Part 12

1194 Words
Adzan Isya berkumandang, Waktunya seluruh umat muslim untuk melaksanakan kewajibannya. Nara bergegas untuk mengambil air wudhu. Gadis itu mengenakan mukena kemudian menjalankan empat rakaat shalat. Tidak lupa setelahnya berdoa untuk kebaikannya dan kebaikan orang orang yang disayanginya. Setelahnya gadis itu mengambil mushaf Al-Qur'an. Berhubung ini adalah malam Jum'at, jadi ia memilih untuk membaca surah Al Kahfi. Karena faedah dan keutamaanya sangatlah luar biasa. Keutamaan Surat Al-Kahfi Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ "Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka'bah." (HR. ad-Darimi 3470 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami', 6471) Dalam riwayat lain, beliau bersabda, مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ "Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat." (HR. Hakim 6169, Baihaqi 635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami', no. 6470) Bahkan, karena kuatnya pengaruh cahaya yang Allah berikan, orang yang memperhatikan surat Al-Kahfi akan dilindungi dari fitnah Dajjal. Dari Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ "Siapa yang menghafal 10 ayat pertama surat Al-Kahfi maka dia akan dilindungi dari fitnah Dajjal." (HR. Muslim 1919, Abu Daud 4325, dan yang lainnya) Kandungan Surat Al-Kahfi Surat Al-Kahfi adalah surat pelindung dari berbagai fitnah. Fitnah yang paling besar adalah Fitnah Dajjal. Tidak ada Nabi dan Rasul diutus kecuali mengingatkan kaumnya dari besarnya fitnah Dajjal. Kita pun dituntut untuk berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal di akhir Tasyahhud shalat kita. Selain fitnah Dajjal ada 4 fitnah (ujian) yang disebutkan dalam surat Al-Kahfi. Sebagai panduan kita dalam menghadapi berbagai fitnah. Diantaranya : Pertama, ujian karena agama, kisah ashabul kahfi yang lari meninggalkan kampung halamannya dalam rangka menjaga imannya. Kedua, fitnah harta kisah, shahibul jannatain (pemilik dua kebun), yang kufur kepada Tuhannya karena silau dengan dunianya. Ketiga, ujian karena ilmu, kisah Musa dengan Khidr. Musa diperintahkan untuk belajar kepada Khidr, sekalipun beliau seorang Nabi yang memiliki Taurat. Karena di atas orang yang berilmu, ada yang lebih berilmu. Keempat, fitnah kekuatan dan kekuasaan kisah Dzulqarnain. Seorang raja penguasa hampir semua permukaan dunia. Kekuasaannya membentang dari ujung timur hingga ujung barat. Namun beliau jadikan kekuasaannya untuk menegakkan keadilan dan syariat bagi seluruh manusia. Kurang lebihnya seperti itulah penjelasannya. "Sodzakallah hul'adzim" Nara menyudahi bacaannya. Gadis itu meletakkan kitab suci itu pada tempatnya semula dengan rapi. *** Setelah menerima telepon yang cukup panjang itu, Abidzar memasuki kamarnya untuk beristirahat. Untung saja ia sudah shalat tadi, jadi hatinya sudah tenang. Namun saat membuka pintu kamar, Abidzar cukup tertegun melihat penampilan Nara. Pria itu meneguk ludahnya kasar. Bagaimana tidak, isrtinya hanya mengenakan tanktop berwarna hitam yang hanya dipadukan dengan jeans pendek seatas lutut. Sehingga cukup mengekspos paha mulusnya. Rambutnya dikuncir kuda yang menampakkan lehernya yang jenjang. Padahal selama menikah, Nara samasekali belum pernah membuka jilbab di depannya. Lha ini sekalinya lihat, pria itu saja sampai tidak menyangka kalau istrinya bisa se seksi itu. "Ya Allah, gimana gue gak mau nyerang coba kalo dia aja hot begitu!" "Gak lo harus tahan Abidzar, lo udah janji sama diri lo sendiri gak bakal nyentuh dia sebelum dia benar benar siap." Pria itu juga tahu, kalau perasaan istrinya saat ini bukan untuk dia melainkan untuk lelaki lain yang ia tak tahu siapa. Karena beberapa kali ia membaca deary milik Nara yang tak sengaja ia temukan di laci nakasnya. Flashback on Gara-gara dokumennya tertinggal, Abidzar harus bolak balik pulang ke rumah. Lelaki itu mengacak semua meja, rak buku dan juga almari untuk mencari benda yang ia butuhkan. Hampir satu jam tapi belum juga ketemu. Lelaki itu mengacak rambut frustasi. Sedetik kemudian Abidzar ingat kalau ada laci yang belum sempat ia buka. Srettt "Deary?"gumam Abidzar seraya mengangkat benda itu. "Apa ini punya Nara?" Karena penasaran, akhirnya lelaki itu membuka beberapa halaman dan membacanya. Dear Aku gak tahu sampai kapan perasaan ini akan berakhir. Aku sudah berusaha untuk menghapusnya, tapi yang ada aku malah sulit untuk melupakan. Oh hati... Tak bisakah kau berpihak padaku saat ini?bantu aku untuk mencintai lelaki yang kini menjadi suamiku. Aku lelah... Setiap hari harus berperang batin dan pikiran. Batinku yang selalu menyebut namanya sedangkan pikiranku yang menolak untuk tak memikirkannya. Aku letih... Harus mempunyai perasaan untuk lelaki yang tak akan mungkin menjadi milikku Karena saat ini Sudah ada dia yang menjadi pelangkap imanku. #MIAG MIAG?seperti sebuah inisial. Abidzar meremas kuat kertas digenggamannya. Tangannya bergetar. Hatinya seakan ditusuk ribuan belati saat mengetahui fakta itu. Ternyata selama ini istrinya belum bisa mencintainya. Ia tahu, usia pernikahannya belum lah lama. Tapi apa sesulit itu membuat Nara agar memiliki perasaan untuknya? Padahal diluaran sana banyak wanita yang mengemis cinta pada Abidzar. Lalu, semua sikap baik yang Nara berikan kepadanya selama ini itu apa?atau hanya sekedar menggugurkan kewajibannya sebagai seorang istri? Tapi pria itu sudah bertekad untuk membuat Nara jatuh cinta dengannya secepat mungkin. Ingat!Secepat mungkin! Entah dengan cara apapun, ia pasti akan melakukannya. Yang terpenting Nara bisa diluluhkan. Flashback off Abidzar hanya diam di ambang pintu. Gadis itu belum menyadari keberadaannya. Nara duduk ditepi ranjang seraya mengibaskan tangannya di depan wajah berulang kali. "Astaghfirullah, kok gerah banget ya malam ini."gumam Nara Abidzar berdehem kemudian menutup pintu. Sontak Nara langsung menoleh. "Mas,"lirihnya. "Mampus, aku lupa lagi belum ganti."batin Nara meringis. Awalnya gadis itu cuma iseng, memakai pakaian itu. Karena suasana cukup panas dan tadi saat dikamar, ia hanya sendiri. Dan niatnya sebelum tidur ia akan berganti dengan gamis, seperti biasanya. Tapi suaminya sudah terlanjur lihat, dan mau ganti juga sudah kepalang tanggung. Ya sudah lah... "Hai,"Abidzar tersenyum canggung. Pria itu masuk ke kamar mandi membawa handuk. Gemercik air mengalir terdengar dari sanyo. "Apa dia lagi mandi?kayanya tadi sore udah deh. Bukannya kalau mandi di jam seperti ini tidak baik untuk kesehatan?ooo mungkin dia juga kepanasan kali"Nara bertanya dalam hati. Memang benar, waktu sudah menunjukkan pukul 20.20. Nara sempat heran tadi, tapi setelahnya ia bisa saja. Mungkin suaminya juga kegerahan, sama seperti dirinya. Nara mengamati sekeliling ruangan berdominasi putih dan abu itu. Ia baru menyadari satu hal, kalau AC nya lupa belum dinyalakan. Pantas saja...badannya seperti kebakar. Kenapa ia tidak kepikiran dari tadi sih.  Gadis itu mengambil remot AC lalu menyalakannya. Membenarkan posisi tidur senyaman mungkin. Abidzar keluar dari kamar mandi dengan badan yang lebih segar. Rambutnya juga basah, maybe sekalian keramas tadi.Kemudian lelaki itu beringsut ke ranjang petiduran untuk menyusul istrinya yang mungkin sudah menyusuri alam mimpi. Ia berbaring disamping kanan istrinya. Tapi satu hal, pria itu tidak berani menghadap ke arah Nara. Belum sempat ia memejamkan mata, tiba tiba ada tangan mungil yang memeluk pinggangnya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Nara. Lagi lagi ia harus membuang nafas kasar. Kenapa istrinya selalu saja berhasil membuatnya panas dingin seperti ini sih... Pria itu memberanikan diri untuk berbalik ke arah Nara. Menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah cantik istrinya. Mengamati setiap inchi pahatan indah di wajah gadis itu. Mata yang bulat dengan bulu mata tebal, hidung yang sedikit mbangir dan bibir tipis yang selalu membuatnya ingin mencicipinya. Astaghfirullah...kok jadi m***m sih Zar.huh "Kamu cantik juga kalau gak pakai jilbab, dan aku suka"Abidzar mengusap lembut pipi Nara. "Kenapa sih Ra, kamu selalu membuat aku tersiksa seperti ini?Aku capek tau"gerutunya Perlahan Abidzar menyingkirkan tangan mungil itu dari pinggangnya. Berharap setelah ini dirinya bisa tidur dengan aman, tenang, tentram, damai dan sentosa. Mengingat besok ia harus kembali bekerja untuk mencari nafkah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD