu nekat nerobos hujan?" Ucap sang Ibu yang melihat anak laki-laki nya basah kuyup dari atas sampe bawah. "Tadi neduh ko, cuman ya emang udah basah" ucap syafiq, lalu tertawa cenges-ngesan sang ibu hanya menggelengkan kepala nya. "Yaudah sana mandi" ucap sang Ibu, sedangkan syafiq hanya menaikkan kedua alis nya sambil tersenyum tak lupa ia mencium pipi ibu nya sebelum melangkah ke kamar nya. "Anak itu" ucap sang Ibu bergumam, sambil menatap ke arah anaknya yang sudah menaiki tangga. Syafiq membuka pintu kamar nya, dan melempar tas ke atas kasur miliknya tak pikir panjang ia langsung masuk ke kamar mandi, dan membuka baju yang sudah basah kuyup. Ia mandi untuk membersihkan tubuh nya, membilas tubuh nya yang tadi di guyur air hujan. Setelah membilas tubuh nya, dan sudah memakai baju santai ia langsung merebahkan tubuh nya ke atas kasur king size milik nya, tanpa sadar ia tersenyum mengingat kejadian di halte. "Raina" ucap syafiq dan mengembangkan senyum di bibir nya. "Rain! Pantes dia suka hujan, nama nya aja berbau hujan" ucap syafiq kembali, lalu ia mengambil hape nya dan mengetik nama Raina Mentari Di **. Ia tersenyum ketika sudah menemukan nya, tak pikir panjang ia mengklik lalu menscroll foto-foto yang tertera di Ig raina. "Menarik" ucap syafiq, ketika memperbesar foto raina dengan rambut terurai dan tidak memakai kaca mata. Senyum nya tak kunjung memudar terus menerus memandang foto cantik raina. "Bang" ucap sang Ibu yang ternyata sedari tadi sudah ada di kamar nya, syafiq diam sambil tersenyum memandang foto cantik di layar hape nya. "Ehem" sang Ibu berdehem dengan keras untuk menyadarkan lamunan syafiq, syafiq terlonjak kaget karena kehadiran sang ibu yang tiba-tiba sudah ada di dekat nya. "Ibu" ucap syafiq, sedangkan sang ibu menaikkan kedua alis nya sambil tersenyum jahil, ia tahu anak nya saat ini sedang malu. "Ko gak ngetok dulu" ucap syafiq "Udah ngetok, udah manggil, kamu gak respons gak di kunci ya ibu masuk aja ternyata lagi senyam-senyum sambil mandang foto cewek" ucap sang Ibu "Enggak si, siapa yang senyam-senyum si bu" ucap syafiq "Foto siapa tadi yang di liatin?" Ucap sang Ibu, syafiq langsung menegang di beri pertanyaan seperti itu. "Foto? Foto apaan si bu" ucap syafiq, jelas ia mengelak dari pertanyaan ibunya tersebut "Alah kamu segala ngeles kaya bajai" ucap sang Ibu, syafiq hanya menggaruk tengkuk kepala nya yang tidak gatal , sang Ibu hanya mengelus pucuk kepala syafiq dengan lembut seolah mengerti bahwa anak laki-laki nya sudah besar. "Ayuk makan dulu, ayah udeh nunggu tuh" ucap sang Ibu "Yaudah ayuk" ucap syafiq, ia lalu menggandeng ibu nya dan keluar dari kamar nya, tentu dengan senyum yang menawan. Sang Ibu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak laki-laki nya. "Kaka belum balik bu?" Ucap syafiq "Belum, kaya nya besok baru balik deh" ucap sang Ibu, sedangkan syafiq hanya ber Oh ria saja. Mereka melangkah menuju ruang makan, yang sudah ada sang Ayah. "Kalian kok lama banget, ayah laper tahu" ucap sang Ayah "Ini loh mas anakmu, senyam-senyum sendiri mandangin foto cewek, jadi aku panggil-panggil gak di respon" ucap sang Ibu, sedangkan syafiq hanya menatap seolah tatapan ngambek ke arah ibu nya. "Wah abang sudah besar ternyata" ucap sang Ayah, syafiq hanya tersenyum unjuk gigi Ayah nya tidak tahu saja kalau anak laki-laki nya penkaluk wanita sejati. *** Raina segera masuk ke kamar nya setelah sampai di rumah nya, ia melepaskan baju yang sudah basah karena hujan, tak pikir panjang ia membilas tubuh nya yang habis terkena air hujan. "Akhirnya" ucap raina ketika ia merebahkan tubuh nya di kasur milik nya, terasa nyaman seolah sudah tidak bertemu beberapa hari. Ia telah mengganti baju nya dengan baju santai untuk di rumah nya. Hanya rebahan, dan mendengarkan musik. Namun ia juga membuka sosmed nya yang jarang ia buka dan ada notif masuk dari ** milik nya. SyafiqAlvaroP_ mengikuti anda. "Syafiq follow gue!" Ucap raina, ia terduduk karena terlonjak kaget melihat notif Ig miliknya. Ia mengklik unsername ig syafiq, namun belum mengklik untuk ikuti balik. Ia melihat foto-foto yang aesthetic menurut raina, wajah tampan syafiq terpapang jelas di Ig nya, followers yang banyak, dan comment'an yang selalu memuji itu memang pantas di dapatkan oleh sosok populer tersebut seperti syafiq, tanpa sadar raina menarik sudut bibir nya hingga terbentuk senyum manis. Drrtt Drrtt Drrtt Bunyi hape raina berdering, hingga membuat raina tersadar dari senyuman yang ia bentuk tadi ia langsung melihat siaoa yang menelpon nya. Kilacantik Calling... "Kila" ucap raina, ia seolah bernafas kecewa entah ia berharap siapa yang menelpon nya. Tak pikir panjang ia langsung mengangkat telpon tersebut. "Halo" ucap raina, ia lalu menlaudspeaker dan menaruh hape nya di atas bantal. "Hallo rainnnn" ucap kila dengan suara cempreng nya hingga membuat raina sedikit terlonjak kaget karena teriakan kila. "Kenapa nelpon?" Ucap raina "Emang gak boleh nih? Ko lu gak semangat gitu, kaya kecewa" ucap kila "Ah enggak" ucap raina "Atau jangan-jangan lu lagi berharap seseorang nelpon ya dan itu bukan gue" ucap kila, sedangkan raina hanya menatap hape nya seolah seperti menatap kila. "Ih apaan si kila" ucap raina "Rain, lu di follow syafiq" ucap kila, belum sempat raina menjawab sang Mamah memanggil nya. "Rain, turun" "Iya mah" ucap raina berteriak "Eh kil udah dulu ya, nyokap manggil nih" ucap raina, dan lalu mematikan telpon nya secara sepihak membuat kila ngedumel kesal. Raina lalu menghampiri sang Mamah yang memanggil nya tadi. "Kenapa mah?" Ucap raina, sedangkan mamah nya lagi mempersiapkan makanan di meja makan nya. "Makan dulu, kamu kan tadi kehujanan belum makan juga pasti" ucap sang Mamah, membuat raina hanya tersenyum manis. "Papah belum balik?" Ucap raina "Belum, mungkin agak malem karena tadi telpon ada rapat mendadak" ucap sang Mamah, sedangkan raina hanya ber Oh ria dan menarik kursi untuk ia duduki. "Mamah masak kesukaan kamu loh ini" ucap sang Mamah yang lalu mengambilkan nasi goreng seafood ke piring raina. "Hehe makasih mah" ucap raina "Oh iya, ajak dong kila kerumah lagi" ucap sang Mamah "Iya mah nanti" ucap raina. Ya mamah raina sudah mengenal sahabat anak nya yang bernama kila, raina juga sering menceritakan hal apapun kepada diri nya. Mereka berdua melanjutkan makan nya dengan nikmat, tak henti-henti nya juga raina memuji masakan sang Mamah yang menurutnya terenak di dunia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD